PEDOMAN KARYA
Jumat, 19 Juli 2024
Kerbau Hitam - Mahar Selingkuhan
Oleh: Maman A. Majid Binfas
(Sastrawan, Akademisi, Budayawan)
Secara umum esensi dari mahar merupakan pemberian dari calon mempelai pria kepada mempelai wanita, baik berbentuk barang, uang atau jasa yang tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Meskipun, wajib diberikan mahar pernikahan, namun sebagian pihak ada yang berpendapat kehadiran mahar bukan merupakan rukun dalam perkawinan menjadi buah tangan calon suami. Tetapi, di sini saya tidak akan larut pada soal perbedaan buah maharan, nanti akan terjadi liar tanggapan di dalam goresan ini,_ bah getah berhamburan pula.
Sama hal esensinya, bila buah pepaya pun akan bergetah bila tergores atau terganggu. Termasuk, segala apapun yang diakrobatin akan berbuah resiko mesti terjadi dan diterima.
Akan diterima, baik berhadapan mata berfantastis atau tercungkilin hingga tiada terperi, tentu akan berguguran menjadi mautan pula.
Dan Qs al-An'am : 59, telah nyata yang berarti " ... dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya ..."
Yakin dengan lillah, maka Insyaallah apapun akan terjadi_ segala tapak jejak dilakukan telah valid terdata tanpa bisa dipungkiri.
Kelakuan Hati Keras
Lakukan terus tiada henti hingga tabung kelakuannya membludak dan meledak, tentu tanpa diduga akan menewaskan dirimu tanpa tersisa, baik di sini maupun di sana menanti tiada terperi__
Kelakuan demikian, memang Tuhan telah bertitah di dalam Qs Al-An'am:43, yang berarti_
" ... Bahkan hati mereka menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan."
Bah goresan berikut ini, yang terjadi dari konspirasi atas kelakuan eks ketua KPU yang diberhentikan secara tidak hormat tahun 2024, dikarenakan tips dagelan selingkuhan.
Selingkuhan Libatin Tuhan
Kong kali kong selingkuhan atas jebakan jabatan, dan ketika terjebak libatkan Tuhan.Tetapi, di saat hantu buhulin gumulan nafsunya, seakan Tuhan tiada dan tercerabut dari hati tanpa tepi.
Mungkin bukan ya, namanya manusia penuh kealpaan di dalam gemuruh durasi kegemilangan yang sedang dinikmatinya, dari hasil kalkulasi predator jabatan didagelani dan diembaninya!
Selingkuhan juga yang lain, lagi sedang atau masih diintai oleh angel Tuhan tanpa diduga dan didustai menjadi bom waktu juga tanpa mengenal siapa pun.
Kenapa mesti selingkuhan dikarenakan riang akan mata domino tips gendongan rekening liar beraliran samaran, dan buah dari perasan juga jadi andalan predator struk link yang lainnya!
Daripada tips selingkuhan gelapan, lebih terang poligamian terusterang yang bertuan dan juga bertuhan. Bahkan akan tercatatin pula, dengan ragam latar kong kalikong, baik berupa saweran maupun bunga kerbau hitam sekalian. Bah prosais simbolikalisasi kesan ke Biadab berikut ini.
Kerbau Hitam
Ini dua ekor kerbau hitam dari kami bertiga tuk tumbal gulita kelam
Demi arogansi sesatan,
sekalipun juga
kami akan tumbang
dan karam
Hanya durasi waktu
akan berdetik mautan
terpulang kembali padamu jua
tanpa diduga terhantam
(Mabinfas, Kamis, 13.50, 18 juli 2024)
Sekalipun rangkain diksi di atas, mungkin berbeda dengan prosais karya, Taufik Ismail, tentang "Karangan Bunga" berikut ini.
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba Sore itu.
lni dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang di tembak mati siang tadi'
(Taufiq Ismail, Tirani, 1966)
Jadi, sekalipun dua prosais di atas, berbeda nuansa konteks di dalam durasi akan dipersembahkan, dan sebagai pertanda duka yang terjadi.
Namun, esensinya bermakna simbolikalisasi rasa prihatin akan kelakuan yang terkesan pada prosesi kiasan di dalam wujud kebiadaban juga.
Wallahualam