RUANG ALTERNATIF. Siring Kebun mengadakan kegiatan "Di Bawah Suasana", di Desa Bontonyeleng, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba,Ahad, 07 Juli 2024. (ist) |
-------
PEDOMAN KARYA
Senin, 08 Juli 2024
Pegiat Literasi
Desa Bontonyeleng Bulukumba Jadikan Kebun Sebagai Ruang Alternatif Bersama
BULUKUMBA, (PEDOMAN KARYA). Kebun
tak hanya berfungsi sebagai tempat untuk bercocok tanam. Bisa juga sebagai
ruang alternatif untuk bertumbuh secara organik. Demikian tujuan kegiatan
"Di Bawah Suasana" yang diadakan Siring Kebun, Ahad, 07 Juli 2024.
Siring Kebun merupakan akronim dari Sisi Timur Desa Bontonyeleng, Kecamatan
Gantarang, Kabupaten Bulukumba.
Aedil Faizin, koordinator kegiatan
"Di Bawah Suasana", menyampaikan bahwa ini sebagai permulaan untuk
melangkah dan berbagi bersama. Kegiatan ini merupakan sebuah langkah awal untuk
mereka yang terasingkan, sehingga mereka bisa berkumpul, bercerita, bahkan
berenang bersama.
Dalam kegiatan ini Siring Kebun
berkolaborasi dengan The Panas Dingin, Kebun Bersama, Rumah Buku, Buroncong,
Rumkon, SSB Batugarumbing, dan Desa Bontonyeleng. Mereka yang terlibat dalam
kegiatan ini terdiri dari para pegiat literasi dan masyarakat Desa Bontonyeleng.
A Mauragawali AS, selaku Kepala Desa
Bontonyeleng, setelah melihat kegiatan ini berharap kepada para pemuda agar
mengambil peran dengan menciptakan hal-hal baru. Mauragawali mengapresiasi kolaborasi dan kehadiran para pegiat literasi di desanya.
Kebun Bersama, UMKM The Panas Dingin
sebagai street coffee, dan UMKM Buroncong ikut menyemarakkan kegiatan ini.
Semua yang hadir merupakan pekebun yang ingin bertumbuh secara organik.
Suasana kegiatan sangat meriah dengan
banyaknya orang yang hadir menikmati sore di kebun sembari melihat para petani
pulang dari sawahnya. Sebuah pemandangan yang mustahil ditemukan di kota.
Suasana kian menarik dengan hadirnya
kawan-kawan UMKM dari The Panas Dingin, yang menjual kopi, dan Buroncong yang
menyediakan kue tradisional Sulawesi Selatan buroncong. Rumah Buku sebagai pelapak
hadir pula untuk menjaga ekosistem literasi. Mereka berupaya memberi rimbun
kesadaran terhadap pentingnya membaca di mana pun kita berada.
Pengunjung kegiatan ini dari berbagai
kalangan, mulai anak kecil, remaja, dewasa hingga orang tua. Mereka memberi
respons positif terhadap kegiatan "Di Bawah Suasana", yang dianggap
menghadirkan suasana berbeda dan mampu menghidupkan suasana kebun. Ini semacam
membentuk arus cerita baru untuk dilanjutkan pada volume 2.
Muhammad Harisah sebagai founder Kebun
Bersama, dalam diskusi bertema desa dengan isu pertumbuhan dan pemasyarakatan, menyampaikan bahwa sebenarnya masyarakat di sini hanya butuh ruang atau titik
kumpul bersama. Mereka tidak perlu suasana yang perfect, juga sarana seperti di
televisi. Suasana natural begini, katanya, justru bisa merangkul banyak warna
dari kalangan berbeda.
Kegiatan ini, menurut pelaksana, bakal
terus dilakukan dan menjadi agenda tetap. Sambutan hangat akan selalu diberikan
kepada mereka yang hadir agar mereka menikmati rimbun bambu dan suasana kebun.
Di harapkan ke depannya, kegiatan ini
dapat bertumbuh terus secara organik. Pelaksana kegiatan sudah berencana akan
mengadakan Suasana Camp di malam Ahad berikutnya, pada tanggal 14 Juli 2024.
(Rusdin Tompo)