Deklarasi Malino Menyikapi Perkembangan Politik Jelang Pilkada Serentak 2024 di Sulsel

DEKLARASI MALINO. Yayasan Jaringan Advokasi Pembangunan Politik Indonesia (JAPPI) bersama Anggota DPD RI Ajiep Padindang mengadakan Family Ghatering, di Malino, Kabupaten Gowa, Jumat dan Sabtu, 2-3 Agustus 2024, membahas Perkembangan Politik Jelang Pilkada Serentak 2024 di Sulsel.  

 

------

PEDOMAN KARYA

Senin, 05 Agustus 2024

 

Deklarasi Malino Menyikapi Perkembangan Politik Jelang Pilkada Serentak 2024 di Sulsel

 

(Bagian Pertama dari Dua Tulisan)

 

Laporan: Rahim Kallo

 

Tulisan ini terbagi dua bagian. Bagian pertama membahas diskusi politik dengan tema Pilkada Serentak dan Ancaman Klan Politik, sedangkan bagian kedua mengulas pembacaan dan penandatanganan naskah Deklarasi Malino sebagai rangkaian Family Ghatering (FG) Yayasan Jaringan Advokasi Pembangunan Politik Indonesia (JAPPI).

Rombongan Yayasan JAPPI tiba di Malino pada siang hari, tepat sebelum waktu shalat Jumat, 02 Agustus 2024. Kedatangan mereka disambut cuaca sejuk khas pegunungan yang menambah semangat rombongan dalam melaksanakan Kegiatan FG di Malino, Kabupaten Gowa, 2-3 Agustus 2024, diikuti 15 orang pengurus dan tenaga ahli JAPPI.

Setelah tiba, rombongan segera mempersiapkan diri untuk melaksanakan Shalat Jumat bersama di Masjid Fachruddin. Dengan penuh kekhusyukan, mereka mengikuti khutbah dan melaksanakan ibadah shalat Jumat dengan tertib.

Usai shalat Jumat, rombongan melanjutkan acara dengan makan siang bersama di sebuah restoran lokal dengan masakan khas daerah Malino. Kebersamaan ini semakin mempererat hubungan antar-anggota rombongan dan menjadi momen untuk bersantai sejenak setelah perjalanan.

Setelah makan siang, rombongan bergerak menuju Villa Pucuk Merah Takapalak, tempat mereka akan menginap selama berada di Malino. Villa yang terletak di tengah pemandangan alam yang indah ini menawarkan kenyamanan dan ketenangan, cocok untuk beristirahat dan melepas lelah.

Diskusi yang berlangsung di Villa Pucuk Merah Takapalak ini bertujuan membahas dinamika politik lokal menjelang Pilkada Serentak yang akan datang. Dalam diskusi ini, para peserta membedah berbagai isu penting terkait pengaruh klan politik dalam proses demokrasi di tingkat daerah. Tepat pukul 16.00 Wita diskusi pun dimulai.

Ketua JAPPI, Ir Alfian Abdullah, dalam sambutannya menguraikan latar belakang kegiatan diskusi yang dilakukan dan mengharapkan pandangan peserta diskusi terhadap tema tersebut, tentu dari sudut pandang masing-masing peserta sesuai profesi yang digelutinya.

“Kegiatan Diskusi Politik yang kita lakukan hari ini merupakan puncak dari beberapa kegiatan sejenis yang dilaksanakan sebelumnya, masing-masing di Maros, Wajo, Bone, Sinjai dan Makassar, dengan berbagai kelompok masyarakat. Diskusi Politik dengan Tema Pilkada Serentak dan Ancaman Klan Politik,” ungkap Alpian.

Pria yang akrab Pawe mengatakan, tema ini dipilih berdasarkan hasil diskusi sebelumnya, “Tentunya kami mengharapkan teman-teman peserta diskusi yang dari berbagai latar profesi dapat meresponnya dengan memberikan pandangan pemikiran dan argumentasi terhadap tema diskusi.”

Dr H Ajiep Padindang SE MM selaku Anggota DPD RI Dapil Sulsel sekaligus sebagai Ketua Pembina JAPPI saat menyampaikan Pokok-pokok Pikiran Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 di Sulawesi Selatan.

Ajiep menguraikan tentang isu politik lokal dan nasional yang marak dibicarakan masyarakat dan dari pemberitaan berbagai media lokal di Sulawesi Selatan, juga hasil Focus Group Discussion (FGD) pada beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan yang telah berlangsung pertengahan bulan Juli lalu yang dilaksanakan Balai Senator Kerjasama Yayasan JAPPI.

“Kami selaku Anggota DPD RI sekaligus Pembina Yayasan JAPPI tentu mengikuti dengan cermat perkembangan politik di Sulawesi Selatan menjelang Pilkada Serentak 2024, yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024 mendatang. Informasi yang beredar di masyarakat tentang kondisi politik lokal di daerah masing-masing sangat dinamis, apalagi santer informasi dari media massa yang berseliweran di tengah masyarakat, khususnya isu tentang femomena terjadinya Kolom Kosong atau lebih populer istilah Kotak Kosong, baik di Pilkada Gubernur maupun Pilkada pada beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan,” papar Ajiep.

Isu inilah yang coba ditangkap lalu dikanalisasinya dalam bentuk Forum Grup Diskusi (FGD) di beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dengan beberapa kelompok masyarakat, mulai dari tokoh pemuda, tokoh masyarakat, maupun tokoh budaya dan insan pers.

Berdasarkan informasi tersebut, Ajiep Padindang bersama Tim JAPPI menyusun Pokok-Pokok Pikiran Atas Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 di Sulawesi Selatan.

Di dalam pokok pikiran ini memuat tentang Dasar Yuridis pelaksanaan Pilkada, baik yang termaktub dalam UUD NRI Tahun 1945, maupun dalam UU No. 23 Tahun 2020 tentang Pilkada.

“Selain itu, juga memuat pandangan dari aspek kondisi sosial politik kekinian (aspek empiris) sehingga dapat melahirkan kesimpulan secara umum yang kemudian akan dijadikan sebagai bahan dalam menyusun Deklarasi Malino tentang Pilkada Serentak 2024 di Sulawesi Selatan,” urai Ajiep.

Pada sesi Diskusi, seluruh peserta diminta pandangan dan argumentasi terkait hal tersebut. Dan suasana diskusi pun berjalan dinamis dengan argumentasi dan pandangan mereka terkait tema yang diangkat.

Seperti salah satu peserta diskusi sekaligus Tim Ahli JAPPI, Idwar Anwar yang mengungkap peran budaya dalam meminimalisir praktek transaksional materi dalam pelaksanaan event-event politik di Sulawesi Selatan. Idwar melihat semakin tergerusnya nilai-nilai baru yang jauh dari nilai budaya lokal kita di Sulsel.

“Saya menjadi bingung terhadap perilaku masyarakat secara umum dalam menyikapi pelaksanaan Pemilu dan Pilkada yang menjadikan transaksional berupa materi sebagai alat tukar dalam menyalurkan pilihannya di Kotak Suara, dan ini seakan menjadi tradisi yang berkembang luas di Indonesia, Peran tokoh agama dalam mengikis tradisi tersebut seakan tidak berdampak sehingga mungkin perlu dilakukan dengan pendekatan budaya yang ekstrim, misalnya sumpah pocong atau sumpah darah, agar suara masyarakat tidak lagi dipertukarkan dengan materi atau barang,” ungkap Idwar Anwar yang biasa disapa Edo.

Selain Idwar Anwar, para peserta diskusi juga berpartisipasi aktif dengan memberikan pandangan dan solusi terkait isu yang dibahas. Diskusi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam menciptakan pemilu yang lebih baik di masa depan.

Acara yang berlangsung hingga menjelang waktu magrib, berjalan dengan lancar dan penuh semangat. JAPPI berencana terus mengadakan diskusi serupa di berbagai daerah guna meningkatkan kesadaran politik masyarakat dan mendorong partisipasi aktif dalam proses demokrasi. (bersambung)


.....

Laporan Bagian Kedua:

Empat Poin Deklarasi Malino Terhadap Pilkada Serentak dan Ancaman Klan Politik 2024 di Sulsel

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama