-----
Jumat, 25 Oktober 2024
Partisipasi
Politik Cenderung Stagnan pada Pilkada 2024
Unhas
– Kemenpora Gelar Dialog Nasional Kepemudaan dan Pilkada
MAKASSAR, (PEDOMAN
KARYA). Hasil studi mengenai kelompok
milenial mengisyaratkan adanya perilaku a-politik (tidak senang dengan politik)
di kalangan milenial, sehingga hal ini juga berpotensi untuk menciptakan
partisipasi politik yang cenderung stagnan pada Pilkada tahun 2024, padahal
Pilkada kali ini dinilai banyak kalangan sebagai wahana konsolidasi demokrasi
yang menentukan arah perkembangan demokrasi Indonesia di masa datang.
Partisipasi pemilih pada Pemilu
dari waktu ke waktu memperlihatkan adanya kondisi yang stagnan, apalagi jika dikaitkan
dengan partisipai pemilih pada kelompok pemilih pemula dan pemilih muda, maka
akan tergambar bahwa dinamika politik pemuda juga masih memperlihatkan kondisi
yang stagnan.
Persoalan inilah yang dibahas pada
Dialog Nasional dengan tema “Independensi dan Integritas Pemuda Pada Pilkada
Serentak Tahun 2024” yang diselenggarakan Pusat Penelitian Opini Publik pada
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin (Unhas)
bekerjasama Deputi Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Kemenpora RI, di Gedung
Ipteks Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Kamis, 24 Oktober 2024.
Hadir sebagai narasumber Dr H
Amar Ahmad (Asisten Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI), Prof M Arfin
Hamid (Akademisi Unhas), Hasbullah SSos MKesos (Ketua KPU Provinsi Sulsel), Dr
Najib Azca (Dosen Fisip UGM) dan Perwakilan BEM Unhas.
Sekretaris Universitas Hasanuddin
(Unhas) Prof Sumbangan Baja dalam sambutannya pada pembukaan dialog menyampaikan
apresiasi atas terselenggaranya dialog nasional dengan menghadirkan para
narasumber ahli.
Menurutnya, kegiatan ini
sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran tentang peran pemuda dalam Pemilu. Pemuda
diharapkan berperan aktif dalam memastikan proses demokrasi berjalan dengan
adil dan jujur.
Pemuda diharapkan menjadi agen
perubahan yang mampu menahan diri dari pengaruh negatif, seperti politik uang
dan kampanye hitam yang berpotensi merusak kualitas demokrasi.
“Fenomena politik masih
diwarnai dengan perilaku politik yang tidak kondusif terhadap perkembangan
demokrasi yang diharapkan. Melalui kegiatan ini, diharapkan bisa memberikan
pemahaman pentingnya peran pemuda dalam Pemilu,” kata Sumbangan. (kia)