Banyak Calon Bupati Berakhir Seperti Bahlul Lagaya

“Sebelum pertandingan perdana dimulai, para pemain kedua tim yang akan bertanding, melakukan pemanasan di lapangan. Ada seorang di antaranya tampil sangat memukau. Ia melakukan tendangan sudut yang langsung masuk ke gawang. Ia memainkan bola dengan kaki dan kepalanya dalam tempo yang cukup lama dan bolanya tak pernah jatuh, sehingga semua orang bersorak bertepuk-tangan,” lanjut Daeng Tompo’.


------

PEDOMAN KARYA

Sabtu, 24 Agustus 2024

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

Banyak Calon Bupati Berakhir Seperti Bahlul Lagaya

 

“Kayaknya akan banyak calon bupati yang berakhir seperti Bahlul Lagaya,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saa ngopi sore di warkop batas kota.

“Siapa itu Bahlul Lagaya? Apa maksud ta’ berakhir seperti Bahlul Lagaya?” tanya Daeng Nappa’.

“Dulu di kampung, pernah diadakan turnamen sepakbola. Pada acara pembukaan hadir bupati, pejabat, tokoh masyarakat, pemuda, dan ribuan warga kampung, termasuk emak-emak dan gadis-gadis remaja,” kisah Daeng Tompo’.

“Terus,” potong Daeng Nappa’.

“Sebelum pertandingan perdana dimulai, para pemain kedua tim yang akan bertanding, melakukan pemanasan di lapangan. Ada seorang di antaranya tampil sangat memukau. Ia melakukan tendangan sudut yang langsung masuk ke gawang. Ia memainkan bola dengan kaki dan kepalanya dalam tempo yang cukup lama dan bolanya tak pernah jatuh, sehingga semua orang bersorak bertepuk-tangan,” lanjut Daeng Tompo’.

“Terus,” potong Daeng Nappa’.

“Wasit kemudian masuk lapangan dan membunyikan sempritan. Para pemain mengambil posisi di tim masing-masing. Pemain yang tadi tampil memukau tidak kelihatan di lapangan. Para penonton mencari-cari, dimana dia? Tak lama kemudian ia berlari ke pinggir lapangan sambil membawa bendera kecil berwarna kuning dan oranye,” tutur Daeng Tompo’.

“Jadi dia ternyata hakim garis? Bukan pemain?” tanya Daeng Nappa’.

“Betul, dia ternyata hakim garis. Dia jago bermain, pandai memainkan bola, tapi ternyata dia tidak bermain, dia hanya hakim garis. Semua penonton heran dan bertanya-tanya kenapa dia hanya jadi hakim garis, kenapa tidak jadi pemain, padahal dia jago,” kata Daeng Tompo’.

“Terus apa hubungannya dengan pernyataan ta’ tadi bahwa akan banyak calon bupati yang berakhir seperti Bahlul Lagaya?” tanya Daeng Nappa’.

“Hakim garis itu namanya Bahlul Lagaya. Hubungannya, nanti akan banyak calon bupati yang berakhir seperti Bahlul Lagaya, maksudnya akan banyak calon bupati yang sudah lama melakukan sosialisasi, pasang baliho dimana-mana dengan tulisan besar Calon Bupati, semua warga mengenalnya, bahkan anak-anak pun hapal slogan kampanyenya. Dia rajin turun ke masyarakat, mendengar keluhan, memberikan bantuan dan hadir di acara-acara penting. Dan semua orang sudah yakin si calon bupati akan memenangkan Pilkada,” Daeng Tompo’ berhenti sejenak seraya menyeruput kopi pahitnya.

“Terus,” potong Daeng Nappa’.

“Tiba giliran dibuka pendaftaran calon bupati di KPU, calon bupati yang sudah bertahun-tahun berkampanye ternyata tak kunjung mendaftar, karena parpol-parpol yang tadinya sudah berkomitmen mengusungnya, mengalihkan dukungannya kepada calon yang lain yang tidak terlalu dikenal oleh masyarakat, balihonya pun sangat sedikit,” tutur Daeng Tompo’.

“Kenapa bisa?” tanya Daeng Nappa’.

“Karena dia didukung dana besar dan juga didukung oleh mereka yang punya kekuasaan. Calon bupati yang tadinya sudah lama bersosialisasi, sudah diterima oleh masyarakat, akhirnya seperti Bahlul Lagaya. Hebat sebelum pertandingan dimulai, tapi saat pertandingan berlangsung ternyata dia tidak ikut bermain, hanya jadi hakim garis,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)

 

Sabtu, 24 Agustus 2024

------

Keterangan:

Apa maksud ta’ = Apa maksud Anda

Pernyataan ta’ tadi = pernyataan Anda tadi


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama