Makassar International Islamic Fair di Wisma Negara CPI

MAKASSAR ISLAMIC FAIR. Ketua Panitia MIF MUI - Muhammadiyah Prof Mustari Bosra (kelima dari kiri) berdiri di atas panggung bersama Gubernur Sulsel, Pangdam XIV/Hasanuddin, Kapolda Sulsel, Ketua MUI Sulsel, Ketua Muhammadiyah Sulsel, dan Dirjen Kementerian Pertanian, pada acara penutupan MIF MUI - Muhammadiyah, di Wisma Negara CPI Makassar, Ahad, 25 Agustus 2024. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)


------ 

Selasa, 27 Agustus 2024

 

Makassar International Islamic Fair di Wisma Negara CPI

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Kegiatan Makassar Islamic Fair (MIF) MUI – Muhammadiyah, di Wisma Negara Kawasan Center Point of Indonesia (CPI), Kota Makassar, telah selesai dilaksanakan mulai 31 Juli hingga 25 Agustus 2024.

Kini, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan yang juga Ketua Panitia MIF MUI - Muhammadiyah, Prof KH Mustari Bosra, memimpikan kegiatan tersebut dikembangkan dan ditingkatkan menjadi kegiatan internasional dengan nama “Makassar International Islamic Fair.”

“Saya bermimpi, ke depan kegiatan ini bisa berskala internasional sehingga namanya bisa menjadi Makassar International Islamic Fair, dan kami sangat optimis itu bisa terwujud,” kata Mustari Bosra, pada acara penutupan MIF MUI – Muhammadiyah, di Wisma Negara CPI Makassar, Ahad, 25 Agustus 2024.

Mustari Bosra yang sehari-hari Direktur Poliktenik Kesehatan Muhammadiyah Makassar mengatakan, MIF MUI – Muhammadiyah menghadirkan berbagai macam acara seperti Tabligh Akbar, seminar, berbagai macam pertunjukan dan pameran UMKM yang diikuti oleh sekitar 100 tenan.

MIF MUI – Muhammadiyah, katanya, dirancang untuk menjadi kegiatan tahunan dan Pemerintah Kota Makassar telah menyebutkan sudah menjanjikan kegiatan ini masuk dalam salah satu program dengan nama “Makassar Kota Festival Tepian Pantai.”

Tentang pelaksanaan MIF MUI – Muhammadiyah pertama tahun 2024, ia mengatakan, tenan yang ada pada acara pembukaan 31 Juli 2024, jumlahnya kurang lebih 100 tenan (stand) namun berangsur-angsur berkurang seiring minimnya jumlah pengunjung.

“Hanya sayang, karena kurangnya pengunjung sehingga mereka mundur satu persatu. Terakhir hanya sekitar 20 sampai 30 tenan yang bertahan. Kami juga berterima kasih kami sampaikan kepada teman-teman yang tetap mau bertahan,” ungkap Mustari.

Beberapa hari setelah kegiatan berjalan, lanjut KH Mustari, oleh karena kurangnya pengunjung dan mundurnya para tenan satu persatu, maka teman panitia ada yang mengatakan sebaiknya kegiatan ini cukup seminggu saja. Karena melihat situasinya yang kurang pengunjung dan banyaknya biaya yang dibutuhkan.

“Dalam diskusi dengan teman-teman panitia, saya memutuskan untuk tetap melanjutkan acara ini sampai selesai. Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut ke Pantai. Suku Bugis Makassar memegang prinsip seperti ini, dan inilah yang kami lakukan,” kata Mustari sambil tersenyum.

Acara penutupan MIF dirangkaikan dengan deklarasikan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dari Makassar untuk Indonesia dan global.

“Yang kami deklarasi hari ini adalah deklarasi Panca Garda MIF 2024. Masing-masing yakni Garda Appisara, Garda Amanna, Garda Bisahi, Garda Andaki Sial, serta Garda To Malabi,” rinci Mustari.

Acara penutupan dihadiri Dirjen Holtikultura Menteri Pertanian Dr Muhammad Taufiq Ratule, Gubernur Sulsel, Pangdam XIV/Hasanuddin, Kapolda Sulsel, Wakil Ketua MUI Sulsel Prof Mustari Mustafa, Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel Prof Gagaring Pagalung, Ketua Aisyiyah Sulsel Dr Mahmudah, Ketua Muhammadiyah Makassar KH Said Abdul Shamad, serta ratusan undangan lainnya. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama