-----
PEDOMAN KARYA
Ahad, 07 Juli 2024
Jokowi Presiden
Pertama Berkunjung ke “Butta Panrita Lopi” Bulukumba
Oleh:
Asnawin Aminuddin
Bulukumba secara administratif kenegaraan sudah
berusia 64 tahun dan sudah dipimpin sembilan (9) bupati ditambah tiga (3)
pelaksana tugas bupati. Indonesia sudah berusia 79 tahun dan sudah dipimpin
tujuh (7) presiden.
Di usianya yang ke-64 tahun pada tahun 2024,
barulah pertama kali Kabupaten Bulukumba dikunjungi Presiden Republik
Indonesia, yakni Presiden ke-7 Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi.
Jokowi bersama Ibu Negara, Iriana, serta beberapa pejabat negara, berkunjung ke Bulukumba pada Kamis dan Jumat, 4-5 Juli 2024.
Pejabat yang mendampingi Jokowi dan Iriana, yaitu Menteri Pertanian Andi
Amran Sulaiman, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono,
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Pj Gubernur Sulawesi Selatan Zudan
Arif Fakrulloh.
Jokowi bermalam di daerah wisata Pantai Bira
Bulukumba, Kamis malam, 04 Juli 2024, dan selanjutnya berkunjung ke Pasar
Cekkeng Bulukumba dan RSUD Sulthan Daeng Radja Bulukumba pada Jumat, 05 Juli
2024.
Inilah sejarah pertama kalinya Bulukumba
dikunjungi seorang Presiden RI. Sudah tujuh Presiden RI, yaitu Soekarno
(1945-1967), Soeharto (1967-1998), BJ Habibie (1998-1999), Abdurrahman Wahid
(1999-2001), Megawati Soekarno Putri (2001-2004), Susilo Bambang Yudhoyono
(2004-2014), dan Joko Widodo (2014-2024), dan barulah Presiden Jokowi yang
berkunjung ke Bulukumba.
Saat Presiden Jokowi berkunjung ke
Bulukumba, Bupati Bulukumba dijabat oleh Andi Muchtar Ali Yusuf. Andi Utta,
sapaan akrab Andi Muchtar Ali Yusuf, adalah bupati ke-9 Bulukumba.
Bupati Bulukumba pertama dijabat Andi
Patarai (1960-1966), selanjutnya Andi Bakri Tandaramang (1966-1978), Andi
Hasanuddin (1978-1980), Abdul Malik Hambali (1980-1985), Andi Kube Dauda
(1985-1990), Andi Tamrin (1990-1995).
Kemudian Andi Patabai Pabokori (1995-2000, 2000-2005), Andi Muhammad Sukri Andi Sappewali (2005-2010, 2016-2021), Zainuddin Hasan (2010-2015), dan Andi Muchtar Ali Yusuf (2021-2024).
Tiga Pelaksana Tugas Bupati Bulukumba
yaitu Amien Situru (Penjabat Sementara, 1978-1978), Azikin Solthan (Penjabat, 2010-2010),
dan Muhammad Yusuf Sommeng (Penjabat, 2015-2016).
Kabupaten Bulukumba adalah salah satu kabupaten
dari 24 kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota Kabupaten
ini terletak di Kecamatan Ujung Bulu. Kabupaten Bulukumba memiliki luas wilayah
1.154,58 km² dan berpenduduk 437.610 jiwa sesuai data Biro Pusat Statistik (BPS)
Bulukumba Tahun 2021.
Kabupaten Bulukumba terdiri atas 10
kecamatan, 27 kelurahan, serta 109 desa. Ke-10 kecamatan tersebut yaitu Kecamatan
Ujungbulu, Kecamatan Ujungloe, Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang,
Kecamatan Bulukumpa, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang,
Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro.
Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama
kabupaten dimulai dari terbitnya Undang–Undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang
Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi yang ditindaklanjuti dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978, tentang Lambang
Daerah.
Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari
pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada (ahli
sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu
tanggal 4 Februari 1960, melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994.
Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba
resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten
Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4 Februari 1960, dan
selanjutnya dilakukan pelantikan bupati pertama, yaitu Andi Patarai pada
tanggal 12 Februari 1960.
Butta Panrita Lopi
Butta Panrita Lopi adalah julukan yang
disematkan untuk tanah Bulukumba. Butta panrita Lopi artinya Tanah Pelaut Ulung.
Tak berlebihan memang kalau banyak penjelajah samudera yang handal lahir di
tanah Bulukumba.
Untuk mengarungi lautan samudera, mereka memiliki perahu layar yang tangguh yaitu perahu Pinisi. Perahu yang dibuat dengan sentuhan seni, magis, bahkan penuh filosofi yang disematkan dalam setiap bagian perahu. Butta Panrita Lopi adalah bukti bahwa nenek moyang kita seorang pengrajin kapal dan pelaut yang tangguh.***