------
Ahad, 24 November 2024
Pertunjukan Teater
Kepahlawanan “Sultan Hasanuddin (Ayam Jantan dari Timur)” di UNM
Gratis dan Terbuka untuk Umum
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Sanggar Seni Teater Kita Makassar akan mementaskan pertunjukan teater
kepahlawan bertajuk: “Sultan Hasanuddin; Ayam Jantan dari Timur”, di Kampus
Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM),
Parangtambung, Makassar, Selasa malam, 26 November 2024, pukul 19.30 Wita.
Pertunjukan ini didukung sekitar 100
pekerja seni yang terdiri dari tim produksi dan tim artistik. Mengkolaborasikan
teater, tari, musik, rupa dan video mapping animasi. Naskah yang digarap oleh
Ram Prapanca dan Faisal Yunus ini disutradarai Asia Ramli dibantu astrada Alif
Anggara.
Tim riset oleh Taslim, Ishakim, Alif,
Arga, Salsa, Indra. Dramaturg oleh Bahar Merdhu, Azis Nojeng, Aco Muhammad. Tim
artistik oleh Satriadi, Muhaemin, Muhammad Muhlis Lugis. Musik digarap oleh
Arifin Manggau dibantu asisten Ahmad Nur.
Artistik ditata Ishakim dibantu asisten
Brewok. Penata gerak Ridwan Aco dibantu asisten Wahyu Youngdong. Penata
kostum/rias oleh Rahmaeni dibantu Salsa dan Nina. Project director animator
Irfan Arifin dibantu Harisman dan Muhammad Ridho dari Makkomiki Makassar dan
Studio Animasi FSD UNM.
Video mapping oleh Devitson Johns Carlos
dan Reza Destavianto. Lighting ditata oleh Sukma Sillanan. Desain grafis oleh
Suyudi. Dokumentasi dan publikasi oleh Ilham Aco Kuba, Zon dan Zamzami. Stage
manager oleh Djamal Kalam. Penata Sound Suandi Syam. Registrasi oleh A. Risma,
Suci, Putri Ayu, Amanda.
Para aktor, antara lain Ferdinan
memerankan Sultan Hasanuddin, Wahyu Youngdong memerankan Syekh Yusuf,
Chaeruddin Hakim memerankan Qadi, Djamal Dilaga memerankan Karaeng Galesong,
Indra Kirana memerankan Karaeng Karunrung, Djamal Kalam memerankan Karaeng
Bontomarannu, Arga Batara memerankan Daeng Mangalle, Mirza memerankan I Fatimah
Daengta Kontu Mirza.
Ishakim memerankan Cornelis Speelman,
Anjas Wirabuana memerankan Abraham Sterck, Zein memerankan De Vires, Para
Tobarani diperankan oleh Muh. Rafli, Ilham, Tebe, Nanang, Pasukan Tombak
diperankan oleh Andi, Fadil, Usman, Rahmat, Asrul, Firman, Ariel, Deri,
Ainullah, Sahar.
Pasukan Balira diperankan oleh Indah
Swara, Silva, Molla, Fhirna, Nani, Aini, Wulan Maisarah, Hermin, Nessa, Anna.
Pemusik antara lain Paul, Alif, Ramma, Sul, Dani, Angel, Nadindah, Sizi, Arya,
Bicit.
Pasukan Gendang antara lain M. Al Amin,
Bachtiar, Alwi Yansyah, Firmansyah, M.Asgar, Muzakkir, M.Akbar, Nugie Anugrah,
Ahmad Raihan, Lukman, Fayat, Wandi, Dg Ruppa, Wawan, Rayhan, Fatwa, Fadil,
Budi, Fadli, Marsyeiq.
Pasukan antara lain Silat Dika, Iccang,
Pian, Alif, Anti, Sifa, Naila, Nafisah. Pa’Raga dimainkan oleh Aci, M. Hikmal,
Rahmat, Kamal, Arifin.
“Pertunjukan teater ini merupakan program
Kementerian Kebudayaan Fasilitasi Bidang Kebudayaan Teater Kepahlawawan Tahun 2024,”
jelas Pimpinan Produksi Andi Taslim Saputra, didampingi oleh sekretarisnya
Wahyu Wardana Rasyid, kepada wartawan di Makassar, Sabtu, 23 November 2024.
Tiga Babak
Sutradara Asia Ramli, secara terpisah menambahkan,
pertunjukan teater “Sultan Hasanuddin (Ayam Jantan dari Timur)” telah melalui
riset dari berbagai sumber. Digarap di atas panggung melalui tiga babak dan
masing-masing babak terdiri dari beberapa adegan. Penanda babak dan adegan
ditandai oleh video mapping animasi, musik dan lighting.
Pada babak pertama menampilkan narator
semacam sinrilik/ma’sure melalui nyanyian yang mengisahkan sejarah singkat atau
semacam sinopsis perjuangan Sultan Hasanuddin melawan kezaliman VOC.
Narasi ini diawali oleh kisah kelahiran
Sultan Hasanuddin yang lahir di Gowa pada 12 Januari 1631. Dia lahir dari
pasangan Sultan Malikussaid, Sultan Gowa ke-XV, dengan I Sabbe Lokmo Daeng
Takuntu.
Sultan Hasanuddin memerintah Kesultanan
Gowa mulai tahun 1653 sampai 1669. Sejak kecil jiwa kepemimpinan Sultan
Hasanuddin sudah menonjol. Di masa kecil, ia mendapat pendidikan keagamaan di
Masjid Bontoala.
Ia rajin melakukan latihan ketangkasan
seperti sepak raga, pencak silat, permainan tombak. Ia sering diajak ayahnya
untuk menghadiri pertemuan penting dengan harapan ia bisa menyerap ilmu
diplomasi dan strategi perang. Karena itulah, selain dikenal sebagai sosok yang
cerdas, ia juga pandai berdagang dan ahli strategi perang sehingga disegani.
Saat memasuki usia 21 tahun, ia
diamanatkan jabatan urusan pertahanan Gowa. Karena keberaniannya, ia dijuluki
”De Haantjes van Het Osten” oleh Belanda yang artinya ”Ayam Jantan dari Timur.”
Sultan Hasanuddin tak henti berjuang
melawan tipu muslihat VOC yang penuh siasat dan adu domba untuk memonopoli
perdagangan rempah-rempah. Segala keinginan angkara murka VOC ditolaknya.
Karena penolakan itu, VOC yang dipimpin Cornelis Speelman memaklumkan perang
kepada Gowa.
Maka pada tahun 1660, VOC menyerang Gowa,
tetapi belum berhasil menundukkan Kesultanan Gowa. Tahun 1667, VOC kembali
menyerang Gowa. Pertempuran berlangsung di mana-mana, hingga pada akhirnya
Kesultanan Gowa terdesak dan makin lemah, sehingga dengan sangat terpaksa
Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November
1667.
Setelah penandatanganan Perjanjian
Bongaya, sebagian besar panglima kerajaan Gowa secara terang-terangan
mengajukan protesnya kepada Sultan Hasanuddin. Gowa yang merasa dirugikan,
mengadakan perlawanan lagi. Pertempuran kembali pecah pada tahun 1669 yang
dikenal sebagai Perang Makassar.
VOC Belanda berhasil menguasai benteng
terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 24 Juni 1669. Sultan
Hasanuddin wafat pada tanggal 12 Juni 1670. Ia dimakamkan di Katangka,
Kabupaten Gowa. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan
Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.
Jalannya Pertunjukan
Babak pertama, setelah narasi dinyanyikan,
ditampilkan adegan semacam flashback yang menyimbolkan kehidupan Sultan
Hasanuddin dan para Karaeng serta pasukannya di masa kecil dan remaja belajar
keagamaan di Masjid Bontoala.
Setelah itu, ditampilkan adegan latihan
ketangkasan seperti pencak silat, sepak raga, latihan tombak dan balira. Lalu
dilanjutkan dengan adegan perdagangan rempah-rempah di pelabuhan
Sombaopu/Makassar.
Babak kedua menampilkan adegan Sultan
Hasanuddin dan para Karaeng berjuang melawan tipu muslihat VOC yang penuh
siasat dan adu domba untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah. Segala
keinginan angkara murka VOC ditolaknya.
VOC yang dipimpin Cornelis Speelman
memaklumkan perang kepada Gowa. Pasukan Gowa yang disimbolkan dengan pasukan
tombak dan pasukan balira terjun ke medan perang. Pertempuran berlangsung di
mana-mana, hingga pada akhirnya Kesultanan Gowa terdesak dan makin lemah
sehingga Gowa mengalami kekalahan.
Babak ketiga menampilkan adegan yang
dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya.
Sebagian besar panglima kerajaan Gowa secara terang-terangan mengajukan
protesnya kepada Sultan Hasanuddin. Mereka merasa belum kalah dan siap untuk
perang. Mereka menunggu titah Sultan Hasanuddin.
Pada akhir adegan, secara simbolik
ditampilkan adegan Sultan Hasanuddin dikelilingi pasukan gendang yang memainkan
gendang pakkanjara (Genderang Perang Mangkassara). Sultan Hasanuddin hanya
diam, tafakkur, berputar pelan, moksa, hening, sebagai jawaban yang paling
fasih, lebih keras dibanding kata-kata, sebagai sumber kekuatan yang besar,
sebagai senjata kekuatan pamungkas.
Pesan Buat Generasi Muda
Menurut sutradara, pertunjukan ini
mengandung pesan agar generasi muda dapat menghargai perjuangan kepahlawanan
Sultan Hasanuddin sebagai warisan berharga. Karena perjuangannya yang penuh
tantangan, ketekunan, keberanian, dan kerja keras dapat menginspirasi untuk
dapat mempertahankan identitas, budaya, tradisi dan nilai-nilai sejarah,
budaya, dan pendidikan.
Selain itu, agar generasi muda dapat
belajar dari kesalahan masa lalu dan tidak mengulangnya di masa depan. Dengan
demikian, generasi muda dapat memahami nilai-nilai universal seperti keadilan,
persamaan, dan martabat manusia.
Pertunjukan Gratis
Pertunjukan ini secara gratis. Oleh karena
itu, Kementerian Kebudayaan RI, Fasilitasi Bidang Kebudayaan Teater
Kepahlawanan 2024, melalui Sanggar Seni Teater Kita Makassar mengundang dengan
hormat kepada guru-guru SMP, SMA/SMK se-Kota Makassar, Gowa, Maros, dan
daerah-daerah di Sulawesi Selatan untuk dapat mengajak siswanya untuk
menyaksikan pertunjukan ini.
Demikian halnya, diharapkan kepada dosen,
peneliti, sejarahwan, budayawan, jurnalis, seniman, mahasiswa, lembaga-lembaga
kemahasiswaan, dan masyarakat umum untuk hadir menyaksikan pertunjukan ini
Untuk informasi lengkapnya, dapat dilihat pada Youtube: https://bit.ly/Youtubesanggarseniteaterkitamakassar.Ig:Sanggarseni_teaterkitamakassar. Link Registrasi Penonton: https://bit.ly/teatersultanhasanuddin2024. Info WA: Wahyu Wardana Rasyid: +62 852-8370-0085. #KementerianKebudayaan. #PemajuanKebudayaan. #SanggarSeniTeaterKitaMakassar. #Budayasaya. #SultanHasanuddin_teater. (asnawin)