Empat Dosen Unhas Dikukuhkan Jadi Guru Besar

Empat dosen Unhas Makassar dikukuhkan jadi Guru Besar dalam Rapat Paripurna Senat Akademik Terbatas, di Ruang Senat Akademik Unhas, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar, Selasa, 15 Oktober 2024. (Foto: Humas Unhas)

 

----

Kamis, 17 Oktober 2024

 

Empat Dosen Unhas Dikukuhkan Jadi Guru Besar

 

Ke-4 Guru Besar Paparkan Hasil Penelitiannya

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Empat dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dikukuhkan jadi Guru Besar dalam Rapat Paripurna Senat Akademik Terbatas, di Ruang Senat Akademik Unhas, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar, Selasa, 15 Oktober 2024.

Proses pengukuhan dihadiri oleh Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Dewan Profesor, tamu undangan, serta keluarga besar dari dosen yang dikukuhkan jadi profesor.

Ke-4 dosen tersebut yaitu Prof Dr Asriani Abbas MHum (Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik Teoritis Morfologi, Fakultas Ilmu Budaya, dengan nomor keanggotaan 528), Prof Dr Ir Sitti Nur Faridah MP (Guru Besar Bidang Ilmu Hidrologi Fakultas Pertanian, dengan nomor keanggotaan 529).

Prof Dr Syamsuddin SE MSi AK CA CRP (Guru Besar Bidang Ilmu Auditing Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dengan nomor keanggotaan 530), dan            Prof Dr Ir Fachirah Ulfa MP (Guru Besar Bidang Ilmu Hortikultura Fakultas Pertanian, dengan nomor keanggotaan 531).

Rektor Unhas, Prof. JJ dalam sambutannya menyampaikan selamat atas penambahan guru besar Unhas, dimana ini menunjukkan pencapaian serta kebanggaan peningkatan kapasitas dan kualitas mutu pembelajaran.

Dirinya juga menyebutkan pentingnya penerapan interdisiplin. Dimana, saat ini  permasalahan semakin kompleks, dan memerlukan solusi yang tidak sederhana. Akan tetapi, harus komprehensif, melalui hasil analisis dari berbagai dimensi keilmuan.

“Diharapkan keilmuannya bisa memberikan manfaat kepada masyarakat secara luas. Tidak hanya itu, penambahan guru besar Unhas juga menjadi sebuah motivasi, sekaligus pembuktian bahwa Unhas sebagai salah satu kampus terbaik dalam proses akademik,” jelas Prof JJ, sapaan akrab Prof Jamaluddin Jompa.

Sebelumnya, masing-masing guru besar telah menyampaikan pidato penerimaan yang membahas bidang keahliannya.

Prof Asriani Abbas

 

Prof Asriani Abbas mengawali kegiatan dengan memberikan paparan tentang “Bahasa Gaul sebagai Refleksi Kreativitas Berbahasa Lintas Generasi: Kajian Morfologi.”

Dia menyebutkan, bahasa gaul merupakan ragam bahasa yang popular pada kalangan generasi Z di Indonesia. Ini merupakan hasil modifikasi bahasa Indonesia standar atau bahasa baku yang digunakan oleh kalangan remaja, sebagai bentuk ekspresi diri dan penanda identitas. Bahasa gaul memiliki daya tarik karena mencerminkan kreativitas komunitas penggunanya.

Menurut Asriani, bahasa generasi Z di media sosial selalu menjadi arena pertarungan antargenerasi. Masing-masing berkreasi memplesetkan bahasa Indonesia dengan menciptakan kode tertentu yang hanya dipahami oleh generasi yang sama.

Pemanfaatan kepakaran ini terkait dengan perspektif morfologi pada fenomena kata bahasa gaul menjad asset berharga dalam menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa modern yang senantiasa beradaptasi pada perubahan teknologi dalam spektrum lintas generasi.

“Kreativitas dan inovasi bahasa yang diciptakan oleh generasi Z menjadi bukti bahwa bahasa Indonesia mampu bertahan dan beradaptasi di tengah arus interaksi global secara personal-kontekstual. Kehadiran bahasa gaul menambah kevariasian kosa kata bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi nonformal,” jelas Prof Asriani.

Lebih lanjut, Prof Asriani menambahkan, pada umumnya ciptaan bahasa gaul pada proses morfologi yang berupa abreviasi (pemendekan) ditemukan empat tipe yaitu singkatan, akronim, penggalan dan kontraksi yang terbentuk dari bahasa Indonesia, bahasa local dan bahasa Inggris. Eksistensi bahasa nasional dan bahasa negara perlu dijaga dan dilestarikan melebihi eksistensi bahasa asing dan bahasa gaul melalui pemikiran yang cemerlang dari semua pihak.

 

Prof Sitti Nur Faridah

 

Pada kesempatan yang sama, Prof Sitti Nur Fardah juga menyampaikan penelitian yang dilakukan berkaitan dengan “Teknologi Pengelolaan Air sebagai Adaptasi Perubahan Iklim untuk Pertanian Berkelanjutan”. Dirinya menjelaskan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air akan berkejaran dengan laju pertumbuhan penduduk.

Peningkatan jumlah penduduk berkorelasi dengan kebutuhan air. Pertumbuhan penduduk akan berdampak pada kelangkaan air yang semakin tinggi. Eksploitasi air akan mendorong kelangkaan air dan akses kelangkaan air bersih terbatas. Pengelolaan sumber air terpadu menjadi salah satu kunci peningkatan indeks pertanian dalam menghadi kelangkaan air.

“Teknologi hemat air menjadi salah satu upaya penggunaan air yang sama dapat meningkatkan produksi. Teknologi hemat air dapat diterapkan pada irigasi micro dripper dengan penghematan air 67%. Pemberian kadar air pada tanaman dengan tepat bisa meningkatkan produksi tanaman,” jelas Prof Sitti.

Secara global, penggunaan air utama (70%) adalah sektor poertanian. Sehingga penggunaan teknologi hemat air menjadi suatu keharusan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini. Penerapan smart farming atau pertanian presisi dapat menjadi peluang pengembangan peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya air untuk mendukung system pertanian berkelanjutan.

 

Prof Syamsuddin

 

Prof Syamsuddin menyampaikan penelitian yang dilakukan berkaitan dengan “Hedonisme dalam Keluarga Berpotensi Memicu Fraud”. Dirinya menjelaskan, fraud merupakan kecurangan terstruktur yang melibatkan tindakan hukum dengan niat atau kesengajaan untuk memperoleh keuntungan pribadi, baik material maupun non material.

Gaya hidup hedonistik berhubungan erat dengan fraud, sejalan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya dan diperkuat dengan kasus kasu yang dirilis oleh KPK dan ICW di Indonesia.

“Diperlukan aplikasi Whistleblowing System (WBS) yang dapat diakses oleh publik sebagai media untuk melaporkan indikasi fraud di lingkungan pemerintah. Untuk itu, pentingnya mitigasi risiko fraud mengharuskan setiap lembaga pemerintah memperkuat sistem pengawasan internal dengan melakukan pengawasan melekat (waskat) atau Sistem Pengendalian Internal (Internal Control) dan melaksanakan manajemen resiko sebagai peringatan dini,” jelas Prof Syamsuddin.

Sebagai Auditor Internal, Prof Syamsuddin mengatakan penting untuk mengkaji lebih dalam akar permasalahan dan mengidentifikasi faktor yang memicu perilaku fraud. Pemahaman mendalam tentang faktor perilaku tersebut dapat membantu dalam merancang strategis yang efektif untuk mencegah dan menindaklanjuti praktif fraud.

 

Prof Fachirah Ulfa

 

Pidato pengukuhan ditutup oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Fachirah berjudul “Hortikultural Inovatif : Optimalisasi Pekarangan untuk Kemandirian Pangan Keluarga di Era Perubahan Iklim Global”.

Dirinya menjelaskan, hortikultura sebagai solusi menghadapi tantangan global, terutama perubahan iklim. Optimalisasi pekarangan rumah dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Menurutnya, inovasi teknologi dalam mendukung pertanian berkelanjutan juga penting untuk dikembangkan.

Prof Fachirah juga memberikan gambaran tentang penerapan teknologi digital dan Internet of Things (IoT) dalam pertanian presisi. Tidak hanya itu, peran holtikultura juga bisa membantu dalam menghasilkan produksi pangan yang berkelanjutan. Kehadiran hortikultura akan membantu keluarga dalam mencapai kemandirian pangan. (kia)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama