Tiga Mahasiswa Seni Rupa Unismuh Makassar Sukses Pamerkan Karyanya

PAMERAN SENI RUPA. Tiga mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Unismuh Makassar sukses memamerkan karya-karyanya pada Pameran Seni Rupa, di Aula Perpustakaan Multimedia, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Senin – Rabu, 28-30 Oktober 2024. (ist)

 

-----

Kamis, 31 Oktober 2024

 

Tiga Mahasiswa Seni Rupa Unismuh Makassar Sukses Pamerkan Karyanya

 



MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Tiga mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Ainun Zariya, Nurul Irsan Asrul, dan Raodatul Janna, sukses memamerkan karya-karyanya pada Pameran Seni Rupa, di Aula Perpustakaan Multimedia, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Senin – Rabu, 28-30 Oktober 2024.

Pameran bertema “Sumpah, Pemuda Adalah Karya”, dengan sub tema “Biosfer” diadakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96, dan Hari Jadi Provinsi Sulawesi Selatan ke-355. Pameran seni rupa ini melibatkan Rusdin Tompo, penulis buku dan pegiat literasi sebagai kurator.

Ketiga mahasiswa Unismuh Makassar yang dibimbing oleh dibimbing oleh AH Rimba sebagai dosen yang juga dikenal sebagai perupa, menampilkan kriya berbeda dalam pameran ini.

Ainun Zariya menampilkan kriya rajut berupa beragam bentuk tas yang mengangkat nuansa multikultur. Nurul Irsan Asrul menampilkan karya pirografi berupa gambar-gambar hewan endemik Nusantara, yang terancam punah. Gambar-gambar itu dilukis di atas limbah kayu dengan menggunakan alat pembakar atau api.

Sedangkan Raodatul Janna lewat karya string art menampilkan gambar-gambar hewan dengan warna-warni kontras yang dinamis. Gambar-gambar itu terbentuk dari tarikan benang smock dari satu paku ke paku lain dengan pola yang kreatif oleh perupanya.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi (DPK) Sulawesi Selatan diwakili Kepala Bidang Perpustakaan, Drs Andi Sangkawana MM, dalam sambutan tertulisnya pada acara pembukaan menyampaikan bahwa pameran seni rupa ini sejalan dengan fungsi perpustakaan yang menyediakan informasi dan pengetahuan.

“Informasi dan pengetahuan itu dapat digunakan sebagai referensi dalam mengembangkan kreativitas,” kata Andi Sangkawana.

Dengan membaca, katanya, akan menghadirkan imajinasi dan menambah wawasan. Apalagi, perpustakaan sudah bertransformasi dengan berbasis inklusi sosial. Sehingga menjadikan perpustakaan tak hanya terbatas diakses untuk keperluan membaca dan meminjam buku tapi juga beragam aktivitas kreatif lainnya.

Pameran seni rupa ini bertujuan memotivasi generasi muda untuk berkarya dan berkontribusi bagi bangsa dan negara, serta mengambil peran dalam upaya literasi lingkungan dan penyelamatan hewan-hewan endemik Indonesia yang terancam punah.

Pengunjung pameran yang menghadiri acara pembukaan berasal dari beragam latar belakang. Selain pustakawan dan staf DPK Provinsi Sulawesi Selatan, terdapat pula pengunjung dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru dan dosen.

Salah seorang pengunjung pameran, yakni Dr Sri Gusty ST MT yang sehari-hari Wakil Dekan Fakultas Pascasarjana Universitas Fajar (Unifa) Makassar, mengapresiasi karya ketiga perupa.

“Pamerannya keren. Kegiatan ini edukatif karena mampu memadukan seni dan sains,” kata Sri Gusty.

Sub tema “Biosfer” yang diangkat, menurutnya, sebagai wujud kepedulian terhadap keindahan sekaligus kerentanan bumi. Dia lalu mengutip Fritjof Capra dalam bukunya The Web of Life, yang membenarkan bahwa seni mampu membuat kita memahami dan merasakan biosfer.

“Seni dapat membawa kita lebih dekat pada lingkungan dengan cara yang tidak dapat dicapai oleh kata-kata atau angka,” kata Sri Gusty. (win)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama