PEDOMAN KARYA
Rabu, 25 September 2024
Dakwah Komunitas:
Menyentuh Umat di Luar Masjid
Oleh: Asnawin Aminuddin
(Komisi Kominfo MUI Sulsel / Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel)
Dakwah adalah kewajiban bagi
setiap muslim untuk menyebarkan ajaran Islam dan memberikan pencerahan kepada
umat. Namun, tidak semua umat terjangkau oleh dakwah masjid atau majelis ilmu.
Ada banyak komunitas yang jauh
dari lingkup keagamaan yang aktif, hidup dalam bayang-bayang keterasingan, dan
tidak tersentuh oleh siraman rohani. Komunitas-komunitas ini mencakup beragam
kelompok, seperti anak-anak punk, waria, LGBT, pekerja seks komersial (PSK),
mantan PSK, muallaf, warga binaan lembaga pemasyarakatan (lapas), serta
anak-anak korban narkoba.
Banyak dari mereka jarang,
atau bahkan tidak pernah, hadir di masjid. Mereka hidup di komunitas-komunitas
yang sering terpinggirkan dari masyarakat umum. Ketidakhadiran mereka dalam
aktivitas keagamaan, seperti shalat berjamaah atau mendengarkan ceramah, bukan
berarti mereka tidak membutuhkan pencerahan.
Justru mereka memerlukan
bimbingan spiritual yang lebih intens agar bisa memahami agama dan kehidupan
secara lebih baik. Dakwah yang menyentuh komunitas ini adalah langkah penting
untuk membawa mereka kembali ke jalan yang lurus.
Da'i komunitas memiliki peran
yang tak tergantikan dalam menghubungkan agama dengan kelompok-kelompok yang
sulit dijangkau ini. Berbeda dengan da'i pada umumnya, yang sering menyampaikan
dakwah di masjid atau forum formal, da'i komunitas harus lebih aktif menjangkau
kelompok-kelompok yang jarang terlibat dalam kehidupan keagamaan.
Mereka harus mendatangi
komunitas tersebut, mengenali kebutuhan mereka, dan menyampaikan ajaran agama
dengan pendekatan yang relevan dan penuh kelembutan. Misalnya, dalam komunitas
warga lapas, banyak dari mereka yang menjalani kehidupan yang sulit, terjebak
dalam lingkaran dosa, dan mungkin merasa terputus dari kasih sayang Allah.
Kehadiran da'i di lapas dapat
menjadi cahaya harapan, membawa mereka menuju taubat dan kehidupan baru yang
lebih baik. Begitu pula dengan anak-anak korban narkoba, yang sering kali
menghadapi trauma dan kehidupan yang tak menentu. Dakwah kepada mereka tidak
hanya memberi pengajaran tentang agama, tetapi juga bimbingan moral dan
dukungan emosional agar mereka dapat menemukan jalan kembali.
Muhammadiyah, sebagai salah
satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah melihat pentingnya
menjangkau komunitas-komunitas khusus ini. Oleh karena itu, Muhammadiyah
mempelopori pembentukan Lembaga Dakwah Komunitas (LDK), yang secara khusus
ditugaskan untuk melakukan dakwah kepada berbagai kelompok masyarakat, termasuk
kelas menengah, bawah, marginal, dan komunitas khusus seperti anak-anak punk,
warga lapas, dan mantan PSK.
LDK berkomitmen untuk
mendekati komunitas-komunitas ini dengan pendekatan yang lebih inklusif dan
humanis. Para da'i yang tergabung dalam LDK memahami bahwa dakwah kepada
komunitas marginal tidak bisa dilakukan dengan pendekatan yang sama seperti
dakwah konvensional di masjid.
Mereka harus lebih sensitif
terhadap latar belakang, kondisi mental, dan kehidupan sehari-hari dari
komunitas yang mereka hadapi. Pendekatan ini bertujuan agar pesan agama dapat
diterima dengan baik, dipahami, dan dihayati oleh setiap anggota komunitas.
Dakwah komunitas bukan sekadar
menyampaikan syariat agama. Ini adalah tentang menyentuh hati, merangkul mereka
yang berada di pinggiran masyarakat, dan membimbing mereka menuju jalan yang
benar.
Tantangan bagi para da'i
komunitas adalah membantu setiap individu di dalam komunitas menemukan cahaya
agama tanpa menghakimi atau memaksa.
Dalam komunitas seperti warga
lapas, PSK, atau anak-anak korban narkoba, dakwah harus disampaikan dengan
empati dan kasih sayang. Kehadiran da'i komunitas menjadi sangat penting untuk
memberikan harapan baru, membimbing mereka meraih masa depan yang lebih baik,
serta memberikan pemahaman agama yang membawa kedamaian jiwa.
Di sisi lain, komunitas
muallaf dan mereka yang baru hijrah ke Islam juga membutuhkan dakwah yang lebih
intens, agar dapat memahami Islam secara mendalam dan menjalani kehidupan
sesuai dengan ajaran yang benar.
Dengan hadirnya da'i
komunitas, tidak ada lagi umat yang terabaikan dalam dakwah. Semua kalangan,
tanpa memandang latar belakang, status sosial, atau komunitasnya, berhak
mendapatkan kesempatan untuk mengenal Islam lebih dalam.
Dakwah komunitas ini adalah
bentuk kasih sayang Islam yang merangkul semua golongan, termasuk mereka yang
selama ini merasa jauh dari agama. Inilah yang diperlukan untuk membangun
masyarakat yang lebih baik, berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang damai,
penuh cinta, dan rahmat bagi seluruh alam.
Muhammadiyah, melalui Lembaga
Dakwah Komunitas, telah mengambil langkah penting dalam menyentuh
komunitas-komunitas yang jarang terjangkau ini. Dengan pendekatan yang inklusif
dan penuh kasih, dakwah komunitas menjadi kunci untuk mengubah hidup, membimbing
mereka kembali ke jalan yang benar, dan memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang agama dan kehidupan.***