Mahasiswa Unhas Widitra Darwis Rebut 2 Emas Pimnas 2024

DUA MEDALI EMAS. Widitra Darwis (ketiga dari kiri) foto bersama teman-teman Tim Detec, terdiri atas Widitra Darwis, Azzahra Aurelya Shodan Razak, Primadona Putricia Samuel (Fakultas Kedokteran), St Namirah (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), dan Vira Yuniarty (Fakultas Farmasi) yang berlaga pada Pimnas ke-37 di Unair Surabaya, 14-18 Oktober 2024. Widitra Darwis berhasil meraih dua medali emas di Pimnas ke-37. (ist) 

 

-----

Rabu, 23 Oktober 2024

 

Mahasiswa Unhas Widitra Darwis Rebut 2 Emas Pimnas 2024

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Widitra Darwis, salah seorang ketua tim yang berlaga di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, 14-18 Oktober 2024, menorehkan prestasi gemilang dengan meraih 2 medali emas. 

Karya berjudul “Dissolving Microneedle Patch Terinkorporasi ESAT6-CFP10: Strategi Baru Diagnostik Infeksi Laten Tuberkulosis,” meraih medali emas masing-masing pada kategori presentase dan poster.

Widitra menjelaskan risetnya bertujuan mengembangkan ESAT6-CFP10 (EC) yang terinkorporasi dalam sediaan dissolving microneedle patch (DMNP-EC), untuk meningkatkan akurasi diagnostik infeksi laten tuberkulosis (ILTB) dengan prosedur yang lebih praktis.

Singkatnya, penelitian ini bertujuan untuk merancang formula yang bermanfaat untuk mengindentifikasi penyakit tuberkulosis pada tahapan infeksi laten.

“Alhamdulillah tim kami berhasil meraih dua medali pada poster dan presentasi. Kami mengikuti skema riset eksakta. Fokus riset kami tentang tuberkulosis, utamanya pada tahapan infeksi laten. Ada banyak tahapan dalam penyakit, salah satunya diagnosis. Pada TB, ini juga banyak tahapan infeksinya, dan fokus kami infeksi laten, yang mana orang bisa saja sudah terinfeksi, tapi terlihat sehat,” jelas Widiatra.

Keberhasilan Widitra ini tidak lepas dari dorongan dosen pendamping yang juga Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unhas Prof dr Muhammad Nasrum Massi PhD SpMK(K).

“Prestasi ini tidak lepas dari bantuan serta arahan yang diberikan pembimbing kami yang mengarahkan sejak awal Januari lalu, sehingga menghasilkan tulisan yang baik,” ungkap Widiatra.

Selama proses penyusunan penelitian yang dilakukan, katanya, terdapat suka dan duka yang dihadapi, namun dengan kekompakan dan kerja sama tim yang baik serta dukungan dan arahan serta dosen pembimbing yang terus menyemangati. Kesulitan yang dihadapi bisa terselesaikan dengan baik.

Tes diagnostik standar untuk ILTB, yaitu interferon-gamma release assay (IGRA) ini sulit untuk diterapkan di Indonesia karena prosedurnya yang kompleks, sedangkan tuberculin skin test (TST) sering kali memberikan hasil positif palsu. Sehingga, tim ini kemudian melakukan pengembangan dengan metode formula baru.

Riset ini diawali dengan formulasi dan karakterisasi fisik DMNP-EC, dilanjutkan dengan uji in vivo. Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa durasi 2 pekan merupakan waktu yang paling optimal dalam pembuatan model hewan ILTB. Oleh karena itu, DMNP-EC terbukti memberikan akurasi yang lebih tinggi dengan prosedur yang lebih praktis, sehingga dapat menjadi strategi baru yang efektif untuk diagnostik ILTB.

Tim Detec yang diketuai Widitra Darwis, terdiri atas Widitra Darwis, Azzahra Aurelya Shodan Razak, Primadona Putricia Samuel (Fakultas Kedokteran), St Namirah (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), dan Vira Yuniarty (Fakultas Farmasi). (kia)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama