-------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 25 Oktober 2024
Catatan Perjalanan
Tim PKM Internasional Unismuh Makassar di Kuala Lumpur:
Merajut
Pendidikan, Budaya dan Kesadaran Lingkungan di Tanah Rantau
Oleh. Fatmawati A.
Mappasere
(Kaprodi Magister Ilmu
Administrasi Publik Pascasarjana Unismuh Makassar)
Antara 20 hingga 23 Oktober 2024, empat tim dari International Community Engagement Program Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk melaksanakan serangkaian kegiatan pengabdian internasional yang penuh makna.
Program ini menyoroti pentingnya pendidikan, kesadaran lingkungan, serta pelestarian budaya di kalangan komunitas Indonesia yang tinggal di negeri jiran.
Pada hari pertama, Selasa, 21
Oktober 2024, digelar pelatihan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Tim
dari Magister Ilmu Administrasi Publik (MIAP) Unismuh Makassar memimpin dua
program penting.
Pertama, “Transforming Waste
into Learning Resources: Building a Generation of Environmental Awareness
through Recycling Education”. Tema pertama ini berfokus pada pendidikan
lingkungan, di mana para siswa dilatih untuk mengelola sampah anorganik melalui
kegiatan daur ulang yang kreatif.
Kedua, “The Empowerment of
School Community through Disaster Education and Training to Create Disaster
Resilient Schools”. Tema kedua menekankan pada kesiap-siagaan bencana melalui
pendidikan, yang mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai
langkah awal dalam menghadapi situasi darurat.
Para siswa SIKL mengikuti
setiap sesi dengan antusias, mempraktikkan konsep yang diajarkan dengan
semangat.
Pada hari kedua, Rabu, 22
Oktober 2024, pengabdian masyarakat diadakan di Sanggar Bimbingan Sentul, yang
berlokasi di Kg. Chubadak Hilir, Sentul Pasar, Kuala Lumpur. Sanggar ini
merupakan lembaga pendidikan non-formal yang memberikan kesempatan belajar bagi
anak-anak pekerja migran Indonesia yang tidak memiliki dokumen lengkap.
Tim dari MIAP melanjutkan
program “Transforming Waste into Learning Resources” dengan pelatihan pembuatan
kerajinan tangan dari sampah anorganik. Para siswa dengan penuh semangat
mengikuti sesi ini, mempraktikkan langsung pembuatan aneka handicraft dari bahan
daur ulang, yang tidak hanya mengasah keterampilan mereka tetapi juga
menanamkan kesadaran lingkungan.
Selain itu, Tim 2 melanjutkan
program “The Empowerment of School Community through Disaster Education and
Training”. Sesi ini memfokuskan pada cara-cara menjaga kebersihan lingkungan
yang dapat mengurangi risiko bencana.
Kegiatan di Sanggar Bimbingan
Sentul ini memberikan pengalaman yang berarti bagi para siswa, memperkenalkan
mereka pada konsep tanggung jawab lingkungan dalam suasana belajar yang
mendukung.
Di sela kegiatan utama, tim
meluangkan waktu melakukan kunjungan silaturrahim ke Sanggar Bimbingan PRIMA di
Kampung Baru, Kuala Lumpur. PRIMA adalah akronim dari Pimpinan Ranting Istimewa
Muhammadiyah – Aisyiyah. Sanggar ini menjadi tempat pendidikan non-formal bagi
anak-anak pekerja migran yang tidak dapat mengakses sekolah formal.
Kunjungan ini bertujuan membangun
hubungan yang lebih erat dengan komunitas Muhammadiyah – Aisyiyah di Malaysia. Bapak
Supardi, pengelola sanggar, menyambut kami dengan hangat dan berbagi cerita
tentang perkembangan sanggar yang dikelola oleh relawan-relawan Pimpinan Cabang
Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia.
Keberadaan sanggar bimbingan
tersebut merupakan kerja sama mereka dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia
(KBRI) Kuala Lumpur, untuk membantu anak-anak Warga Negara Indonesia (WNI)
mendapat akses untuk memperoleh ilmu dasar dan sosial.
Kami dari ke-4 tim juga
memberikan infaq sebagai bentuk dukungan bagi pendidikan anak-anak di sanggar
tersebut.
Warung Wasola
Setelah kunjungan ke Sanggar
Bimbingan PRIMA, tim menyempatkan diri singgah di Warung Soto Lamongan
(Wasola), sebuah unit usaha kuliner di Kampung Baru yang dikelola oleh Majelis
Ekonomi PCIM Malaysia.
Warung Wasola tidak hanya
menawarkan hidangan khas Indonesia seperti soto Lamongan, tetapi juga menjadi
tempat berkumpulnya komunitas Indonesia di Kuala Lumpur. Warung ini menjadi
pusat interaksi sosial sekaligus upaya pemberdayaan ekonomi umat melalui amal
usaha Muhammadiyah-’Aisyiyah yang berkelanjutan.
Selain fokus pada pendidikan
lingkungan dan kesiap-siagaan bencana, Program Pengabdian Internasional ini
juga melibatkan tim dari Magister Pendidikan Bahasa Inggris (MPBI) dan
Teknologi Pendidikan.
Tim MPBI yang dipimpin oleh Dr
Saiful MPd, mengusung tema “Revitalisasi Budaya Lokal (Bugis dan Makassar) pada
Masyarakat Indonesia di Malaysia”. Melalui kegiatan ini, tim memberikan edukasi
tentang budaya lokal kepada komunitas Indonesia di Malaysia agar nilai-nilai
tradisional tetap lestari.
Tim Teknologi Pendidikan yang
dipimpin oleh Wahyuddin SPd MPd, mengusung tema “Social Awareness Care Program”,
memberikan pelatihan terkait penggunaan teknologi smartphone secara bijak dalam
pendidikan.
Output dari kegiatan ini
adalah agar siswa dapat mengontrol diri pada penggunaan gadget sehingga tidak
menjadi candu dan dapar bersosialisasi dengan masyarakat.
Program Pengabdian
Internasional ini didukung penuh oleh Lembaga Penelitian, Pengembangan dan
Pengabdian Masyarakat (LP3M), serta Lembaga Pengembangan Bahasa dan Kerjasama
Internasional (LPBKUI) Unismuh Makassar.
Dr Radiah Hamid, Ketua Program
Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris Pascasarjana Unismuh Makassar,
mewakili ke-4 Tim, mengungkapkan harapan dan komitmennya untuk melanjutkan
kolaborasi internasional ini di masa mendatang.
“Kami berharap kegiatan
pengabdian ini bisa menjadi jembatan yang mempererat hubungan antara masyarakat
Indonesia di Malaysia dan di Tanah Air. Semoga program ini dapat terus
berlanjut, memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi generasi
mendatang,” ujar Radiah.
Dengan berakhirnya program
ini, empat tim dari Unismuh Makassar kembali ke Tanah Air dengan membawa
pengalaman berharga dan harapan besar untuk melanjutkan misi pengabdian,
membangun kesadaran lingkungan, dan melestarikan budaya di kalangan masyarakat
Indonesia di luar negeri.***