AB Iwan Azis, Masjid Taqwa, dan Dewan Masjid Indonesia

 



Selasa, 07 Januari 2025

 

AB Iwan Azis, Masjid Taqwa, dan Dewan Masjid Indonesia

 

Oleh: Rusdin Tompo ((Koordinator SATUPENA Sulawesi Selatan)

 

Ahad sore, 5 Januari 2025, merupakan pertemuan pertama saya dengan AB Iwan Azis di tahun 2025. Pada pengujung 2024 hingga pekan pertama tahun ini, dia punya banyak kesibukan: ikut pertemuan pra Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan), gotong-royong membantu warga korban banjir, dan menghadiri pertemuan yang dihadiri para lurah se-Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.

 

Usianya yang sudah mencapai 78 tahun, sama sekali tak mengurangi aktivitas sosialnya. Bahkan, sehari sebelum kami bertemu di Warkop Azzahrah Jalan Abdullah Daeng Sirua, dia mengadakan pertemuan dengan pengurus Masjid Taqwa. Selain sebagai Ketua RW di Kelurahan Karampuang, Iwan Azis juga merupakan pengurus masjid.

 

Pertemuan diadakan di Warkop Phoenam, Boulevard, dengan Pjs Ketua Yayasan Masjid Taqwa, Anwar Paraga, dan anggota Dewan Pembina Yayasan Masjid Taqwa, Prof M Arfin Hamid. Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) ini juga sahabat saya, sesama angkatan '87 Fakultas Hukum Unhas.

 

"Saya sering berkomunikasi dengan Prof Arfin. Kami berdiskusi seputar pengembangan program Yayasan Masjid Taqwa. Beliau bisa menangkap alam pikiran saya. Beliau paham sukma dari pemikiran saya," papar Iwan Azis.

 

Masjid Taqwa ini berada di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kelurahan Malimongan, Kecamatan Wajo, Kota Makassar. Taqwa ini tak hanya bermakna kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi segala larangan-Nya

 

Namun, taqwa dalam konteks Masjid Taqwa merupakan akronim yang diambil dari bahasa Bugis, yakni tau metauna Kampung Wajo artinya orang yang disegani di Kampung Wajo.

 

Masjid ini punya ikatan historis dengan Iwan Azis. Menurut ceritanya, desain awal masjid yang dibangun tahun 1960an itu digambar oleh ayahnya, H Abdul Azis Akib. Saat itu, Iwan Azis masih remaja, mungkin masih duduk di bangku SMP.

 

Ayahnya, boleh dikata, merupakan salah seorang motor penggerak pembangunan masjid yang dulu bernama Masjid Kampung Wajo itu. Orangtuanya mempelopori pembangunan masjid bersama tokoh masyarakat setempat, kala itu. Mulai dari peletakkan batu pertama hingga rampung.

 

Masjidnya sekarang lebih moderen dan mentereng. Hubungan sejarah dengan Masjid Taqwa itu yang membuat dia menjadi pembina di sana.

 

Yayasan Masjid Taqwa tak cuma mengurus masjid tapi juga mengelola pesantren MDIA (Ma`had Dirasatil Islamiyah wal Arabiyah). Pesantren perkotaan ini didirikan oleh Anregurutta (AGH) Muhammad Nur, ulama kharismatik, yang dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Sulawesi Selatan.

 

AGH Muhammad Nur lahir di Desa Langkean, Kabupaten Maros, 7 Desember 1932, wafat tanggal 29 Juni 2011. Sepanjang hayatnya, beliau mengabdikan dirinya di dunia pendidikan dan dakwah. Beliau pernah pula jadi anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.

 

AGH Muhammad Nur sangat menonjol di bidang ilmu hadis, dan juga sangat menguasai keilmuan lainnya, seperti tafsir, fikih, tauhid, ushul fiqhi hingga tasawuf. Beliau diberi gelar Al-Allamah Al-Jalil KH Muhammad Nur Al-Bugisy.

 

Prof M Arfin Hamid merupakan salah satu alumnus MDIA. Sejumlah pejabat dan tokoh juga merupakan tamatan MDIA, antara lain, Dr H Ali Yafid, S.Ag, M.Ag, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan, dan Prof Dr KH Nasaruddin Umar, MA, Menteri Agama RI.

 

"Pesantren ini banyak melahirkan tokoh-tokoh. Makanya dipertahankan nilai-nilai yang diajarkan oleh AGH Muhammad Nur, Haji Lotang, dan lainnya," terang Iwan Azis.

 

Menurut pengakuan Iwan Azis, dia tidak pernah bergabung di MDIA. Cuma adiknya, Imran Azis dan Ikhwan Azis, yang pernah nyantri di sana. Dulu itu, katanya, kalau dikasi masuk ke sekolah agama dianggap momok, seperti masuk 'tahanan'. Padahal banyak alumni sekolah agama, baik madrasah maupun pesantren yang sukses dan berkontribusi bagi masyarakat luas.

 

Selain aktif di Yayasan Masjid Taqwa, dia juga merupakan Ketua Dewan Pembina Masjid Athirah di Kompleks Haji Kalla, yang merupakan kediamannya.

[06.10, 6/1/2025] Rusdin Tompo - 5: Iwan Azis juga merupakan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kecamatan Panakkukang, periode 2022-2027. Pelantikan dirinya sebagai Ketua DMI Kecamatan Panakkukang, berlangsung di Masjid Baiturrahman, pada Jumat, 25 Maret 2022.

 

Hadir dalam pelantikannya saat itu, antara lain Camat Panakkukang, Andi Pangerang Nur Akbar, dan Lurah Karampuang, Andi Supriadi.

 

"DMI itu organisasi besar. Organisasi yang diperhitungkan," tegas Iwan Azis.

 

Ketua Pengurus Pusat DMI, periode 2024-2029, adalah HM Jusuf Kalla. Sementara Ketua DMI Sulawesi Selatan, periode 2023-2026, yakni Mayjen TNI (Purn) Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki. Untuk DMI Kota Makassar, dipimpin oleh Drs HM Yunus HJ, M.Si.

 

Iwan Azis mengatakan, butuh  saling percaya dan kebersamaan dalam semangat ukhuah Islamiah, bila ingin mengelola dan membesarkan organisasi masjid.

 

"Sebagai pengurus, kita pasti butuh ketenangan dalam bekerja," tandasnya. (*)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama