PEDOMAN KARYA
Kamis, 09 Januari 2025
CERPEN untuk Mas Bhagawan Ciptoning
Bayang Kenangan di
Langit Biru
Karya: Yudhistira Sukatanya
Langit biru selalu mengingatkan aku padamu
ibu. Bagiku, saban kali memandang ke langit biru di angkasa, terbayang-bayang
wajah ceria ibu yang mengembangkan senyum sumringah kala melihat pesawat
terbang melintas rendah menuju bandara dekat rumahku.
Ibu selalu begitu setiap kali adik atau
pun kakakku mengabari akan pulang dari rantau, jelang hari lebaran tiba.
Pagi-pagi benar ibu sudah bergegas menyapu membersihkan pekarangan rumah,
menepikan sampah daun-daun jambu manis yang gugur dan berserakan di halaman.
Ibu meyakini pesawat terbang yang melintas
rendah itulah yang membawa anaknya pulang. Tak lupa ibu sejenak mengacungkan
sapu lidi di genggaman tangannya ke arah langit biru, melambangkan lambaian
sambutan selamat pulang.
Tak lekang dari kenangan, bagaimana ibu
mempersiapkan segala sesuatu dengan sigap. Makanan-makanan kesukaan anaknya
senantiasa setia tersedia untuk menjadi menu utama penyambutan. Perangkat
makan, piring, mangkuk sayur - porselin, gelas kaca, teko, sendok, garpu dan
bakul nasi di meja jati telah ditata ala menyambut pesta rumahan.
Sudah matang sayur berkuah bening, di
dalamnya lengkap terisi beragam sayuran hijau seperti bayam, jagung, kangkung,
wortel, labu siam, kacang panjang, brokoli dan tomat yang mengandung berbagai
nutrisi penting seperti vitamin A, vitamin C, vitamin K, dan zat besi.
Itulah racikan yang diyakini mengandung
mineral, dan antioksidan. Hemh, sedap. Apatah lagi dilengkapi ikan asin
tenggiri kuah asam manis, sambal terasi dan kerupuk bawang, merupakan menu
paling dicari dalam hidangan spesial di keluarga kami.
Kerupuk, ya tak pernah alpa kerupuk, salah
satu camilan yang tidak terlewatkan sebagai pelengkap hidangan. Camilan yang
terbuat dari adonan tepung terigu dan tapioka, bawang putih, bawang merah,
serta bumbu-bumbu lainnya selalu tersedia di kaleng berkaca. Selain dijadikan
sebagai camilan, kerupuk juga bisa jadi teman makan nasi putih hangat. Sensasi
kriuk dari kerupuk menambah kenikmatan saat makan.
Tidak hanya itu, sebagaimana biasa
persiapan ibu, kamar tidur yang akan ditempati sudah juga diatur rapi. Seprai dan
sarung bantal bersih telah terpasang. Ubin pun telah di pel menggunakan cairan
pembersih lantai hingga tampak mengkilap. Aroma harum dari asap dupa pun
tercium memenuhi ruangan. Juga di ruang tengah rumah yang sering digunakan
untuk salat berjamaah sudah dibenahi, digelar permadani buatan Turki yang
terkenal dengan pola geometrisnya yang rumit dan warna-warni cerah. Lengkap
dengan sarung dan mukena terbaru.
Sambil menantikan saat kedatangan anaknya,
ibu biasanya pagi-pagi benar sudah mandi dan berdandan rapi, mengenakan kebaya
dan kain sarung berwarna cokelat. Tak lupa menyemprotkan parfum wewangian Arab
terbaik merek Al Taj. Parfum yang menjadi pilihan favoritnya, sebagaimana
pilihan sejumlah orang yang paham, berkat aromanya yang lembut itu, khas
wanginya berdaya tahan lama.
Parfum di botol berukuran 6 ml ini
menawarkan aroma segar dan menenangkan. Ibu memilih parfum ini karena tidak
beralkohol. Parfum Al Taj tersedia dalam beragam aroma, memungkinkan ibu
memilih sesuai seleranya. Tapi ibu selalu memilih varian Balqis-yang mengingatkan
akan kecantikan Ratu Sheba.
Selain kualitas parfum Al Taj terjamin,
harganya pun cukup terjangkau. Begitulah Parfum Al Taj varian Balqis yang
berkualitas menjadi pilihan yang sempurna bagi ibu, apalagi dapat
memperolehnya tanpa menguras isi kantong.
Bagiku, aroma wangi parfum itu selalu mengingatkan akan wangi ibu.
Kini aku yang berdiri di pekarangan
rumahku, memandangi langit biru, menantikan saat pesawat terbang melintas ke
arah bandara. Bagiku detak-detak waktu terasa begitu perlahan laksana bayi yang
belajar merangkak. Aku tak sesabar ibu untuk menantikan kedatangan. Saat gundah
seperti itu aku jadi teringat kembali akan lantunan suara ibu saat di ruang
tengah membaca Qur’an, Al-Baqarah ayat 153: “Hai orang-orang yang beriman,
mintalah pertolongan kepada-Nya, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. Ayat itulah yang jadi
nasihat yang senantiasa berulang dilantunkannya.
Sabar sesungguhnya adalah kemampuan yang
memerlukan latihan, pengalaman dan pembiasaan. Jika tidak terbiasa menahan diri
dalam berbagai situasi, maka bersabar akan terasa berat. Melatih kesabaran
dimulai dengan kekuatan mental dan kesungguhan spiritual ketika dalam
menghadapi masalah, mulai dari hal kecil hingga yang kompleks.
Aku memang tak sabaran. Sebagaimana sering
terjadi ketika kami mengelilingi meja makan untuk siap makan bersama.
Seringkali aku pura-pura lupa dan coba menerobos kebiasaan untuk memberi
kesempatan pada ibu, ayah atau kakak tertua lebih dulu. Ibu biasanya menegur
hanya dengan suara batuk-batuk kecilnya. Kami anaknya sudah tahu apa arti batuk
kecil itu.
Ah, ..... aku rindu batuk kecil itu.
Isyarat yang lembut, yang bermakna larangan, tapi tak menyakitkan hati.
Nasihatnya dalam pappasang Mangkasara, untuk menjaga niat hati pun selalu
terngiang: Jaga bajiki andallekanna atinnu, nasabak punna bajik
pandallekanna atia, bajik tongi antu ampe-ampea ri Karaengta na ri paranta
nipakjari. Naia tosseng punnakodi andallekanna atia, kodi tongi antu
pangngampeta ri Karaengta na ri paranta nipakjari. -Jagalah baik-baik niat
hatimu, karena jika niat hati itu baik maka akan baik pula tingkah lakumu
kepada Allah dan sesamamu. Jika niat hatimu rusak maka pengaruhnya akan tampak
pula dalam tingkah lakumu kepada Allah dan sesama.
Saban usai menasihati, ibu selalu memberi
kue kering nastar kesukaannya yang dia sebut kukis, diambil dari stoples kaca
kecil kesayangan yang kerap disimpan di atas almari bajunya..
Tanpa kusadari air mata deras meleleh di
pipi, saat sejenak mengenang lintasan peristiwa masa lalu itu. Stoples kecil
kenangan berisi kukis di tanganku pun nyaris jatuh akibat gayutan kesedihan
yang terasa berat lagi tajam, mengiris hatiku. Tangan dan jiwaku serasa tak
bertenaga menyangga kesedihan berbalut kenangan masa.
Bunyi derit ban mobil rental dari bandara
terdengar saat berhenti di pekarangan. kedatangannya menerbangkan sampah
daun-daun jambu yang masih berserakan di halaman. Menerbangkan ingatanku yang
ikut bergegas ke langit biru. Di langit biru di atas sana serasa kulihat
terkembang bayang senyum sumringah ibu yang menyambut kedatangan adik lelaki
dan kakak perempuanku berserta keluarganya.
Kepulangan adik lelaki dan kakak
perempuanku kali ini, rasanya sungguh sejenak menepikan bahagia, rindu di
hatiku, karena niat utama kepulangan mereka adalah untuk mengikuti taqziah atas
berpulangnya ibu kami. Bersama kami melantunkan doa; Khushuushon ilaa ruuhi
ummi Allahumaghfir lahaa warhamhaa wa 'aafihaa wa'fu 'anhaa lahal
fatihah". Doa terkhusus untuk ruh ibuku. Ya Allah ampunilah dia, kasihilah
dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah dia, untuknya Al-Fatihah. Aamiin".
Tamamaung, Januari 2025