-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 27 Januari 2025
Leonardo da Vinci (2):
Da Vinci Membedah
Manusia untuk Mempelajari Anatomi
Oleh: Asnawin Aminuddin
Zaman Renaissance disebut: ‘Zaman Keemasan
Pembangunan’. Da Vinci juga meninggalkan banyak sketsa arsitek. Dalam rancangan
kotanya dicantumkan mengenai terowong air, juga pelebaran jalan, aliran udara
dan cahaya sesuai dengan rancangan kota zaman sekarang.
Tahun 1483, kebakaran besar terjadi di
Milan, dan wabah penyakit di Eropa menyebabkan puluhan ribu orang meninggal. Da
Vinci pernah mengusulkan pada Il Moro untuk membangun kembali Milan,
kemungkinan karena cara pemikiran melampaui cara berpikir kebanyakan orang pada
masa itu, juga biaya yang dibutuhkna terlalu banyak, sehingga cita-citanya tak
terwujud. Tapi tak henti-hentinya dia mempelajari, menyelidiki dan
mendiskusikan teknik pembangunan.
Meskipun Da Vinci adalah ilmuwan yang luar
biasa, tapi pada dasarnya, dia masih tetap milik dunia seni. Dia memadukan ilmu
dengan seni, dan tidak karena mengejar kebenaranilmu lalu melupakan keindahan.
Saat itu banyak seniman yang menggemari
teknik gambar nyata. Orang-orang ini meski bisa dengan tepat menggambar bentuk
dari bagian sesuatu, namun melupakan segi keindahan yang utuh, sehingga memberi
kesan rumit.
Pada kenyataannya, perkembangan seni di
zaman pemulihan budaya, perpaduan antara sifat nyata dan mempertahankan
keindahan menyeluruh secara untuh, hanya Da Vinci yang paling menonjol.
Meski sepanjang hidup Da Vinci tak henti-hentinya
mengejar kemauan dan tak pernah mengenal puas, sehingga meninggalkan setumpuk
sketsa, namun karya yang benar-benar selesai tidaklah banyak, hal ini amat
disayangkan bagi sang genius dan bagi dunia.
Pada kenyataannya, seorang ahli matematka
sahabatnya, sering menjuluki dia sebagai ‘Pelukis, Pemusik’. Salah seorang
murid Michelangelo, pernah menulis tentang Da Vinci dalam “Buku Para Pelukis”
sebagai berikut; “Da Vinci pernah menekuni bidang musik. Pada dasarnya dia
memiliki hati yang agung. Dan sambil memainkan biola, dia bernyanyi gembira.”
Da Vinci pernah membawa alat musik
buatannya sendiri, dimainkan di depan Il Moro di Milan. Menurut catatan, alat
musik ini terbuat dari perak, bentuknya seperi tulang kepala kuda, suara yang
dihasilkan, amat nyaring.
Dari semua itu dapat diketahui, meskipun
tidak ada peninggalan Da Vinci yang berupa catatan lagu not balok, tetapi
keberhasilan dalam musik, juga tidak bisa ditandingi orang biasa.
Buku Termahal di Dunia
Tahun 1994, ratusan tahun setelah
Renaisans, Bill Gates, orang terkaya di dunia dan si genius pendiri Microsoft,
membeli “Codex Leicester”, sebuah buku catatan yang sudah berusia ratusan tahun
tetapi berisi pemikiran-pemikiran ajaib dan gambaran mesin-mesin canggih yang
seharusnya belum ada di masa itu.
Buku itu dibeli dari balai lelang
Christie’s di London dengan harga yang sangat menakjubkan, 30.8 juta dolar!
Inilah, buku termahal di dunia. Catatan itu adalah tulisan asli dari orang yang
sering dianggap paling genius dalam sejarah umat manusia, Leonardo da Vinci.
Manusia Pembelajar
Dari sisi lain, Leonardo da Vinci dapat
digambarkan sebagai anak yang baik dan menyenangkan. Sejak kecil, ia suka
belajar, membaca, dan berjalan-jalan. Ketika berjalan-jalan sendiri, ia senang
memerhatikan sekitarnya.
Ia senang melihat burung terbang melayang,
kuda berlari, jalannya aliran sungai, atau percikan air di danau. Sering kali,
ia hanyut dalam pikirannya. Ketika melihat burung, ia bertanya, “Mengapa burung
bisa terbang?” Orang-orang zaman pertengahan biasanya akan menjawab, “Karena
memiliki sayap pemberian Tuhan.” Dan kebanyakan orang akan berhenti di situ.
Namun, Leo tidak.
Ia akan mulai meneliti sayap burung, apa
saja bagiannya, susunan bulu-bulunya, bagaimana ia lepas landas, bagaimana ia
bisa maju, melambat, mendarat, dan seterusnya. Ia lalu meneruskannya dengan membayangkan
alat terbangnya sendiri. Walaupun belum berhasil, penelitiannya menjadi awal
penting bagi perkembangan ilmu aerodinamik.
Ia senang belajar. Leonardo ingin
mengetahui seperti semua anak-anak kecil di dunia ingin mengetahui semua hal.
Pada banyak orang di dunia, makin dewasa rasa ingin tahunya sering kali makin
tipis.
Mungkin karena pengalaman belajar yang kurang
menyenangkan. Tetapi tidak bagi Leo. Ia tidak pernah kehilangan kesenangannya.
Keingintahuannya justru makin hebat. Inilah kunci kegeniusannya. Bagi Leonardo
da Vinci, belajar haruslah ringan dan menyenangkan.
Kegeniusan Leonardo terlihat dari
banyaknya bidang yang ia kuasai. Ia adalah pelukis, pematung, penemu, peneliti,
ahli permesinan, ahli anatomi, matematika, ahli tumbuh-tumbuhan dan binatang,
optik, aerodinamik, bahkan pemusik handal.
Ia belajar tanpa ada batasnya. Tentu saja
ini tidak berat karena ia tidak bekerja keras, ia hanya “bersenang-senang”.
Untuk melukis manusia, ia secara khusus mempelajari anatomi tubuh manusia.
Leonardo mungkin adalah pembelajar paling gila. Saat mempelajari anatomi, ia suka pergi malam-malam, membongkar kuburan, dan mengambil mayat orang tidak dikenal yang sudah hampir busuk dan membedahnya. Kadang ia melakukannya di rumah sakit yang memberinya izin. Ia benar-benar ingin tahu mengapa tubuh manusia berbentuk seperti itu. Dengan begitu, ia bisa makin detail dalam membuat lukisannya. (bersambung)
.....
Artikel Bagian 1: