Gus Miftah (paling kanan) mendatangi rumah penjual es teh, Sunhaji, dan meminta maaf setelah menghinanya pada sebuah acara pengajian. (int) |
-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 10 Desember 2024
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Janganki’
Coba-coba Menghina Orang Kecil
“Janganki’ coba-coba menghina orang kecil,”
kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di warkop kantor gubernur.
“Tidak boleh memang,” kata Daeng Tompo’.
“Itu adami korbannya,” ujar Daeng Nappa’.
“Korban apa?” tanya Daeng Tompo’.
“Itu ada seorang muballigh terkenal, sekarang
dihukum secara sosial di media sosial, dibulli di medsos, bahkan dia
diolok-olok dalam acara lawakan di televisi, juga jadi pembicaraan di beberapa
negara, karena dia menghina orang kecil,” tutur Daeng Nappa’.
“Siapa yang dia hina?” tanya Daeng Tompo’.
“Dia menghina seorang penjual es teh saat
dia sedang berceramah,” jawab Daeng Nappa’.
“Berarti banyak yang mendengar dan menyaksikan
dia menghina penjual es teh?” tanya Daeng Tompo’.
“Banyak yang dengar. Dia menghina penjual
es teh sambil tertawa-tawa dan orang-orang yang ada didekatnya juga ikut tertawa-tawa.
Dan videonya beredar luas di media sosial sampai ke mancanegara,” papar Daeng
Nappa’.
“Jadi sudahmi minta maaf?” tanya Daeng
Tompo’.
“Sudahmi. Dia minta maaf langsung di rumahnya
si penjual es teh. Dia juga sudah mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus
Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” kata Daeng
Nappa’.
“Oh, jadi dia muballigh sekaligus pejabat
negara?” tanya Daeng Tompo’.
“Betul, dia seorang muballigh, bahkan dia seorang
pimpinan pondok pesantren, dan kemudian diangkap menjadi Utusan Khusus
Presiden,” jelas Daeng Nappa’.
“Sayangnya itu di’,” ujar Daeng Tompo’.
“Itumi kubilang tadi, janganki’ coba-coba
menghina orang kecil, karena kita biasa kualat,” kata Daeng Nappa’. (asnawin)
Selasa, 10 Desember 2024
........
Keterangan:
Janganki’ = Janganlah Anda
Itu adami korbannya = Itu sudah ada
korbannya
Jadi sudahmi minta maaf? = Jadi dia sudah
minta maaf?
Sayangnya itu di’ = Sayang sekali