-----
Senin, 25 November 2024
Muhammadiyah Sulsel
akan Terbitkan Buku Juknis Dakwah Kultural
Gelar Seminar Hadirkan
Akademisi dan Budayawan
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel akan menerbitkan buku Petunjuk Teknis (Juknis)
Dakwah Kultural dengan melakukan pendekatan seni dan budaya lokal Sulawesi Selatan.
Sehubungan dengan itu, Majelis Tabligh Muhammadiyah
Sulsel bersama Lembaga Pengkajian Pengembangan dan Pengamalan Al-Islam
Kemuhammadiyahan (LP3AIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar mengadakan
Seminar Dakwah Kultural dengan menghadirkan akademisi dan budayawan sebagai
pembicara, di Ruang UBC Kampus Unismuh, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Senin,
25 November 2024.
Para pembicara pada seminar tersebut yaitu
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof Abdul Qadir Gassing, Pakar
Antropologi Islam UIN Alauddin Makassar Drs Wahyuddin Halim MA MA PhD, serta
dua budayawan Yudhistira Sukatanya dan Chaeruddin Hakim.
Abdul Qadir Gassing membahas “Budaya dalam
Tinjauan Tarjih Muhammadiyah; Kriteria Budaya yang Sesuai dengan Nilai-Nilai
Islam” (Kasus: Tari Padduppa Ber-Bajubodo), Wahyuddin Halim membahas “Strategi
Pemanfaatan Seni dan Budaya sebagai Media Dakwah di Sulawesi Selatan: Peluang
dan Tantangannya bagi Muhammadiyah”, sedangkan Yudhistira Sukatanya dan
Chaeruddin Hakim sama-sama membahas “Strategi Pemanfaatan Seni dan Budaya sebagai
Media Dakwah” dengan sudut pandang berbeda.
Seminar dibuka oleh Prof Qadir Gassing
dalam kapasitasnya selaku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, didampingi
Wakil Rektor IV Unismuh Makassar Dr KH Mawardi Pewangi, dan Ketua Majelis
Tabligh Muhammadiyah Sulsel Dr Nurdin Mappa.
Prof Kadir Gassing, dalam sambutannya menyampaikan
pentingnya dakwah berbasis budaya sebagai pendekatan yang mampu menciptakan
perubahan sosial yang lebih baik. Dakwah berbasis budaya, menurutnya, dapat
menghadirkan suasana yang hidup, menggembirakan, dan inspiratif sebagaimana
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Pendekatan ini juga dianggap sebagai
jembatan dialog antara agama dan budaya sehingga agama dapat menjadi payung
yang menjaga budaya dari penyimpangan.
Prof Qadir mengutip hasil Tanfidz Keputusan Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang menekankan bahwa dakwah berbasis budaya adalah upaya mencerahkan umat dan memaksimalkan peran agama dalam menjaga tatanan sosial. Pendekatan ini juga disebut dapat secara alami mengikis kemaksiatan, syirik, takhayul, dan khurafat.
Wakil Rektor IV Unismuh Makassar Dr KH
Mawardi Pewangi, dalam sambutannya menegaskan pentingnya integrasi seni dan
budaya dalam kehidupan beragama.
Ia menyatakan bahwa pendekatan tersebut
memiliki peran strategis untuk memperkuat dakwah Islam. Menurutnya, agama yang
tidak terintegrasi dengan seni dan budaya akan sulit mencapai kemajuan.
Muhammadiyah, lanjutnya, mengedepankan
konsep Islam berkemajuan yang berakar pada tauhid dan akhlak mulia, namun tetap
relevan dengan perkembangan zaman, termasuk dalam seni dan budaya.
Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel yang juga Sekretaris LP3AIK Unismuh Makassar, Dr Nurdin Mappa, mengatakan, materi dari Seminar Dakwah Kultural akan menjadi bahan masukan untuk penyusunan buku Juknis Dakwah Kultural Muhammadiyah Sulawesi Selatan. (asnawin)
jangan sampai ketinggalan berita berikuttnya
BalasHapusKontraktor Medan
link komen