“Karena jangan sampai uang Rp100 ribu yang kita pegang itu uang palsu,” jawab Daeng Nappa’. |
-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 24 Desember 2024
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Takut-takutmaki’
Dirasa Pegang Uang Rp100 Ribu
“Takut-takutmaki’ dirasa pegang uang
pecahan Rp100 ribu,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop
terminal.
“Kenapaki’ takut?” tanya Daeng Tompo’.
“Karena jangan sampai uang Rp100 ribu yang
kita pegang itu uang palsu,” jawab Daeng Nappa’.
“Kenapa ada uang palsu?” tanya Daeng
Tompo’.
“Bulan lalu ‘kan ada ditemukan mesin
pencetak uang palsu di perpustakaan salah satu kampus negeri. Konon empat belas
tahun mi beroperasi mencetak uang palsu. Awalnya mesin itu disimpan di luar
kampus, tapi lama-lama dimasukkanki ke dalam kampus dan disimpan di perpustakaan,”
tutur Daeng Nappa’.
“Berarti milyaran mi uang palsu nacetak,”
kata Daeng Tompo’.
“Polisi bilang sudah triliunan, rata-rata
uang pecahan Rp100 ribu. Selain uang palsu, ada juga nacetak surat-surat
berharga, dan surat-surat berharga itu yang mahal nilainya jadi diperkirakan totalnya
sudah triliunan,” papar Daeng Nappa’.
“Bagaimana dengan rektornya?” tanya Daeng
Tompo’.
“Saat jumpa pers bersama Kapolda, Rektor mengaku
tidak tahu menahu. Rektor malah bilang dia malu, marah, dan merasa tertampar,”
kata Daeng Nappa’.
“Berarti rektor tidak terlibat?” tanya
Daeng Tompo’.
“Mudah-mudahan tidak,” kata Daeng Nappa’.
“Berarti banyak sekalimi itu uang palsu beredar,
karena lamami beroperasi mencetak uang palsu,” ujar Daeng Tompo’.
“Itumi kubilang tadi, takut-takutmaki’ dirasa
pegang uang pecahan Rp100 ribu, jangan-jangan uang palsu,” kata Daeng Nappa’.
“Biar juga tidak ada uang palsu beredar,
jarang memangjaki juga punya uang pecahan Rp100 ribu, paling tinggi juga uang
Rp50 ribu ji, dan itu pun jarang,” ujar Daeng Tompo’ sambil tertawa dan
keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Selasa, 24 Desember 2024
........
Keterangan:
Takut-takutmaki’ dirasa = Rasanya kita
sudah takut
Kenapaki’ takut? = Kenapa Anda takut?
Berarti milyaran mi = Berarti sudah milyaran
Itumi kubilang tadi = Itulah yang saya bilang
tadi
jarang memangjaki = kita memang jarang