-----
Rabu, 23 Oktober 2024
Mahasiswa
Unhas Widitra Darwis Rebut 2 Emas Pimnas 2024
MAKASSAR, (PEDOMAN
KARYA). Mahasiswa Universitas
Hasanuddin (Unhas) Makassar, Widitra Darwis, salah seorang ketua tim yang
berlaga di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 di Universitas
Airlangga (Unair) Surabaya, 14-18 Oktober 2024, menorehkan prestasi gemilang
dengan meraih 2 medali emas.
Karya berjudul “Dissolving
Microneedle Patch Terinkorporasi ESAT6-CFP10: Strategi Baru Diagnostik Infeksi
Laten Tuberkulosis,” meraih medali emas masing-masing pada kategori presentase
dan poster.
Widitra menjelaskan risetnya bertujuan
mengembangkan ESAT6-CFP10 (EC) yang terinkorporasi dalam sediaan dissolving
microneedle patch (DMNP-EC), untuk meningkatkan akurasi diagnostik infeksi
laten tuberkulosis (ILTB) dengan prosedur yang lebih praktis.
Singkatnya, penelitian ini
bertujuan untuk merancang formula yang bermanfaat untuk mengindentifikasi
penyakit tuberkulosis pada tahapan infeksi laten.
“Alhamdulillah tim kami
berhasil meraih dua medali pada poster dan presentasi. Kami mengikuti skema
riset eksakta. Fokus riset kami tentang tuberkulosis, utamanya pada tahapan
infeksi laten. Ada banyak tahapan dalam penyakit, salah satunya diagnosis. Pada
TB, ini juga banyak tahapan infeksinya, dan fokus kami infeksi laten, yang mana
orang bisa saja sudah terinfeksi, tapi terlihat sehat,” jelas Widiatra.
Keberhasilan Widitra ini tidak
lepas dari dorongan dosen pendamping yang juga Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unhas Prof dr Muhammad Nasrum Massi PhD SpMK(K).
“Prestasi ini tidak lepas dari
bantuan serta arahan yang diberikan pembimbing kami yang mengarahkan sejak awal
Januari lalu, sehingga menghasilkan tulisan yang baik,” ungkap Widiatra.
Selama proses penyusunan
penelitian yang dilakukan, katanya, terdapat suka dan duka yang dihadapi, namun
dengan kekompakan dan kerja sama tim yang baik serta dukungan dan arahan serta
dosen pembimbing yang terus menyemangati. Kesulitan yang dihadapi bisa
terselesaikan dengan baik.
Tes diagnostik standar untuk
ILTB, yaitu interferon-gamma release assay (IGRA) ini sulit untuk diterapkan di
Indonesia karena prosedurnya yang kompleks, sedangkan tuberculin skin test
(TST) sering kali memberikan hasil positif palsu. Sehingga, tim ini kemudian
melakukan pengembangan dengan metode formula baru.
Riset ini diawali dengan
formulasi dan karakterisasi fisik DMNP-EC, dilanjutkan dengan uji in vivo.
Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa durasi 2 pekan merupakan waktu yang paling
optimal dalam pembuatan model hewan ILTB. Oleh karena itu, DMNP-EC terbukti
memberikan akurasi yang lebih tinggi dengan prosedur yang lebih praktis,
sehingga dapat menjadi strategi baru yang efektif untuk diagnostik ILTB.
Tim Detec yang diketuai Widitra
Darwis, terdiri atas Widitra Darwis, Azzahra Aurelya Shodan Razak, Primadona
Putricia Samuel (Fakultas Kedokteran), St Namirah (Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam), dan Vira Yuniarty (Fakultas Farmasi). (kia)