------
Rabu, 28 Agustus 2024
Pelopor PUPM di
Unismuh, Ambo Asse Terima Penghargaan dalam Rakornas Pesantren Muhammadiyah
SOLO, (PEDOMAN KARYA).
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Prof Ambo Ase,
menerima penghargaan dari Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat
Muhammadiyah (LP2 PP Muhammadiyah) dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas)
Pesantren Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Selasa, 27
Agustus 2024.
Penghargaan tersebut diberikan atas
kontribusinya sebagai Pelopor Penyelenggaraan Pendidikan Ustadz Pesantren
Muhammadiyah (PUPM) di Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Drs Dahlan Rais MHum.
Peran Ambo Asse dalam penyelenggaraan PUPM
tidak dapat dipisahkan dari kiprahnya saat menjabat sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar (Unismuh) dengan memberikan beasiswa kepada para calon
Ustad/ Ustadzah. Masa kepemimpinan Ambo Asse sebagai Rektor Unismuh telah
berakhir sejak 13 Agustus 2024.
Selaku Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse telah
merumuskan kebijakan dan program yang strategis untuk pengembangan
pesantren-pesantren dan pimpinan daerah Muhammadiyah di Sulawesi Selatan.
PUPM pertama kali diluncurkan di Unismuh Makassar
pada 10 Agustus 2022. Program ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan
ustadz dan ustadzah yang berideologi Muhammadiyah kuat serta kompeten di bidang
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Para lulusan diharapkan
memiliki tanggung jawab dan integritas tinggi dalam memajukan pesantren
Muhammadiyah.
Pendirian PUPM di Unismuh Makassar
disokong oleh Lembaga Pengembangan Pesantren Wilayah (LP2) PWM Sulsel dan
Ma’had Al-Birr Unismuh Makassar. PUPM diintegrasikan dengan program studi
Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam yang berada dalam binaan Ma’had Al-
Birr.
Dalam Rakornas tersebut, Sekretaris LP2M
PWM Sulsel yang penanggung jawab program PUPM Unismuh, Dr Muhammad Ali Bakri
memaparkan profil PUPM Unismuh Makassar kepada seluruh Mudir Pesantren
Muhammadiyah.
Ia menjelaskan bahwa pendirian PUPM
dilatarbelakangi oleh kebutuhan mendesak akan ustadz dan ustadzah yang memiliki
kemampuan tafaqquh fiddin dan berideologi Muhammadiyah yang kuat.
Visi PUPM Unismuh Makassar adalah
terwujudnya ustadz pesantren yang unggul, berdaya saing global, dan
berkepribadian Muhammadiyah. Untuk mencapai visi tersebut, PUPM melaksanakan
sejumlah misi, termasuk menyelenggarakan pendidikan Bahasa Arab secara holistik,
mengembangkan kurikulum yang relevan, serta menginternalisasikan nilai-nilai
Islam sesuai manhaj tarjih Muhammadiyah.
Sejak berdirinya pada tahun 2022, PUPM
Unismuh Makassar telah menarik minat banyak mahasiswa, dengan total mencapai 90
orang dari tiga angkatan yang berbeda. Program ini diharapkan terus berkembang
dan memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan pesantren Muhammadiyah di
Indonesia.
36 Pesantren Muhammadiyah di Sulsel
Dalam sambutannya sebagai penerima
penghargaan, Prof Ambo Ase mengucapkan syukur atas penghargaan yang diterimanya
dan menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung
keberhasilan program PUPM di Unismuh Makassar.
Ia juga menekankan pentingnya kerjasama
yang baik antara seluruh pihak dalam mengembangkan pendidikan pesantren.
“Alhamdulillah, hari ini kita dapat
berkumpul dalam suasana yang penuh berkah untuk melanjutkan komitmen kita dalam
mengembangkan pendidikan pesantren di seluruh Indonesia,” ujar Ambo Asse.
Pada kesempatan itu, Ambo Asse juga
memaparkan perkembangan lembaga pesantren di Sulawesi Selatan, yang telah
berkembang dari hanya 12 pesantren menjadi 36 pesantren dalam beberapa tahun
terakhir. Ia menyebutkan bahwa perkembangan ini merupakan hasil dari sinergi
yang baik antar semua pihak yang terlibat.
Untuk menjamin keberlanjutan pembinaan
pesantren Muhammadiyah tersebut, saat menjadi Rektor Unismuh, Ambo Asse memulai
pembukaan PUPM dengan beasiswa. Ia menjelaskan bahwa program beasiswa bukan
hanya sekedar bantuan finansial, melainkan juga membangun komitmen bagi para
mahasiswa untuk mengabdi di pesantren setelah mereka lulus.
“Saya selalu mengingatkan agar alumni kita
kembali mengabdi di pesantren. Pimpinan Daerah setempat harus memberikan
tunjangan agar terjamin kehidupannya. Bahkan jika memungkinkan, menikah di
tempat pengabdiannya, agar terus berkontribusi di daerah tersebut,” ujar Ambo
Asse.
Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya
gerakan infaq dalam mendukung keberlangsungan program pesantren.
“Gerakan infak harus kita perkuat karena
Muhammadiyah maju karena gerakan tersebut,” kata Ambo.
Dalam Rakornas itu, delegasi LP2 PWM
Sulsel berjumlah 10 orang. Delegasi tersebut yakni KH Lukman Abd Shamad Lc MPd,
(Ketua LP2M PWM), Dr Muh Ali Bakri (Sekretaris LP2M PWM Sulsel), Dra. Masriwaty
Malik, M.Th.I (Pesantren Ummul Mukminin Makassar), Dr Dahlan Lamabawa
(Pesantren Darul Fallaah Bissoloro Unismuh), dan Andi Syamiluddin M.Pd. (Mudir
Darul Arqam Punnia Pinrang).
Delegasi lainnya, Sitti Shalehah, S.Pd
(Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara), Drs. Kamaruddin Sita M.Pd
(Pesantren Darul Arqam Cece Enrekang), Drs. A. Kalam Fattah, M.Pd (Rumah
Tahfidz El Hasani Sidrap), Dr. Rais Razak, M.Si (MBS Rappang) dan Prof Syamsir
Dewang (MBS Awwalul Islam Makassar). (win)