Akhmad Firdaus Dg. Naba: Ada Saatnya Kita Harus Istirahat

Almarhum Akhmad Firdaus Daeng Naba saat mengikuti Bimtek Da'i Komunitas yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, di Pusdiklat Unismuh Makassar, Bollangi, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Senin-Rabu, 23-25 September 2024. 

 

-----

PEDOMAN KARYA

Senin, 21 Oktober 2024

 

In Memoriam:

 

Akhmad Firdaus Dg. Naba: Ada Saatnya Kita Harus Istirahat

 

Oleh: Asnawin Aminuddin

(Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel)

 

Bulan September 2024, saya mengikuti Bimtek Da’i Komunitas yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel. Bimtek yang diadakan di Pusdiklat Unismuh Makassar, Bollangi, Gowa, diikuti sekitar 30 peserta utusan LDK Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sulsel dan da’i professional.

Saya ditempatkan satu kamar dengan Akhmad Firdaus Daeng Naba, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gowa. Kami sudah lama kenal dan cukup akrab, tapi kami semakin kenal dan semakin akrab setelah bersama-sama selama tiga hari dua malam nginap satu kamar di Pusdiklat Unismuh. Usia saya dengan beliau hanya selisih satu bulan, saya lebih tua dari beliau.

Dari kebersamaan selama tiga hari itu, saya akhirnya lebih mengenal beliau yang ternyata nyaris seluruh hidupnya diwakafkan untuk dakwah. Baik dakwah secara langsung di mimbar masjid atau pengajian-pengajian, termasuk acara-acara maulidan dan takziyah, maupun dakwah secara tidak langsung melalui media massa dan media sosial.

Di media massa, Firdaus Daeng Naba bahkan memiliki blog: https://ustadgaulandgang.wordpress.com/, dengan tagline: Belajar Beramal dan Bergembira; Tak ada manusia yang tak berkelemahan, tak ada kelemahan yang tak bisa diperbaiki. Kemudian di bawah fotonya, ia menulis: Bacaan yang baik menyehatkan jiwa, menenteramkan rasa, dan menajamkan logika.

Di media sosial, tepatnya di Facebook, beliau rutin memposting kutipan-kutipan ayat Al-Qur’an dan hadits, serta kalimat-kalimat tertentu. Juga memposting kegiatan-kegiatannya saat berdakwah.

Postingan terakhirnya di blog Ustads Gaul, pada 30 September 2024, ia menulis artikel pendek berbahasa Makassar, dengan judul “Erang kabura’neyang.”

Berikut artikel beliau:

 

Erang kabura’neyang

 

Rise’reya rewasa (lebba ngasengi tawwa kamma), nikasiyaki kalea tasigappa eroka siagang sarea.

a’lamung-lamungki, nikana tommo sukku tongi bateta ammarakai, mingka tena tonja na situju-tuju kattonna, gassing arei panra taba sikali

a’balu-balukki, paccei passawallanna, rugi arei poeng

Anrinni mi kacinikang erang kabura’neyanga.

Ka tani kanayai antu tau rewa, tau panrang pallaki-laki, punna sanging passibajjianja niparumbu.

Mingka punna natabaki katallassang seke’, na nidallekang tatabbabbara kabaraniyanga.

Akkulle mangka nilaloi tana leyo salibanra.

Tantu nikana: Kamma memang mi anntu iya punna nasareki paccoba Bataraya, niya tommo antu na longgang, tajuleyai punna narapi seng seke’-seke’ka

Allahu Akbar

….

Terjemahannya:  Sikap Laki-laki Sejati

Suatu waktu (kita semua manusia pernah merasakan hal itu) kita rasakan diri kita tidak cocok kemauan dengan takdir. Kita bercocok tanam, kita sangka bagus cara pemeliharaannya, akan tetapi tidak sesuai dengan hasilnya, bahkan kadang-kadang rusak sama sekali.

Kita berdagang tapi susah keuntungannya, bahkan rugi sama sekali. Disinilah kelihatan sikap laki-laki sejati.

Kita tidak anggap orang itu perkasa kalau hanya memperbanyak istri, ataukah bangga dalam perkelahian dan itu saja yang dilakukan, Akan tetapi kalau kita kena keadaan hidup yang susah di depan mata dan tidak patah semangat, dan kita mampu melewatinya dengan selamat, pasti kita berkata seperti itulah memang keadaan kalau kita diberi cobaan oleh Allah SWT. Ada yang dimudahkan dan kadang juga ada yang disusahkan. Allahu akbar. (diterjemahkan oleh Ustadz Ardan Ilyas pada saat kami membuat tulisan ini, Senin malam, 21 Oktober 2024)

***

Postingan lainnya berjudul “Giliran” dilansir pada 03 Juli 2024. Dalam postingan ini, Firdaus Daeng Naba mengutip penggalan Surah Ali Imran, ayat 140: Dan hari-hari dipergilirkan antar manusia.

Kemudian ia menambahkan, bahwa “Ketika kita memimpin, kita harus siap menghadapi berbagai situasi: Pada kondisi normal, mentaati prosedur dan mendahulukan musyawarah. Pada kondisi darurat, memprioritaskan tindakan cepat. Siap menanggung resiko keputusan: dicaci-maki dan ditentang.

Ketika kita kita dipimpin, kita wajib mendukung kebersamaan. Meskipun kita merasa lebih pintar, lebih senior, dan lebih kuat, kita tetap harus sadar: tidak semua orang bisa mengatur.”

***

Masih banyak lagi postingannya di blog miliknya yang semuanya berisi kebaikan, nasehat, dan dakwah. Semangatnya dalam berdakwah selalu menyala.

Sehari setelah mengikuti Bimtek Da’i Komunitas di Bollangi, Pattallassang, Gowa, Ustadz Firdaus Daeng Naba, mengisi ceramah takziyah di Dusun Barua, Desa Paranglompoa, Kecamatan Bontolempangan.

Beliau memposting beberapa fotonya pada kegiatan tersebut di Facebook, dengan keterangan: “Kamis (malam Jum'at) 26 September 2024 di Barua Desa Paranglompoa Kecamatan Bontolempangang (sekitar 800 mdpl).”

Pada saat itu, beliau sebenarnya kurang sehat dan masih capek setelah mengikuti Bimtek selama tiga hari, tapi beliau mungkin tidak mau mengecewakan keluarga yang mengundangnya untuk berceramah, sehingga ia tetap pergi, padahal Dusun Barua, Desa Paranglompoa ini berada di atas ketinggian dan hawanya cukup dingin pada malam hari.

Dan beliau hanya mengendarai sepeda motor pergi dan pulang dari Kampung Bontomaero, Kecamatan Bajeng ke Dusun Barua, Desa Paranglompoa, yang jaraknya puluhan kilometer. Alhasil, sejak pulang dari ceramah takziyah itulah, kesehatannya mulai menurun.

Dalam kondisi kurang sehat, beliau tetap beraktivitas, termasuk menghadiri Rapat Pembubaran Panitia Bimtek Da’i Komunitas LDK PWM Sulsel, di Makassar, Selasa, 08 Oktober 2024, yang dipimpin Ketua LDK PWM Sulsel, Dr Usman Jasad.

Daeng Naba juga masih sempat menghadiri rapat di Pusdam (Pusat Dakwah Muhammadiyah) Gowa, Kamis, 10 Oktober 2024, yang dipimpin Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gowa, Ustadz Ardan Ilyas. Dalam kondisi kesehatan kurang stabil, Firdaus Daeng Naba, masih berupaya memaparkan bagaimana pengembangan cabang dan ranting Muhammadiyah di Kabupaten Gowa.

Dua hari kemudian, beliau tidak kuat lagi menahan sakit dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit untuk rawat inap. Informasi itu diposting di grup KODAK, akronim dari Korps Da’i Komunitas. Grup ini dibuat oleh Ketua LDK PWM Sulsel, Usman Jasad. Foto Daeng Naba di tempat tidur rumah sakit diposting di grup disertai narasi: Doakan ust Akhmad Firdaus Dg. Naba, dilarikan ke RS Unismuh malam ini.

Pada 14 Oktober 2014, Firdaus Daeng Naba, memposting tiga foto dirinya saat dibezuk oleh Ustadz Tauhid (pengurus LDK PWM Sulsel) di akun Facebook-nya, disertai narasi: “Ada saatnya kita harus istirahat.”

Postingan tersebut mendapat banyak komentar dan beliau pun berupaya membalas satu per satu, namun akhirnya tidak semua komentar ia balas, mungkin karena sudah tidak mampu lagi. Dan itulah postingan terakhirnya: “Ada saatnya kita harus istirahat.”

Ustadz Akhmad Firdaus Daeng Naba meninggal dunia di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, pada Senin dinihari, 21 Oktober 2024, dan dimakamkan di Bontomaero, Limbung, Kabupaten Gowa, pada Senin siang.

Pemakamannya dihadiri Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Irwan Akib, Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel Dr Dahlan Lama Bawa, Ketua LDK Muhammadiyah Sulsel Dr Usman Jasad, Ketua PDM Gowa Ustadz Ardan Ilyas, dan ratusan pengurus Muhammadiyah serta kerabat almarhum.

Selamat jalan saudaraku. Semoga segala amal ibadahmu diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan dosa-dosamu diampuni, serta kuburmu dilapangkan, diterangi, dan engkau dihindarkan dari azab kubur. Amin.***   


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama