In Memoriam Arqam Azikin: Selamat Jalan KAK, Kebaikan KAK Abadi

Andi Luhur Prianto (kiri) bersama (almarhum) Arqam Azikin.

 

------

PEDOMAN KARYA

Senin, 02 Desember 2024

 

In Memoriam Arqam Azikin:

 

Selamat Jalan KAK, Kebaikan KAK Abadi

 

Oleh: Andi Luhur Prianto


Beberapa tahun terakhir ini, kami sangat dekat dengan Almarhum KAK Arqam Azikin. Mungkin hitungan lebih dari 10 tahun terakhir ini, kami selalu berinteraksi hangat dengan beliau.

Sebelum Kak Arqam fokus bertarung menghadapi penyakit yang diderita, bahkan dalam keadaan sakit, beliau sempat dipapah menghadiri sebuah diskusi Pilkada di sebuah warung kopi beberapa bulan yang lalu. Luar biasa daya tahan beliau.

Bahkan oleh teman-teman dekat, kami biasa menyebut almarhum dengan panggilan KAK. KAK tanpa huruf kecil. Tanpa berdasar pada usia biologis. Sapaan KAK adalah identitas kedekatan dengan almarhum KAK Arqam Azikin. Bahkan sempat ada istilah tiada Kak selain KAK (Kak Arqam Azikin). Walau Kak Seto (aktivis dan psikolog anak) sekalipun jika bertemu KAK, akan disapa Dik Seto.

Bahkan teman-teman dekat beliau membuat WA Group bernama Loyalis KAK, sebuah group didedikasikan untuk almarhum KAK Arqam. WAG ini dihuni tokoh-tokoh politik, media, aktivis, komisioner, pengusaha, birokrat, dokter dan akademisi berpengaruh.

WAG itu biasa merespons statement-statemen KAK pada diskusi atau di berbagai platform media. WAG ini masih bertahan sampai hari ini, termasuk mengupdate perkembangan kondisi KAK selama perawatan di rumah sakit.

Banyak hal yang menjadi legasi KAK. Sebagai junior, yang akhir-akhir ini mulai dapat kesempatan berbagi panggung dengan KAK, harus diakui, KAK adalah pembicara publik, narator dan orator dengan artikulasi terbaik pada panggung diskusi di Sulawesi Selatan ini.

Belum ada pembicara publik lokal yang menyamai kemampuan orasi dan retorik KAK di panggung diskusi. Terlepas dari konten atau materi yang dibicarakan, KAK selalu jadi magnitude sebuah panggung diskusi.

Kekhasan KAK yang lain adalah soal keberanian dan diferensiasi. KAK tidak terjebak dalam wacana politik dominan, selalu mencari dan mengambil peran oposisi biner atau berlawanan, atau membela yang lemah dan pasti kalah.

KAK sebenarnya bukan sekadar pengamat yang memberi analisa-analisa konseptual, melainkan juga aktivis sosial yang selalu ingin terlibat dalam advokasi dan perubahan.

Pernah suatu waktu, KAK jadi pembicara dalam diskusi tentang perlindungan dan kesejahteraan guru. Setelah diskusi, KAK juga turun aksi bersama para guru di Gedung DPRD. Sebuah gambaran bahwa KAK tidak berpuas dengan hanya sebagai katalisator perubahan, tapi juga berupaya menjadi bagian dari perubahan itu sendiri.

Masih banyak kisah tentang KAK. KAK juga dikenal memiliki relasi yang kuat dengan pihak militer. Kedekatan yang banyak almarhum gunakan untuk aktivitas membina adik-adik aktivis pemuda dan mahasiswa.

Kemurahan hati KAK banyak dirasakan teman-teman aktivis. Contoh kecil, dalam keadaan tertentu dik-dik aktivis yang sebenarnya mulai “kurang loyal” ke beliau atau biasa disebut *and the gank” tapi masih juga dilayani berdiskusi dan “perbaikan gizi” di Wong Solo. Dan kejadian seperti itu sering terjadi, termasuk yang penulis alami sendiri.

Tentu tak ada gading yang tak retak. Semua insan punya kekurangan. Tetapi KAK memiliki banyak kebaikan, beliau selalu berupaya menjadi sebaik-baik orang yang bermanfaat bagi orang banyak, Khoirunnas Anfauhum Linnas.

Sekarang KAK telah menyelesaikan tugas dunia dengan banyak kenangan baik. Beliau telah pergi ke perjalanan abadi, dengan persiapan yang sangat baik. Semoga segala dosa diampuni dan amal ibadahnya di terima di sisi Allah yang Maha Pengasih.

Innaa lillaahi wainnaa ilaihi raaji'un, Allaahummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu'anhu.***


Bremen, Jerman, 02 Desember 2024

.....

(Andi Luhur Prianto adalah pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Muhammadiyah Makassar)  


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama