MUI Sumbar: Tidak Perlu Merayakan Tahun Baru

 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Barat menyebar baliho berukuran besar di sejumlah tempat di Sumatera Barat, berisi imbauan dan peringatan kepada umat Muslim agar tidak ikut merayakan pergantian tahun baru. (int)

 

------

Sabtu, 28 Desember 2024

 

MUI Sumbar: Tidak Perlu Merayakan Tahun Baru

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Paling Basa, mengimbau umat Islam agar tidak merayakan malam pergantian tahun.

Imbauan tersebut disampaikan melalui baliho besar yang tersebar di sejumlah tempat di Sumatera Barat, bertujuan untuk mengingatkan umat Muslim tentang pentingnya menjaga prinsip-prinsip ajaran agama.

Foto baliho berukuran besar tersebut menyebar di sejumlah grup media sosial WhatApp (WA) dan mendapat banyak tanggapan beragam.

Pada bagian atas baliho besar tersebut tertulis dengan huruf kapital: TIDAK PERLU MERAYAKAN TAHUN BARU.

Umat Islam juga diajak untuk tidak memberikan perlakuan istimewa terhadap malam tahun baru, termasuk melalui aktivitas keagamaan seperti shalawat dan zikir.

Baliho tersebut tertulis: “Wahai Kaum Muslimin. Berhentilah mengistimewakan Malam Tahun Baru. Walau dengan Shalawat dan Zikir”. Dan di bawah tulisan itu tertulis nama Buya Gusrizal Gazahar (Ketum MUI Sumbar).

Ketua MUI Sumbar juga mengingatkan sebuah hadits tentang pentingnya umat Muslim menghindari meniru suatu kaum, karena dengan melakukan hal tersebut maka ancamannya adalah umat Muslim dianggap bagian dari kaum yan ditiru tersebut.

Di baliho tersebut tertulis hadits: “Barang siapa meniru satu kaum, maka dia bahagian dari kaum itu (HR Ahmad)”.

Di baliho tersebut juga digarisbawahi simbol-simbol perayaan tahun baru yang dinilai berasal dari tradisi agama lain, seperti meniup terompet yang disebut terkait dengan tradisi Yahudi, memukul lonceng yang diasosiasikan dengan Nasrani, serta kembang api yang dianggap bagian dari budaya Majusi.

Kata-kata yang tertulis pada bagian paling baliho tersebut yaitu: “Meniup terompet itu ibadah Yahudi, memukul lonceng itu ibadah Nasrani. Kembang api itu ibadah Majusi.” (win)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama