Cegah Penuaan dengan Terapi Stem Cell di Rumah Sakit Unhas Makassar

TERAPI STEM CELL. Pendiri Celltech Stemcell Centre, Prof Deby Susanti Pada Vinski (berdiri) memberikan keterangan dalam jumpa pers bersama Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa (keempat dari kanan), di Rumah Sakit Unhas, Makassar, Sabtu, 25 Januari 2025. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)

 

------

Jumat, 31 Januari 2025

 

Cegah Penuaan dengan Terapi Stem Cell di Rumah Sakit Unhas Makassar

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Terapi stem cell atau sel punca memiliki kemampuan memperbanyak diri, dapat meregenerasi sel baru untuk membantu memulihkan sel-sel tubuh yang telah rusak akibat penyakit kronis, serta bisa mengatasi penyakit degeneratif, yang pada akhirnya membuat tubuh menjadi lebih awet muda dan mencegah penuaan atau anti-aging.

Terapi stem cell sudah terbukti bisa menjadi metode pengobatan untuk berbagai gangguan kesehatan, mulai dari diabetes, osteoarthritis atau nyeri lutut, hingga autisme. Banyak penelitian mengungkapkan bahwa lebih dari 80 jenis penyakit bisa diobati dengan terapi stem cell.

Hal itu diungkapkan profesor anti-aging dan pendiri Celltech Stemcell Centre, Prof. dr. Deby Susanti Pada Vinski, MSc, PhD, kepada wartawan dalam jumpa pers bersama Rektor Univeritas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Jamaluddin Jompa, di Rumah Sakit Unhas, Makassar, Sabtu, 25 Januari 2025.

“Pada autisme, terapi stem cell ternyata bisa membantu meringankan gejala pasien. Ini karena stem cell punya homing effect, di mana sel akan bermigrasi ke tempat atau organ asalnya. Pada pasien autisme, ada beberapa sel di otak yang tidak berkembang dengan sempurna. Setelah diterapi stem cell, masing-masing sel otak akan pergi ke tempat yang seharusnya,” tutur Prof Deby.

Prof Deby yang Presiden Badan Akreditasi Anti-aging Dunia (WOCPM) sekaligus Presiden World Council of Stem Cell (WOCS) mengatakan, “Stem cell itu pintar karena punya fungsi memperbanyak diri dan fungsi diferensiasi. Jadi, kalau ada yang kurang di satu organ, maka sel punca akan pergi ke situ.”

Orang kaya di Makassar, katanya, banyak yang keluar negeri untuk berobat stem cell. Triliunan uang Indonesia dibawa keluar untuk berobat.

“Saya bilang kenapa tidak di Makassar saja. Maka hari ini kita buka layanan stem cell di Makassar, di Rumah Sakit Unhas,” kata Prof Deby, seraya menambahkan bahwa dirinya lahir dan besar di Makassar dan karena itulah ia ingin berbuat untuk tanah kelahirannya.

Prof Deby Susanti Pada Vinski lahir di Makassar pada 09 November 1967. Ia menamatkan seklah di SMA Negeri 1 Makassar dan kemudian kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, dan lanjut Universitas Atma Jaya Jakarta.

Ia telah mengabdikan dirinya sebagai dokter pada 1990, sekaligus mengelola perusahaan dengan mendirikan Perfect Beauty Aesthetics and Anti-Aging Clinic, selanjutnya mendirikan Celltech Stem Cell Center Vinski Tower di Jakarta.

Prof Deby kemudian mendalami jurusan International Hormone Specialist di Brussel, Belgia dan spesialis anti-aging di WOSAAM, Paris, Perancis.

Ia menyelesaikan Master of Preventive Medicine & Anti Aging di Dresden International University, Jerman, tahun 2016, dengan predikat cum laude. Ia meraih program doktornya dari Saint Petersburg Institute of Bioregulation and Gerontology di Saint Petersburg, Rusia tahun yang sama dengan predikat summa cum laude.

Prof Deby juga dikenal sebagai murid dari “Father of Anti-Aging” Dr. Thierry Hertoghe dari Belgium, dan juga murid dari ilmuwan dunia yaitu Prof. Vlamdimir Khavinson, MD, PhD dari Rusia yang juga merangkap sebagai dokter dari Presiden Putin. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama