Kesilumanan Logika Akademisan

Secuilan kelakuan sebagian dari manusia buhulan, terutama mengenai esensi radius logika yang sangat terbatas, sehingga terjadi gulita pikiran kemanusiaaannya yang hanya merasa diri lebih dari yang lain dalam gurita kesilumanannya.

 

-----

PEDOMAN KARYA

Selasa, 20 Agustus 2024

 

Kesilumanan Logika Akademisan

 

Oleh: Maman A. Majid Binfas

(Sastrawan, Akademisi, Budayawan)

 

Secara bebas, bila dicari dalam laman Google, akan ditemukan pengertian dari siluman. Lebih kurangnya adalah makhluk gaib yang tidak kasat mata dan diciptakan oleh Allah SWT.

Siluman termasuk jin, setan, dan iblis, juga bisa berjenis manusia yang masing-masing memiliki perbedaan dalam makna dan sifat-sifatnya gulita gempita serta tempatnya. Sebagaimana dinyatakan di dalam QS An Nas, ayat 6, yang artinya;

“Aku berlindung kepada-Nya dari setan pembisik kejahatan dan kesesatan yang berasal dari golongan jin, yakni makhluk halus yang tercipta dari api, dan juga dari golongan manusia yang telah menjadi budak setan.”

Namun, terlepas penggolongan di atas, di dalam goresan ini hanya akan dinukilkan secuilan kelakuan sebagian dari manusia buhulan. Terutama, mengenai esensi radius logika yang sangat terbatas, sehingga terjadi gulita pikiran kemanusiaaannya yang hanya merasa diri lebih dari yang lain dalam gurita kesilumanannya.

 

Gurita Baku Hantaman

 

Gulita yang menggurita pikiran, berhingga jalan kesilumanan pun dihalalin. Sungguh aduhai, kasihan esensi agama hanya dijadikan topangan dan jubahin akademisan.

Sungguh sangat mengherankan logika akademis, manakala di antara kalian baku sikatan silumanan, _koq, orang lain jadi sasaran getahan kebiadabannya.

Super kedunguan, tak ada tandingan di semesta ini. Itu sama halnya dengan mengundang mautan sebelum waktu kematian ditakdirin akan tiba masanya oleh Tuhan.

“Maut kematian pasti akan tiba tanpa diduga. Hanya soal waktu bertakdir jadi teropong _ su’ul atau husnul khotimah akan bersalaman dengan kita berkalam” (Mabinfas, 2024, Pedoman Karya, 19/8)

Kemudian, penggalan diksi di atas, adalah dari goresan topik “Teropong Mautan Barkalam”, dan sebelum penggalan tersebut, dinukilkan, bait pengantarnya, yakni, sbb.

Teropong nan cemerlang, tidak hanya bermoncong di hadapan yang makin mengawang, bila demikian, tentu akan tetap gulita dan tumbang_ 

Mesti cerdas di dalam berlogika

yang multidimensi, agar radiusnya bisa menjangka di segala penjuru, sehingga makin lebih terang benderang dan gemilang.

Terpandang, baik secara kasatmata maupun mata batin nan terbaca hingga hampa terhalang ! 

 

BACA 

 

Salah alamat bro, kalau tak berkaca juga membaca diri! 

siapa Aku 

juga Kau 

dan Engkau 

Dari A sampai  Z  hingga tiada berhingga, _ supaya tahu diri, maka baca agar tidak terekam diksi sesatan kawan! 

Hal demikian, tentu kawan akan lebih dahsyat getaran fitnahan, dan mungkin kadar kezaliman tingkat tinggi menjadi kerak Neraka Hawiyah.

 

FITNAHAN

 

Tepatnya, 20 April 2022 tergores rangkaian diksi bertopik “Fitnahan”, yakni, sbb.

Biarin Badai fitnahan dunia menjadi debu angkara murka oleh karma Tuhan Semesta.

Lebih baik diam dan seyum untuk menghadapinya, dibarengi dengan puasa tulus katena Tuhan semata.

Lawan, cukup dengan do’a dan zikirullah berlafadkan;

“Hasbunnallah wanikmal wakil, Nikmal Maula Wanikman Nasir; cukuplah Allah sebagai tumpuan pelindung dan penolong terbaik tanpa tertandingi ”

Maka, Insya Allah dapat dilalui dengan haqikat bil hikmah__yang berdiksi Al_Mauidzatul Hasanah; dengan nasihat ataupun pengajaran yang baik. Tentu, sungguh sangat mengembirakan, baik di dunia maupun berakhiratan.

Apapun, bentuk badai fitnahan dikibarkan oleh mahluk apapun, Insya Allah akan hancur lebur menjadi abu nar tanpa tersisa.

Cukup dihadapi dengan senyum dalam diam, sembari do’akan semoga diberkahi cahaya Ilahi_berhingga badai berlalu sebelum mautan bersalaman Alif Lam Mim.

 

ALIF LAM MIM DIAMKU

 

Diamku, adalah membumi tiada bertepi_

Kalbuku, beLangitan jingga tiada berhingga_

Jiwaku,  hanya bertautan kepada Singgasana, _ hampa terbatasi

Dalam Alif Lam Mim Diamku

(17 Juli 2024)

 

Sembari berzikirullah dan bersyukur nan bertekad tinggi, untuk selalu lillah dalam Alif Lam Mim. Sekalipun dengan diam-diam ber_Alif Lam Mim, tidak lain, adalah guna menggapai Arsy Singgasana Yang Maha Abadi, Insya Allah, aamiinn.

Wallahualam

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama