-------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 26 Desember 2024
Anak Abah Buktikan
PKS Besar karena Ketokohan Anies Baswedan
Oleh: Achmad Ramli Karim
(Pemerhati Sospol & Pendidikan)
Sah, Pramono-Rano Pemenang Pilkada Jakarta
2024. KPU Jakarta mengesahkan kemenangan Pramono Anung-Rano Karno dalam Pilkada
Jakarta 2024. Keduanya meraih 2.183.239 suara. Pramono-Rano Menang 1 Putaran di
Pilkada Jakarta 2024 dengan raihan suara 50,06 persen.
Betulkah pernyataan yang mengatakan bahwa
Anies itu dibesarkan oleh PKS? Bahwa PKS rugi jika selalu mengorbitkan Anies? Benarkah
keberadaan Anies selama ini tidak membawa PKS menjadi lebih baik?
Anies Rasyid Baswedan dianggap sebagai
bumerang bagi masa depan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Untuk itu, PKS
diyakini mulai sadar bahwa bisa rugi jika selalu mengorbitkan Anies.
Hal itu disampaikan Direktur Pusat Riset
Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, merespons sikap
PKS yang tidak mengusung Anies di Pilgub Jakarta 2024 usai memberikan dukungan
di Pilpres 2024 lalu.
“Saya kira PKS mulai sadar bahwa PKS rugi
jika selalu mengorbitkan Anies. Anies yang bukan merupakan kader PKS merupakan
bumerang bagi masa depan PKS,” kata Saiful.
Dia mengatakan, “PKS ini kan mulai
introspeksi diri, dia sadar dengan keberadaan Anies selama ini tidak membawa
partai menjadi lebih baik. Terbukti perolehan PKS pada Pemilu 2024 tidak
terlalu signifikan, padahal telah mengusung Anies dan memperjuangkan secara
membabi buta.”
Mungkin atas pertimbangan tersebut di atas,
PKS bersama koalisi Jakarta Maju deklarasikan Ridwan Kamil-Suswono sebagai
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta yang lalu.
Sementara peneliti Populi Center, Usep
Saepul Ahyar saat itu, mengatakan kemenangan PKS di Jakarta saat pemilihan
legislatif lalu, sedikit banyak terimbas oleh efek ekor jas yang dimiliki Anies
Baswedan.
“Suara partai pendukung seperti Nasdem dan
PKB juga meningkat di Jakarta saat mendukung duet Anies-Muhaimin,” kata Usep.
Justru pernyataan politikus PKS tersebut,
oleh anak-anak abah dianggap kacang lupa kulitnya. PKS, jika dikaitkan dengan
kacang, dianggap kacang yang lupa kulitnya akan tenggelam di dasar air. Air
yang membasahi akan memberatkannya tenggelam, mudah dipengaruhi oleh air (warna,
rasa dan kepentingan), dan turun tenggelam ke dasar air.
Pepatah “lupa kacang akan kulitnya”
artinya orang yang tidak tahu diri, sombong, atau lupa akan asal-usulnya.
Pepatah ini juga bisa diartikan sebagai orang yang lupa akan teman yang
membantunya menjadi besar dan sukses.
Anies Rasyid Baswedan, cukup memiliki
basis pendukung yang kuat di wilayah Jakarta. Salah satu bukti faktualnya,
Anies bersama Sandiaga Salahuddi Uno berhasil mengungguli pasangan lain di Pilkada
Jakarta 2017 lalu, yang kala itu diikuti oleh Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok, dan Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat.
Pernyataan tersebut diluar dugaan dan
irrasional dalam strategi membangun etika dan moralitas politik di saat
berlakunya politik transaksional yang ingin memisahkan nilai-nilai agama
(moral) dengan kebijakan politik. Apalagi PKS merupakan partai berbasis Islam
yang selama ini berjuang di garis terdepan dalam mewujudkan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa (good governance
and clean government) .
Good governance berarti tata kelola
pemerintahan yang baik, sedangkan clean government berarti pemerintahan yang
bersih. Good governance adalah konsep yang mengacu pada proses pengambilan
keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama.
Good governance dicapai melalui konsensus antara pemerintah, warga negara, dan
sektor swasta.
Clean government berarti pemerintahan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan bebas dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN).
Bagaikan petir di siang bolong, hal-hal
yang sangat mengejutkan, hal yang tidak diinginkan malah terjadi, apalagi
setelah PKS resmi tidak mengusung Anis sebagai Cagub pada Pilkada Jakarta 2024.
Akhirnya warga Jakarta yang selama ini
dikenal dengan istilah “Anak Abah” (pendukung berat Anies), adalah penggerak
dan massa PKS, mengancam akan memboikot usungan paslon PKS pada Pilkada Jakarta
2024.
Dan pada akhirnya basis massa PKS yang
dikenal dengan istilah “Anak Abah” tersebut, berhasil menggembosi paslon
usungan PKS dengan memenangkan paslon Pramono-Rano yang didukung oleh mantan
Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan.
Selama lima tahun menjabat Gubernur DKI,
beberapa karya monumental dan pencapaian Anies sangat membanggakan dan
diapresiasi oleh masyarakat Jakarta. Pencapaian Anies merupakan suatu hal yang
sangat penting sebagai bentuk pertanggungjawabannya selama ia memimpin DKI
Jakarta.
Prestasi Anies Selama Jadi Gubernur
Karya-karya pemerintahan Anies tersebut,
di antaranya: (1) Jakarta international E-Prix circuit (JIEC), (2) Stadion
Jakarta Internasional Stadion (JIS), (3) Revitalisasi kota tua Batavia, (4)
Sumur resapan, (5) Pembangunan jalur sepeda.
(6) JPO Pinisi di Jalan Jenderal Sudirman,
(7) Aplikasi Jakarta kini, (8) JakLingko, (9) Pelebaran trotoar, (10) Gratiskan
PBB dibawah 2 M, (11) Rumah DP Rp. 0, (12) Kampung susun Akuarium, (13) Fly
Over tapak kuda, dan (14) Revitalisasi simpang lima Pasar Senen.
Kecintaan masyarakat Jakarta terhadap
Anies bukan tidak beralasan, karena masyarakat Jakarta mayoritas adalah pemilih
rasional, sehingga tidak mempan terhadap tekanan dan intimidasi, termasuk
pendekatan money politics.
Hal ini, karena masyarakat Jakarta telah
merasakan langsung sentuhan jiwa dan nurani Anies sebagai Gubernur DKI. Dimana
Anies mampu mengaplikasikan inovasi, kompetensi, dan jiwa nasionalismenya dalam
memipin serta membangun Jakarta.
Melalui perhatian, inisiatif serta
kepeduliannya terhadap masyarakat Jakarta, sosok Anies mampu menyentuh
relung-relung hidup (nurani) masyarakat, khususnya masyarakat papan bawah di
DKI Jakarta.
Oleh karena itu, sangat benar dan tidak
salah jika “anak-anak abah” mengancam akan menggembosi paslon usungan PKS pada
Pilkada Jakarta 2024. Sebab “anak-anak abah” telah berhasil membesarkan PKS
sebagai pemenang di legislatif DKI Jakarta, disebabkan karena Anies yang
diusung PKS pada pilkada Gubernur DKI 2017 lalu. Dengan demikian suatu
kekeliruan jika ada anggapan, bahwa Anies telah dibesarkan oleh PKS.***