-------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 22 Agustus 2024
PUISI
Politik dan Putusan
Karya: Asnawin Aminuddin
Di tanah ini, suara rakyat pernah menjadi
nyala
Dinyalakan oleh impian keadilan yang
merata
Namun kini, angin kencang bertiup dari gedung
megah
Anggota DPR berdiri di balik dinding
kekuasaan
Membangkang putusan Mahkamah yang telah
ditetapkan
Menghapus harapan, menukar mimpi dengan
kegelapan
Ketika ambang batas turun, 7,5 persen jadi
pelita
Namun mereka, dalam rapat dan bisikan
senja
Membahas revisi, mengubur cahaya itu dalam
bayangan
Dengan arogansi dan keangkuhan tak
berkesudahan
Mereka berpaling dari suara nurani yang
berbisik
Mengukir dosa di tengah janji yang
terbelit
Rakyat pun marah, tak diam dalam kepedihan
Mahasiswa dan masyarakat dari segala
penjuru
Menggempur Gedung DPR, dengan suara yang
menggema
Di jalanan kota, di tengah terik dan hujan
yang deras
Mereka berdiri tegak, menuntut keadilan
yang terpasung
Melawan kelakuan yang memalukan dan tak
termaafkan
Wahai wakil rakyat, di mana letak
kehormatanmu?
Apakah kekuasaan telah membutakan mata
hatimu?
Apakah janji dan sumpah hanya kata-kata
tanpa makna?
Ketika demokrasi terancam oleh
tangan-tangan rakus?
Ingatlah, sejarah mencatat setiap langkah
yang kau ambil
Dan rakyat tak akan lupa, siapa yang telah
mengkhianati mimpi ini
Di tengah aksi dan teriakan yang
menggetarkan bumi
Rakyat menuntut perubahan, bukan janji
kosong lagi
Waktunya tiba untuk menegakkan yang benar
Sebelum negeri ini terseret lebih jauh ke
jurang
Wahai Anggota DPR, dengarkan suara yang
menggema
Sebab kebenaran tak akan pernah bisa
dibungkam
Pallangga, 22 Agustus 2024