-------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 04 September 2024
Goresan
Bersumpah Demi Allah
Oleh: Maman A.
Majid Binfas
(Sastrawan, Akademisi,
Budayawan)
Berdasarkan tafsir Ibnu
Katsir, QS Al-Kahfi, ayat 29, bahwa orang-orang yang zalim meliputi orang-orang
yang ingkar kepada Allah SWT, Rasul-Nya, dan Kitab-Nya, “Mereka akan diberi
siksa neraka berupa tembok api yang mengepungnya.”
Boleh diilustrasikan, mungkin
tidak terlalu keliru, manakala didiksikan secuil goresan sekalipun bukan jadi
ilusi tergambar bah raga bermimpian.
Ada raga terpenggal dua dengan
parang Pattimura juga disergap sang singa Allah beserta yang lain, dan
terngiang untuk dikenang nan sungguh mengerikan.
Ada raga tertancap tombak dari
ubun-ubun hingga tembus anusnya, dan terhunus pedang juga panah berhingga
terbakar hangus,_ sungguh merinding tiada terkira pedihnya.
Akhirnya, juga dimakan kembali
segala bangkai ramuan dukun bayarannya; _mulai recehan hingga ratusan juta,
bahkan dibarengi kerbau hitam hingga semut merah hitam jadi tumbalannya.
Belum lagi rupa sugihan lain
nan beragam dupa suguhan benda pecah beling yang berlilitan hampa bernyawa,
namun semuanya, kini telah dilahap kembali tanpa sisa hingga liang lahat pun
tak bersahutan!
Luar biasa di dalam
membinasakan dirinya, melebihi asfala safilin menjadi titah naskah sumpah telah
dikutukin oleh Tuhan tanpa ampun!
Mungkin, berdasar illustrasi
bagian pertama tentang raga terpenggal dua, hingga sang pelawak memunculkan
jokian lelucon bakar koloran dan tertombak bawa sadar mimpian.
Lelucon Bakar
Koloran
Teringat kenangan dengan kawan
sang pelawak legendaris di kawasan Jakarta Selatan. Diawali kata konon yang
serius banget tanpa diduga, dia mengeluarkan joki khasnya dengan kata
josnya: ...
Manakala, telah terbawa sadar
mimpi dibayangi tertombak berulang kali, dan juga selain membakar celana
koloran yang keluar ular dari anusan ... ha ha. Di samping, ada juga yang telah
dibelah dua raga dengan parang, akibat dari biduan kelakuan bayangan diri.
Tentu, itu hanya tunggu
penentu waktu akan berbicara sendiri, di luar kata tak terduga, maka bersiap
sedia aje..he..he..
....teman lain memotong
jokinya... maksud apa tu bro...?
Ya... udah tau sendiri lah....ham
hea ha ha…
Saya ikutan cekatan spontan...
apa tu?....dengan singkat dia jawab sambil kelakar khasnya .. sebentar lagi
kita akan lewati taman makam pahlawan!
Kuburan maksud loe? Dia
hanya menyambut dengan ketawa ha ha ... dasar pelawak!
Kalau begitu, kita singgah
ngopi dan bakar rokok dulu deh! ... Koq bakar rokok? ... ya, daripada bakar
koloran.. ha..ha..ha… serentak...! Tanpa saling sumpah serapah, berbareng ngopi
aje bro.
Bersumpah Demi
Allah
Insya Allah, demi Allah jadi
sumpah.
Lebih dari bumbu rujak,
diremuk, bahkan lebih dari
debu lava gunung api nan membara hingga akar-akar telur bakteri pun akan
diluluhlantahkan.
Bersumpah, demi Allah
Jangankan ditatap atau disentuhin orangnya, goresan tinta pun akan menyambar bagai halilintar.
Juga akan menggetarkan hingga
tersungkur, melebihi tebasan sangkur juga pelor dan bertautan bah ditancap
tombakan Raja Singa Allah dalam ke Alif Lam Mim diberkahi.
Raja Singa Allah
Sungguh aneh, terkadang
sebagian manusia juga terlalu songongan, biar kepada Singa yang ganas pun
hendak diserudukinya.
Baik hanya sekedar untuk
menguji kanuragaan atau sekedar ingin coba coba saja guna meraih pujian, sekalipun
pada akhirnya tidak terpuji.
Sudah dungu main serudukan
saja di rimba Raja Singa Allah_ dan akhirnya hanya nama doang yang tersisa di
batu nisan.
Sorry diksi ini, tolong jangan
pula digiling dengan lesung dalam lumpang kayu dari pohon beringin lagi, dan
juga tak berkait dengan diksi Bung Bahlil .. loh!
Ini murni mengenai Raja Singa
Allah, yang hanya ber_rimba kepada cahaya kebenaran “Lillahi Ta'ala: Untuk
Allah Yang Maha Tinggi.” _
Kini, tiba saatnya untuk sapu
rata tanpa kata, dan tentu tak akan berarti segala mantra jutaan para dukun
apapun, sekalipun di-google berhingga kiamat pun akan tetap “Ukhruj Ya
‘aduwallah.” insya Allah, demi Allah.
Wassalam, dan wallahu'alam