DESA WISATA BAHARI. Mahasiswa Unhas Makassar yang tergabung dalam unit kegiatan Fisheries Diving Club (FDC) membentuk Desa Wisata Bahari di Pulau Kapoposang, Kabupaten Pangkep. (ist) |
------
Sabtu, 27 Juli 2024
Mahasiswa Unhas
Bentuk Desa Wisata Bahari di Pulau Kapoposang Pangkep
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang tergabung dalam unit
kegiatan Fisheries Diving Club (FDC) ikut memberdayakan masyarakat Pulau
Kapoposang, Kabupaten Pangkep, dengan mengoptimalkan potensi pariwisata
setempat.
FDC merupakan unit kegiatan mahasiswa yang
berada di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Kegiatan tersebut merupakan
pengabdian masyarakat melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa
(PPK Ormawa) dengan judul MARINASI Kapoposang (Maritim, Inovatif, Atraksi):
Pemanfaatan Potensi Kemaritiman
Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Atraksi Wisata Bahari di Pulau Kapoposang. Sebanyak 15 mahasiswa FIKP
tergabung dalam program ini dan dibimbing oleh dosen Dr Nursinah Amir SPi MP.
Pulau Kapoposang berada di Desa Mattiro
Ujung, Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
(Pangkep). Luas terumbu karang di Pulau Kapoposang 405.7 Ha dengan potensi
sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah.
Terumbu karang dengan kondisi sangat baik
dijumpai pada kedalaman 4-10 m dengan kisaran persentase tutupan karang hidup
hingga 90 persen. Hal ini juga didukung dengan keanekaragaman biota yang
berasosiasi dengan terumbu karang.
Ketua tim, Gracella, menjelaskan, Pulau
Kapoposang memiliki potensi wisata bahari sangat tinggi, namun potensi tersebut
kurang dimanfaatkan dan dikelola secara optimal oleh masyarakat lokal. Hal
tersebut dapat dilihat dari data profil desa yang menunjukkan profesi utama
masyarakat lokal adalah nelayan.
Gracella yang merupakan mahasiswa Fakultas
Ilmu Kelautan dan Perikanan ini menjelaskan, FDC Unhas melalui program ini akan
menjalankan sejumlah kegiatan pemberdayaan selama mengabdi di masyarakat.
Tujuan besar dari kegiatan ini adalah Launching Desa Wisata.
“Program kami berisi kegiatan yang
memberdayakan kelompok selam, memberdayakan ibu-ibu dan remaja putri terkait
pengolahan produk hasil laut dan pengemasan, serta kerajinan tangan,” kata
Gracella, Kamis, 25 Juli 2024.
Selain itu, bersama masyarakat dan
pemerintah, mereka juga akan meluncurkan desa wisata dengan branding kelompok
diving dalam pengelolaan atraksi wisata bahari. Dengan program ini diharapkan
dapat meningkatkan jumlah pengunjung wisata dan pendapatan masyarakat lokal.
“Bersama Dinas Pariwisata dan Pemerintah
Desa, kami akan meluncurkan desa wisata pada Awal Agustus 2024,” tambah
Gracella.
Program ini, tambahnya, telah memasuki
tahapan sosialisasi dan workshop pelatihan pembuatan kerajinan tangan untuk
masyarakat. Kehadiran Tim PPK Ormawa di pulau ini pun mendapat respon positif.
“Mereka terbuka akan kehadiran kami di
sini, terutama mendukung segala aktivitas program yang akan kami adakan juga
mengharapkan kami dapat membawa perubahan besar dan lebih baik dengan adanya
program ini,” tutur Gracella.
Meski demikian, tak sedikit hambatan
ditemui Tim FDC Unhas selama pelaksanaan program. Seperti masalah transportasi
yang keberangkatannya harus mengkondisikan dengan cuaca, jaringan dan
ketersediaan listrik di pulau yang masih terbatas.
“Tidak ada kapal reguler menuju lokasi
pemberdayaan, jika ingin ke lokasi pun harus menunggu cuaca baik agar
perjalanan nyaman. Di lokasi pemberdayaan ketersediaan listrik terbatas dan
jaringan kurang stabil,” beber mahasiswa angkatan 2021 ini.
Direktur Kemahasiswaan Unhas, Abdullah
Sanusi SE MBA PhD mengatakan, tahun ini ada 9 tim organisasi mahasiswa Unhas
yang berhasil mendapatkan pendanaan pada PPK Ormawa. Sembilan tim ini
masing-masing punya inovasi yang diimplementasikan ke masyarakat.
“Untuk semua tim, selamat menjalankan
programnya. Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas mahasiswa Unhas,
terutama pengembangan soft skill dan berlatih menyelesaikan berbagai
permasalahan di masyarakat,” ungkap Abdullah Sanusi. (kia)