Milyarder Syekh Khoory Merendah di Hadapan Rektor Unismuh Makassar

KULIAH TAMU. Pendiri AMCF Syekh Mohammad MT Al-Khoory (kanan) didampingi Rektor Unismuh Makassar Abdul Rakhim Nanda, membawakan kuliah umum bertajuk; “Peran AMCF dalam Bidang Kemanusiaan dan Dakwah di Indonesia”, di Balai Sidang Muktamar 47 Kampus Unismuh Makassar, Senin, 30 September 2024. (Foto: Humas Unismuh Makassar)

 

-----

PEDOMAN KARYA

Rabu, 02 Oktober 2024

 

Milyarder Syekh Khoory Merendah di Hadapan Rektor Unismuh Makassar

 

Banyak orang kaya menghiasi dunia ini. Mereka menerima limpahan rezeki dengan beragam jalan yang ditempuh. Tak sedikit di antara mereka yang menjelma menjadi dermawan, dengan hati lapang berbagi kekayaan demi kebaikan sesama, mengalirkan keberkahan dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan.

Salah satu sosok yang bersinar di antara mereka adalah Dr (HC) Syekh Mohammad MT Al-Khoory. Pria ramah dan murah senyum asal Dubai, Uni Emirat Arab, tak hanya menjadi dermawan di tanah kelahirannya, tetapi juga merentangkan tangan kebaikannya hingga ke mancanegara.

Dengan kekayaan yang berlimpah, Syekh Khoory mendirikan organisasi Asian Muslim Charity Foundation (AMCF) untuk menyalurkan bantuan bagi kegiatan sosial kemasyarakatan di Asia, termasuk di Indonesia.

Salah satu buktinya, ia menyalurkan bantuannya melalui organisasi Muhammadiyah, termasuk mendirikan Ma’had Al-Birr Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar pada tahun 1995.

Syekh Khoory tak sekadar mendirikan Ma’had Al-Birr, namun juga menjadi donatur setia hingga saat ini. Ma’had Al-Birr yang berfokus pada pendidikan bahasa Arab ini telah menelurkan sekitar 5.000 alumni, membawa misi ilmu dan dakwah ke penjuru negeri.

Tak hanya itu, Syekh Khoory juga berperan besar dalam pemugaran dan pembangunan kembali masjid berlantai tiga di kampus Unismuh Makassar dengan anggaran sekitar Rp7 miliar. Masjid yang awalnya bernama Masjid Subulussalam kemudian diubah namanya menjadi Masjid Subulussalam Al-Khoory sebagai bentuk penghormatan atas jasanya.

Pada Senin, 30 September 2024, Syekh Khoory kembali hadir di kampus Unismuh Makassar dalam rangkaian Kuliah Tamu Internasional, di mana ia menyampaikan kuliah umum bertajuk; “Peran AMCF dalam Bidang Kemanusiaan dan Dakwah di Indonesia.”

Kuliah tamu dihadiri Rektor Unismuh Dr Abdul Rakhim Nanda, Plt Wakil Rektor I Dr Burhanuddin, Wakil Rektor II Prof Andi Sukri Syamsuri, Wakil Rektor III-IV Dr KH Mawardi Pewangi, Direktur Ma’had Al-Birr Lukman Abdul Shamad, Sekretaris Ma’had Al-Birr Dr Muhammad Ali Bakri, Direktur PUTM Dr KH Abbas Baco Miro, Wakil Dekan I FAI, Dr M Ilham Mukhtar, para Pembina Ma’had Al-Birr, serta ratusan mahasiswa Ma’had Al-Birr.

 

Dampak Positif

 

Rektor Unismuh, Dr Abdul Rakhim Nanda, dalam sambutannya mengenang masa-masa awal pendirian Ma’had Al-Birr pada tahun 1995, ketika kampus Unismuh masih dalam tahap pengembangan.

“Kehadiran Ma’had Al-Birr telah memberikan dampak positif, baik bagi mahasiswa maupun kampus secara keseluruhan,” kata Rakhim Nanda.

Rektor juga mengapresiasi pengelola Ma’had yang telah bekerja keras hingga lembaga ini mampu berkembang dengan baik. Selain itu, ia menyampaikan rencana pendirian rumah penghafal Qur’an dalam kampus Unismuh, apalagi Unismuh dalam empat tahun terakhir memang menyiapkan khusus beasiswa bagi penghafal Qur’an.

“Tentu kita tidak ingin, mahasiswa yang masuk Unismuh hafal Qur’an, tapi begitu masuk hafalannya hilang. Saat ini, di fakultas kedokteran misalnya, ada 18 penghafal Qur’an, bahkan sembilan orang di antaranya hafal 30 juz,” ungkap Rakhim.

 

Rendah Hati di Tengah Keagungan

 

Dalam kuliah umum yang disampaikannya, Syekh Mohammad Khoory merendah di hadapan Rektor Unismuh, pimpinan, dan seluruh sivitas akademika dengan mengatakan bahwa ia tak banyak berperan langsung dalam pengelolaan Ma’had Al-Birr.

Menurutnya, kemajuan Ma’had adalah hasil kerja keras pimpinan, mudir, ustadz, dan semua pihak yang terlibat.

Pernyataan ini adalah cermin dari kerendahan hati Syekh Khoory—seorang milyarder yang telah berkontribusi besar namun tetap memuji peran orang lain.

Dalam kuliah yang disampaikan dalam bahasa Arab dan diterjemahkan oleh Mudir Ma’had Al-Birr, Lukman Abdul Shamad, Syekh Khoory mengungkapkan rasa syukur bisa kembali hadir di Unismuh Makassar. Ia menegaskan bahwa peran Ma’had Al-Birr dalam dakwah dan kemanusiaan sangatlah penting.

“Sejak berdiri, Ma’had Al-Birr telah menghasilkan lebih dari 5.000 alumni yang tersebar di seluruh Indonesia,” sebutnya.

Untuk menghasilkan alumni yang jumlahnya ribuan orang, katanya, bukanlah hal yang mudah tetapi tentu itu semua tidak lepas dari pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.

Syekh Khoory juga menekankan pentingnya ilmu dalam dakwah dan berpesan kepada mahasiswa agar serius menuntut ilmu.

“Dakwah tidak hanya melalui masjid, tapi juga melalui pendekatan langsung kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia mengatakan, Yayasan AMCF yang didirikannya memiliki markas kemanusiaan yang berfungsi memberikan bantuan kemanusiaan sekaligus menyampaikan dakwah Islamiyah di daerah-daerah yang membutuhkan.

Program lain yaitu pelatihan da’i dan sebanyak 120 da’i sudah dikirim ke daerah-daerah terpencil sebagai bagian dari misi dakwah.

Kehadiran Syekh Khoory di Unismuh Makassar bukan sekadar simbol seorang dermawan yang membantu dari kejauhan. Ia telah menorehkan jejak panjang dalam pembangunan dan pengembangan dakwah melalui Ma’had Al-Birr.

Dari sebuah visi yang sederhana, kini Ma’had Al-Birr menjadi mercusuar ilmu yang menyinari ribuan hati di berbagai penjuru Indonesia.

Syekh Khoory, dengan segala kesederhanaannya di tengah limpahan rezeki, mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang tak terletak pada seberapa besar hartanya, melainkan seberapa luas ia mampu berbagi dan memberi manfaat bagi sesama.

Dari Unismuh Makassar, jejak kebaikan itu akan terus mengalir, membawa cahaya dakwah yang menembus batas-batas geografis. (asnawin aminuddin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama