-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 21 Oktober 2024
In Memoriam:
Akhmad
Firdaus Dg. Naba: Ada Saatnya Kita Harus Istirahat
Oleh: Asnawin
Aminuddin
(Majelis Tabligh Muhammadiyah
Sulsel)
Bulan September 2024, saya
mengikuti Bimtek Da’i Komunitas yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah
Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel. Bimtek yang diadakan di
Pusdiklat Unismuh Makassar, Bollangi, Gowa, diikuti sekitar 30 peserta utusan
LDK Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sulsel dan da’i professional.
Saya ditempatkan satu kamar dengan
Akhmad Firdaus Daeng Naba, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gowa. Kami
sudah lama kenal dan cukup akrab, tapi kami semakin kenal dan semakin akrab
setelah bersama-sama selama tiga hari dua malam nginap satu kamar di Pusdiklat Unismuh. Usia saya dengan beliau hanya selisih satu bulan, saya lebih tua dari
beliau.
Dari kebersamaan selama tiga
hari itu, saya akhirnya lebih mengenal beliau yang ternyata nyaris seluruh hidupnya
diwakafkan untuk dakwah. Baik dakwah secara langsung di mimbar masjid atau
pengajian-pengajian, termasuk acara-acara maulidan dan takziyah, maupun dakwah secara
tidak langsung melalui media massa dan media sosial.
Di media massa, Firdaus
Daeng Naba bahkan memiliki blog: https://ustadgaulandgang.wordpress.com/,
dengan tagline: Belajar Beramal dan Bergembira; Tak ada manusia yang tak
berkelemahan, tak ada kelemahan yang tak bisa diperbaiki. Kemudian di bawah
fotonya, ia menulis: Bacaan yang baik menyehatkan jiwa, menenteramkan rasa, dan
menajamkan logika.
Di media sosial, tepatnya di
Facebook, beliau rutin memposting kutipan-kutipan ayat Al-Qur’an dan hadits,
serta kalimat-kalimat tertentu. Juga memposting kegiatan-kegiatannya saat
berdakwah.
Postingan terakhirnya di blog Ustads
Gaul, pada 30 September 2024, ia menulis artikel pendek berbahasa Makassar, dengan judul “Erang kabura’neyang.”
Berikut artikel beliau:
Erang
kabura’neyang
Rise’reya rewasa (lebba
ngasengi tawwa kamma), nikasiyaki kalea tasigappa eroka siagang sarea.
a’lamung-lamungki, nikana
tommo sukku tongi bateta ammarakai, mingka tena tonja na situju-tuju kattonna,
gassing arei panra taba sikali
a’balu-balukki, paccei
passawallanna, rugi arei poeng
Anrinni mi kacinikang erang
kabura’neyanga.
Ka tani kanayai antu tau rewa,
tau panrang pallaki-laki, punna sanging passibajjianja niparumbu.
Mingka punna natabaki
katallassang seke’, na nidallekang tatabbabbara kabaraniyanga.
Akkulle mangka nilaloi tana
leyo salibanra.
Tantu nikana: Kamma memang mi
anntu iya punna nasareki paccoba Bataraya, niya tommo antu na longgang,
tajuleyai punna narapi seng seke’-seke’ka
Allahu Akbar
….
Terjemahannya: Sikap Laki-laki Sejati
Suatu waktu (kita semua
manusia pernah merasakan hal itu) kita rasakan diri kita tidak cocok kemauan
dengan takdir. Kita bercocok tanam, kita sangka bagus cara pemeliharaannya,
akan tetapi tidak sesuai dengan hasilnya, bahkan kadang-kadang rusak sama
sekali.
Kita berdagang tapi susah
keuntungannya, bahkan rugi sama sekali. Disinilah kelihatan sikap laki-laki
sejati.
Kita tidak anggap orang itu
perkasa kalau hanya memperbanyak istri, ataukah bangga dalam perkelahian dan
itu saja yang dilakukan, Akan tetapi kalau kita kena keadaan hidup yang susah
di depan mata dan tidak patah semangat, dan kita mampu melewatinya dengan
selamat, pasti kita berkata seperti itulah memang keadaan kalau kita diberi cobaan
oleh Allah SWT. Ada yang dimudahkan dan kadang juga ada yang disusahkan. Allahu
akbar. (diterjemahkan oleh Ustadz Ardan Ilyas pada saat kami membuat tulisan ini, Senin malam, 21 Oktober 2024)
***
Postingan lainnya berjudul “Giliran”
dilansir pada 03 Juli 2024. Dalam postingan ini, Firdaus Daeng Naba
mengutip penggalan Surah Ali Imran, ayat 140: Dan hari-hari dipergilirkan antar
manusia.
Kemudian ia menambahkan, bahwa
“Ketika kita memimpin, kita harus siap menghadapi berbagai situasi: Pada
kondisi normal, mentaati prosedur dan mendahulukan musyawarah. Pada kondisi
darurat, memprioritaskan tindakan cepat. Siap menanggung resiko keputusan:
dicaci-maki dan ditentang.
Ketika kita kita dipimpin,
kita wajib mendukung kebersamaan. Meskipun kita merasa lebih pintar, lebih
senior, dan lebih kuat, kita tetap harus sadar: tidak semua orang bisa
mengatur.”
***
Masih banyak lagi postingannya
di blog miliknya yang semuanya berisi kebaikan, nasehat, dan dakwah. Semangatnya
dalam berdakwah selalu menyala.
Sehari setelah mengikuti
Bimtek Da’i Komunitas di Bollangi, Pattallassang, Gowa, Ustadz Firdaus Daeng
Naba, mengisi ceramah takziyah di Dusun Barua, Desa Paranglompoa, Kecamatan
Bontolempangan.
Beliau memposting beberapa fotonya
pada kegiatan tersebut di Facebook, dengan keterangan: “Kamis (malam Jum'at) 26
September 2024 di Barua Desa Paranglompoa Kecamatan Bontolempangang (sekitar
800 mdpl).”
Pada saat itu, beliau sebenarnya
kurang sehat dan masih capek setelah mengikuti Bimtek selama tiga hari, tapi
beliau mungkin tidak mau mengecewakan keluarga yang mengundangnya untuk
berceramah, sehingga ia tetap pergi, padahal Dusun Barua, Desa Paranglompoa ini
berada di atas ketinggian dan hawanya cukup dingin pada malam hari.
Dan beliau hanya mengendarai
sepeda motor pergi dan pulang dari Kampung Bontomaero, Kecamatan Bajeng ke
Dusun Barua, Desa Paranglompoa, yang jaraknya puluhan kilometer. Alhasil, sejak pulang dari ceramah takziyah
itulah, kesehatannya mulai menurun.
Dalam kondisi kurang sehat, beliau
tetap beraktivitas, termasuk menghadiri Rapat Pembubaran Panitia Bimtek
Da’i Komunitas LDK PWM Sulsel, di Makassar, Selasa, 08 Oktober 2024, yang dipimpin
Ketua LDK PWM Sulsel, Dr Usman Jasad.
Daeng Naba juga masih sempat menghadiri rapat di Pusdam (Pusat Dakwah Muhammadiyah) Gowa, Kamis, 10 Oktober 2024, yang dipimpin Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gowa, Ustadz Ardan Ilyas. Dalam kondisi kesehatan kurang stabil, Firdaus Daeng Naba, masih berupaya memaparkan bagaimana pengembangan cabang dan ranting Muhammadiyah di Kabupaten Gowa.
Dua hari kemudian, beliau
tidak kuat lagi menahan sakit dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit untuk rawat
inap. Informasi itu diposting di grup KODAK, akronim dari Korps Da’i Komunitas.
Grup ini dibuat oleh Ketua LDK PWM Sulsel, Usman Jasad. Foto Daeng Naba
di tempat tidur rumah sakit diposting di grup disertai narasi: Doakan ust
Akhmad Firdaus Dg. Naba, dilarikan ke RS Unismuh malam ini.
Pada 14 Oktober 2014, Firdaus Daeng Naba, memposting tiga foto dirinya saat dibezuk oleh Ustadz
Tauhid (pengurus LDK PWM Sulsel) di akun Facebook-nya, disertai narasi: “Ada
saatnya kita harus istirahat.”
Postingan tersebut mendapat
banyak komentar dan beliau pun berupaya membalas satu per satu, namun akhirnya
tidak semua komentar ia balas, mungkin karena sudah tidak mampu lagi. Dan
itulah postingan terakhirnya: “Ada saatnya kita harus istirahat.”
Ustadz Akhmad Firdaus Daeng
Naba meninggal dunia di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, pada Senin
dinihari, 21 Oktober 2024, dan dimakamkan di Bontomaero, Limbung, Kabupaten Gowa, pada Senin
siang.
Pemakamannya dihadiri Ketua
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Irwan Akib, Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel Dr
Dahlan Lama Bawa, Ketua LDK Muhammadiyah Sulsel Dr Usman Jasad, Ketua PDM Gowa Ustadz
Ardan Ilyas, dan ratusan pengurus Muhammadiyah serta kerabat almarhum.
Selamat jalan saudaraku.
Semoga segala amal ibadahmu diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan
dosa-dosamu diampuni, serta kuburmu dilapangkan, diterangi, dan engkau
dihindarkan dari azab kubur. Amin.***