------
Jumat, 20 September 2024
Kementerian LHK Tunjuk PT
Mitra Hijau Asia Tangani Limbah Alkes Bermerkuri di Sulawesi
MAKASSAR, (PEDOMAN
KARYA). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjuk
secara resmi kepada PT Mitra Hijau Asia untuk menangani limbah Alat Kesehatan
(Alkes) bermerkuri untuk wilayah Pulau Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan,
Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah.
Penarikan limbah alkes bermerkuri dilakukan secara resmi oleh Direktorat Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3
(PSLB3) Kementerian LHK, di Lapangan Upacara Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Makassar,
Rabu, 18 September 2024.
Penarikan Alkes
bermerkuri wilayah Sulawesi bersumber dari 563 Fasyankes di 29 Kabupaten dan 3
Kotamadya yang berada di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
Adapun jumlah totalnya sebanyak 7.123 unit dan seberat 6,29 ton yang sudah
termuat dengan rapi dalam 4 truk container.
Kegiatan ini merupakan
implementasi Peraturan Presiden Nomor 21 tahun 1019 tentang Rencana Aksi
Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri dan Permen LHK Nomor 27 tahun 2020
tentang Pengelolaan Limbah Alkes mengandung merkuri.
KLHK menunjuk PT. Mitra
Hijau Asia (MHA) sebagai perusahaan pengelola limbah untuk pengolahan alkes
bermerkuri. Seperti diketahui, PT MHA merupakan perusahaan pengelola limbah B3
terpercaya dan berpengalaman sebagai mitra pemerintah dalam penanganan limbah
B3 di Indonesia.
Peresmian penarikan Alkes
bermerkuri dihadiri oleh sejumlah pejabat antara lain Dirjen PSLB3 KLHK Rosa
Vivien Ratnawati, Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakhrulloh, Sekda Provinsi
dari tiga provinsi, Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Legislasi dan Advokasi Dr
Ilyas Asaad, Direktur Utama PT Mitra Hijau Asia Riory Rivandy dan para kepala
Dinas LHK dari 3 provinsi di Pulau Sulawesi serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Pj
Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh menyambut baik kegiatan penarikan Alkes
bermerkuri yang telah dikumpulkan dengan baik melalui Kerjasama KLHK,
Kementerian Kesehatan dan pihak ketiga yakni PT Mitra Hijau Asia.
Zudan menyampaikan
dukungan atas upaya penghapusan merkuri pada bidang priorotas kesehatan sebagai
bagian dari perlindungan dan pelestarian lingkungan.
“Kami mendukung kegiatan
ini mengingat pentingnya penanganan limbah berbahaya khususnya Alkes
bermerkuri. Kami juga berharap agar KLHK memberikan sosialisasi ke masyarakat
tentang penanganan Alkes bermerkuri,” kata Zudan.
Dirjen PSLB3 KLHK Rosa
Vivien Ratnawati menuturkan, penarikan Alkes bermerkuri dilakukan berkat kerjasama
dan kolaborasi multipihak.
“Penarikan Alkes
bermerkuri prioritas di bidang kesehatan sangat penting sebagai implementasi
dari PermenLHK Nomor 27 tahun 2020 tentang pengelolaan limbah Alkes mengandung
Merkuri. Proses penarikan ini tidaklah mudah karena harus turun ke lapangan dan
berkordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup serta Direktorat
PSLB3 KLHK,” tuturnya.
Rosa Vivien Ratnawati
juga menegaskan bahwa KLHK telah menunjuk secara resmi PT Mitra Hijau Asia
sebagai perusahaan pengelola limbah B3 terbesar dan terpercaya di Indonesia
Timur, sebagai mitra dalam penanganan Alkes bermerkuri di Pulau Sulawesi.
“Terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu, termasuk kepada PT Mitra Hijau Asia yang telah
bermitra dengan KLHK dalam penanganan Alkes bermerkuri khususnya dari 3
Provinsi yang dilakukan pada hari ini,” ungkap Rosa.
Dia menambahkan, kegiatan
yang sama telah dilakukan sejak tahun 2022 di Wilayah Pulau Jawa dan pada tahun
2024 juga telah dilaksanakan di wilayah Bali, Nusa Tenggara dan Sumatera.
“KLHK berharap kegiatan
ini dapat diselesaikan pada tahun 2025 untuk wilayah Kalimantan, Maluku dan
Papua. Dengan adanya kegiatan penarikan Alkes bermerkuri ini, marilah kita
dukung “make mercury history” agar kesehatan lingkungan hidup dan kesehatan manusia
dapat terlindungi dari bahaya merkuri di masa depan,” pungkasnya.
Peresmian pelepasan empat
truk kontainer dilakukan secara saksama di lapangan Kantor Gubernur Sulsel
disaksikan para tamu undangan dan pejabat yang hadir.
Empat truk kontainer
milik PT Mitra Hijau Asia yang membawa Alkes bermerkuri dari Sulawesi Selatan,
Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah bergerak pelan meninggalkan lapangan kantor
gubernur Sulawesi Selatan menuju lokasi penyimpanan menandai gerakan “make mercury
history.” (ak)