Menunggu Pagi yang Terlambat

Hari Ahad di sudut hotel megah / deretan kursi berbalut kain putih / mengintip waktu yang berlalu lambat / jam delapan berlalu tanpa awal / hingga pukul sepuluh tiga puluh / panggung masih kosong mimpi masih tertunda. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)


--------

PEDOMAN KARYA

Ahad, 01 Desember 2024

 

Menunggu Pagi yang Terlambat

 

Karya: Asnawin Aminuddin

 

Hari Ahad di sudut hotel megah

deretan kursi berbalut kain putih

mengintip waktu yang berlalu lambat

jam delapan berlalu tanpa awal

hingga pukul sepuluh tiga puluh

panggung masih kosong mimpi masih tertunda

 

Ratusan jiwa, beragam rupa

penyair dengan pena mengukir kata

seniman berbincang tentang panggung dan jiwa

penulis menenun kisah dalam sunyi

budayawan menyulam cerita di sela waktu

wartawan mengamati mencatat, dan tersenyum simpul

 

ASN berdasi sibuk melirik jam

pemuda bersenda gurau melepas lelah

sementara kopi mengepul di luar

diselingi aroma tembakau yang mengudara

tawa menggelegar, mencairkan bosan

menjadi musik pagi yang tak kunjung dimulai

 

Di tengah jeda, puisi-puisi tercipta

dari bisik obrolan, dari langkah menunggu

dari detak jam yang terasa pilu

Ah, bukankah menanti adalah seni tersendiri?

Melukis sabar di atas kanvas waktu

menyulam makna di ruang hampa yang bisu

 

Acara mungkin belum dimulai

tapi kehidupan terus berputar di sela jeda ini

dengan cerita-cerita kecil yang penuh warna

mengisi pagi yang terlambat

dengan canda, tawa, dan puisi yang tak pernah usai

 

Makassar, 01 Desember 2024



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama