------
Jumat, 09 Agustus 2024
Ibu-ibu Antusias
Hadiri Pencerahan Qalbu Jumat Ibadah di Desa Pallangga Gowa
GOWA, (PEDOMAN KARYA). Sejumlah
ibu-ibu dan bapak-bapak, serta pemuda dan remaja putri antusias menghadiri
acara Pencerahan Qalbu Jumat Ibadah (PQJI), di Aula Kantor Desa Pallangga,
Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Jumat, 09 Agustus 2024.
Ibu-ibu berdatangan pada pagi hari ke
kantor desa dan ada di antara mereka yang membawa serta anaknya yang masih
berusia sekitar 4-5 tahun.
Bersama Kepala Desa Pallangga, Amrah, dan
Sekretaris Desa Pallangga, Abdul Kadir Marzuki, serta aparat desa, ibu-ibu dan bapak-bapak serta
pemuda dan remaja setempat mengikuti ceramah agama yang dibawakan Ustadz
Asnawin Aminuddin dari awal hingga selesai.
Sekretaris Desa Pallangga, Abdul Kadir
Marzuki, menjelaskan kegiatan Pencerahan Qalbu Jumat Ibadah (PQJI) baru pertama
kali diadakan kembali setelah cukup lama ditiadakan dengan terjadinya Pandemi
Covid-19.
“Sudah cukup lama kegiatan Pencerahan
Qalbu Jumat Ibadah ditiadakan, sejak terjadinya Pandemi Covid-19. Jadi kegiatan
Jumat Ibadah hari ini adalah yang pertama dilaksanakan sejak terjadinya Pandemi
Covid-19,” jelas Abdul Kadir Marzuki.
Ustadz Asnawin Aminuddin dalam ceramahnya
mengingatkan umat Islam agar berhati-hati dalam menerima dan meneruskan
informasi, baik secara langsung, maupun melalui media sosial.
“Tidak semua informasi yang kita terima,
baik secara langsung maupun melalui media sosial, itu benar adanya. Belum tentu
benar, belum tentu baik, belum tentu bermanfaat. Bisa jadi informasi yang kita terima secara
langsung maupun melalui media sosial itu adalah informasi yang tidak benar,
tidak bermanfaat, bahkan bisa jadi akan membahayakan diri kita, akan
membahayakan bagi orang lain,” kata Asnawin.
Anggota Komisi Kominfo Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Provinsi Sulsel kemudian mengutip Al-Qur’an, Surah Al-Hujurat,
surah ke-49, ayat 6, yang artinya; “Wahai orang-orang yang beriman! Jika
seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah
kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan
(kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”
“Maka hati-hatilah dalam menerima informasi. Hati-hati kalau ada orang yang membawa berita. Teliti dulu kebenrannya, apalagi kalau yang membawa berita itu memang selama ini dikenal sebagai orang yang fasik, biasa berbohong. Jangan sampai kita mencelakakan diri kita, mencelakakan orang lain, yang akhirnya kita menyesalinya di kemudian hari,” kata Asnawin yang juga Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel. (lom)