Masa Tenang Bukan Masa Tegang

Sesungguhnya kata lain dari masa tenang adalah masa perenungan atau masa berpikir. Bisa juga disebut sebagai momen munajat dan muhasabah dalam pengambilan keputusan kepada siapa pilihan itu berlabuh.

 

---------

PEDOMAN KARYA

Selasa, 26 November 2024

 

Masa Tenang Bukan Masa Tegang

 

Oleh: Muhammad Ikbal

(Mantan Ketua Forum Ukhuwah Islamiyah / FUSI Sulsel)


Puncak perhelatan rutin lima tahunan sudah di depan mata. Sejak kemarin pihak penyelenggara dalam hal ini KPU sudah menetapkan masa tenang yang berlangsung selama tiga hari yakni sampai hari pelaksanaan pilkada.

Sejatinya masa tenang ini adalah masa dimana seluruh calon kepala daerah gubernur, bupati dan walikota diperintahkan untuk tidak lagi menghelat kampanye atau sosialisasi dalam bentuk apapun dan selanjutnya masyarakat calon pemilih diberi waktu untuk mengingat-ingat visi misi para kandidat selama masa kampanye berlangsung.

Sesungguhnya kata lain dari masa tenang adalah masa perenungan atau masa berpikir. Bisa juga disebut sebagai momen munajat dan muhasabah dalam pengambilan keputusan kepada siapa pilihan itu berlabuh.

Bagi seorang muslim memilih pemimpin tentu bukan hal mudah dan asal memilih melainkan dibutuhkan penghayatan bahkan istiharah untuk memohon petunjuk dari Allah agar diberi ketetapan hati untuk menentukan pilihannya. Dengan demkian, kita tidak lagi mendengar kabar adanya kampanye terselubung di luar jadwal, pengerahan massa, serta money politik dalam bentuk pembagian sembako atau serangan fajar.

Umat Islam harus cerdas memilih pemimpin dengan melihat track record (rekam jejak) seluruh calon yang bertarung terutama dari sisi kesalehan spiritual dan sosialnya, jejak digital pernah tidaknya tersandung perbuatan fahsya dan kemungkaran seperti korupsi dan perbuatan tercela lainnya.

Calon pemilih dan para kandidat wajib menghindari perbuatan haram seperti sogok menyogok karena perbuatan ini hukumnya haram dan akan melahirkan pemimpin yang koruptif yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyatnya sebab dia sudah merasa membeli suara pemilihnya. Olehnya itu, mari kita jadikan masa tenang ini benar-benar tenang dan kondusif, agar masyarakat tenang dalam berpikir, tenang merenungkan calon pemimpin yang terbaik dan tenang dalam menentukan pilihan di dalam bilik suara sehingga kelak melahirkan pemimpin yang selalu membuat tenang rakyatnya.

Mari kita jalankan proses Pilkada ini dengan penuh kegembiraan dan kebersamaan layaknya suatu pesta meriah yang penuh dengan kekeluargaan. Kita menghormati siapa pun yang terpilih, sebab semua itu sudah menjadi suratan takdir dari yang kuasa Allah azzawajallah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban terhadap rakyat yang di pimpinnya. Politik itu sementara, persaudaraan selamanya.***

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama