-----
PEDOMAN KARYA
Jumat, 13 Desember 2024
Strategi PTS
dalam Mempersiapkan Alumni Unggul di Era Digital dan Kecerdasan Buatan
Oleh: Jasruddin Daud
(Ketua Majelis Guru Besar Universitas
Negeri Makassar)
Teknologi yang berkembang begitu pesat
adalah hasil kreativitas manusia terkhusus sivitas akademika di perguruan
tinggi. Teknologi tinggi yang dihasilkan oleh dunia perguruan tinggi dan
industri serta lembaga riset menghasilkan peradaban baru.
Ketika peradaban baru tercipta akibat
perkembangan teknologi, maka manusia harus beradaptasi agar bisa hidup nyaman.
Ini adalah paradoks dan bahkan dilema kehidupan manusia modern.
Saat ini, kita hidup di era yang ditandai
dengan akselerasi teknologi digital dan kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence/AI). Salah satu faktor yang paling terdampak adalah dunia kerja.
Dunia kerja mengalami transformasi yang luar biasa.
Perkembangan teknologi digital dan AI
menyebabkan profesi baru bermunculan, sementara beberapa profesi lama harus
mampu beradaptasi jika tidak ingin tergantikan oleh teknologi. Dalam konteks
ini, perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta memegang
peran strategis untuk mempersiapkan lulusan yang adaptif, inovatif, dan unggul
di era ini.
Profesi baru yang muncul akibat teknologi
modern, di antaranya “Data Scientist dan Data Analyst”. Profesi ini berkembang
pesat karena kebutuhan akan pengolahan dan analisis data dalam pengambilan
keputusan bisnis.
Selanjutnya, “AI Specialist” dan “Machine
Learning Engineer”. Teknologi AI memunculkan kebutuhan tenaga ahli untuk
mengembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara sistem berbasis kecerdasan
buatan.
Kemudian, “Digital Marketing Specialist”. Dengan meningkatnya aktivitas bisnis di
platform digital, ahli pemasaran digital sangat dicari. Juga profesi “Cybersecurity
Expert”. Ancaman keamanan digital yang terus meningkat menciptakan permintaan
tinggi untuk ahli keamanan siber, serta profesi “Content Creator” dan “Influencer
Manager”. Perkembangan media sosial menjadikan profesi ini salah satu yang
diminati, terutama di kalangan generasi muda.
Sedangkan profesi lama yang harus beradaptasi
jika tidak ingin hilang atau tergerus, yaitu “Jurnalis Tradisional”. Dengan
munculnya media online, jurnalis harus menguasai teknik peliputan digital dan
platform sosial.
“Kasir” dan “Pekerja Retail”. Otomasi
seperti self-checkout menggantikan peran manusia di beberapa bidang ini. Begitupun
profesi “Operator Pabrik”. Pekerjaan ini tergantikan oleh robot industri dan
otomatisasi.
Profesi “Akuntan Tradisional”. Dengan
hadirnya software akuntansi berbasis AI, pekerjaan rutin akuntansi mulai
terotomasi, sedangkan profesi “Supir” dan “Pengemudi”, dengan perkembangan
kendaraan otonom, peran ini diproyeksikan akan berkurang dalam beberapa dekade
ke depan.
Tantangan Dunia Kerja
Tantangan dunia kerja di era digital dan era
kecerdasan buatan, antara lain adanya “Skill Gap”. Kesenjangan antara
kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja masih menjadi isu utama.
Teknologi berkembang lebih cepat
dibandingkan kurikulum pendidikan tinggi, sehingga lulusan sering kali belum
siap menghadapi tantangan teknologi terkini. Maka diperlukan adaptabilitas teknologi.
Kemampuan untuk terus belajar ulang (re-skilling) dan meningkatkan keterampilan
baru (up-skilling) sangat penting untuk bertahan dalam lingkungan kerja yang
berubah cepat.
Banyak pekerjaan memerlukan penguasaan
alat digital dan pemahaman tentang integrasi teknologi, seperti AI, cloud
computing, dan Internet of Things (IoT).
Tantangan berikutnya yaitu “Kompetisi
Global”. Dunia kerja saat ini bersifat global, dengan persaingan yang tidak
lagi terbatas pada lokal tetapi mencakup tenaga kerja dari berbagai negara. Dalam
hal ini diperlukan kemampuan berbahasa Inggris dan pemahaman lintas budaya
menjadi aset penting untuk bersaing di tingkat internasional.
Ketahanan terhadap otomasi menjadi tantangan
berikutnya. Beberapa pekerjaan rutin telah tergantikan oleh otomatisasi dan
robotik, menciptakan tekanan untuk mencari nilai tambah manusia dalam
pekerjaan.
Pekerjaan yang membutuhkan kreativitas,
empati, dan inovasi lebih sulit digantikan oleh mesin, sehingga lulusan harus
mampu mengasah kemampuan ini.
Tantangan lain yaitu pengelolaan informasi
dan data. Di era big data, perusahaan membutuhkan individu yang mampu
menganalisis data besar dan menyaring informasi penting untuk mendukung
pengambilan keputusan, namun keamanan data menjadi isu kritis, menuntut lulusan
memahami dasar-dasar keamanan siber dan etika dalam pengelolaan data.
Mempersiapkan Alumni Unggul
Sebagai institusi pendidikan, PTS harus
memfokuskan diri pada empat aspek utama. Pertama, peningkatan kurikulum berbasis
digital dan AI. Kurikulum harus mencakup pemrograman, analitik data, dan
pengelolaan sistem berbasis AI.
Mata kuliah berbasis proyek dapat
mengintegrasikan teknologi terkini sehingga mahasiswa belajar secara praktis
dan aplikatif. Penyediaan pelatihan khusus yang berfokus pada keahlian teknis
seperti coding, pengolahan data, dan pengelolaan aplikasi berbasis AI.
Kedua, pengembangan soft skills dan kecerdasan
emosional. Keterampilan komunikasi, pemecahan masalah, dan kemampuan bekerja
dalam tim menjadi pelengkap hard skills. Program pelatihan dan workshop yang
melatih kecerdasan emosional untuk meningkatkan kapasitas adaptasi lulusan di
lingkungan kerja yang dinamis. Simulasi pekerjaan melalui magang, praktik
kerja, dan kolaborasi proyek nyata dengan industri.
Ketiga, kemitraan dengan industri. PTS
harus menjalin kerja sama erat dengan perusahaan teknologi, start-up, dan
sektor lain untuk memberikan pengalaman kerja nyata bagi mahasiswa.
Kolaborasi ini dapat mencakup program
magang, proyek riset bersama, dan mentoring profesional dari industri. Penyusunan
kurikulum bersama pihak industri untuk memastikan keterkaitan antara kompetensi
lulusan dengan kebutuhan pasar kerja.
Keempat, peningkatan inovasi dan kewirausahaan.
Langkah yang perlu dilakukan yaitu mendorong pengembangan inkubator bisnis dan
start-up berbasis kampus untuk menanamkan semangat kewirausahaan pada
mahasiswa.
Langkah berikutnya yaitu penyelenggaraan
kompetisi inovasi dan pelatihan bisnis yang melibatkan mahasiswa, dosen, dan
alumni, serta penyediaan fasilitas co-working space dan laboratorium inovasi
yang mendukung kreativitas mahasiswa.
Strategi untuk mencetak alumni unggul,
antara lain pertama, pemanfaatan teknologi AI dalam pembelajaran. Mengintegrasikan AI dalam proses
pembelajaran untuk mendukung personalisasi pembelajaran.
Menggunakan platform e-learning berbasis
AI untuk memberikan umpan balik yang adaptif bagi mahasiswa, serta memberikan
pelatihan khusus pada pengaplikasian AI dalam berbagai bidang, seperti
manajemen, teknik, dan pendidikan.
Kedua, Penguatan Entrepreneurial Mindset.
Dalam hal ini melibatkan mahasiswa dalam proyek berbasis kewirausahaan dengan
bimbingan langsung dari mentor industri, mengintegrasikan mata kuliah
kewirausahaan dalam kurikulum, dengan fokus pada pengembangan ide bisnis dan
studi kelayakan, selanjutnya mendirikan komunitas wirausaha mahasiswa untuk
saling berbagi pengalaman dan peluang.
Ketiga, Program Sertifikasi dan Pelatihan
Berbasis Kompetensi, yaitu menawarkan sertifikasi profesional di bidang-bidang
yang relevan, seperti data analytics, pengembangan aplikasi, atau digital
marketing.
Kemudian bekerja sama dengan lembaga
sertifikasi nasional dan internasional untuk memberikan pengakuan global atas
kompetensi lulusan, serta menyelenggarakan pelatihan intensif untuk
meningkatkan keterampilan teknis dan non-teknis sesuai kebutuhan pasar.
Keempat, Fasilitasi Pengalaman Kerja Nyata,
berupa program magang wajib di berbagai sektor untuk memberikan pengalaman
kerja langsung, simulasi kasus nyata dalam proses pembelajaran, memungkinkan
mahasiswa untuk mempraktikkan solusi terhadap tantangan dunia kerja, serta melibatkan
alumni sukses sebagai pembicara atau mentor untuk memberikan wawasan tentang
dunia kerja.
Para alumni perguruan tinggi kini
mnghadapi dan menuju dunia yang penuh peluang sekaligus tantangan. Namun, untuk
berhasil, perlu terus meningkatkan diri dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Dunia kerja global menuntut tiga kemampuan
utama yang harus dikembangkan oleh para alumni perguruan tinggi dengan serius,
yaitu pertama Kemampuan IT dan AI. Kuasailah teknologi informasi dan kecerdasan
buatan sebagai alat untuk menciptakan solusi inovatif. Jangan hanya menjadi
pengguna teknologi, tetapi berusahalah menjadi pencipta atau pengembang
teknologi itu sendiri.
Kedua, Penguasaan Bahasa Asing. Bahasa
Inggris adalah pintu utama menuju peluang global. Namun, bahasa lain seperti
Mandarin, Jepang, atau Spanyol juga dapat membuka akses ke pasar kerja
internasional yang lebih luas, serta ikutilah kursus, praktik berbicara dengan
komunitas asing, dan manfaatkan teknologi penerjemah untuk terus meningkatkan
kemampuan ini.
Ketiga, Keterampilan Interkultural dan
Global Mindset. Pelajari dan pahami budaya negara lain agar dapat bekerja sama
dengan baik dalam tim yang multinasional. Tingkatkan keterampilan kolaborasi,
empati, dan diplomasi untuk menjadi profesional yang dihormati di dunia kerja
global.
Kombinasi ketiga kompetensi tersebut tidak hanya akan menjadi alumni perguruan tinggi unggul di tingkat lokal tetapi juga mampu bersaing secara global. Indonesia dan dunia menunggu kontribusi para alumni perguruan tinggi memberikan dampak positif dan membawa nama Universitas Pancasakti serta Indonesia ke kancah global.***
.....
Keterangan: Artikel ini adalah materi orasi ilmiah Prof. Jasruddin Daud Malago, yang disampaikan pada Wisuda Sarjana dan Pascasarjana Universitas Pancasakti, Makassar, di Balai Prajurit TNI Jend. M. Jusuf, Makassar, Kamis, 12 Desember 2024.