Dua PWI, Dua HPN

“Ketua lama melakukan pelanggaran etika dan dianggap sebagai perbuatan tercela. Dia diminta mengundurkan diri karena dianggap sudah mencoreng nama baik PWI, tapi ketua lama tidak mau mundur. Akhirnya banyak pengurus dan anggota membentuk kepengurusan baru dan mengganti ketua lama, tapi ketua lama dan orang-orang yang setia kepadanya tetap bertahan. Akhirnya, dua-duanya jalan,” tutur Daeng Tompo’.

 

----

PEDOMAN KARYA

Kamis, 16 Januari 2025

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

Dua PWI, Dua HPN

 

“Hebat tawwa PWI,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi pagi di warkop batas kota.

“Apa itu PWI?” tanya Daeng Nappa’.

“Persatuan Wartawan Indonesia, organisasi wartawan pertama di Indonesia” jawab Daeng Tompo’.

“Hebat kenapai?” tanya Daeng Nappa’ lagi.

“Sekarang PWI ada dua,” kata Daeng Tompo’.

“Berarti PWI itu besar dan saking besarnya sampai-sampai dibagi menjadi dua,” ujar Daeng Nappa’ sambil tertawa.

“Itumi kubilang hebat tawwa PWI,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.

“Tapi kenapa bisa pecah? Kenapa tidak bersatu saja?” tanya Daeng Nappa’.

“Ketua lama melakukan pelanggaran etika dan dianggap sebagai perbuatan tercela. Dia diminta mengundurkan diri karena dianggap sudah mencoreng nama baik PWI, tapi ketua lama tidak mau mundur. Akhirnya banyak pengurus dan anggota membentuk kepengurusan baru dan mengganti ketua lama, tapi ketua lama dan orang-orang yang setia kepadanya tetap bertahan. Akhirnya, dua-duanya jalan,” tutur Daeng Tompo’.

“Jadi sekarang ada dua PWI dan dua-duanya jalan?” tanya Daeng Nappa’.

“Betul. Dan menjelang peringatan Hari Pers Nasional tahun ini, dua PWI ini masing-masing akan melaksanakan HPN pada waktu yang hampir bersamaan tapi di tempat berbeda,” kata Daeng Tompo’.

“Jadi bagaimanami itu pengurus PWI tingkat provinsi dan PWI kabupaten kota?” tanya Daeng Nappa’.

“Itumi juga masalahnya. Mungkin sebagian ikut PWI lama, dan sebagian ikut PWI yang baru,” jawab Daeng Tompo’.

“Kasiannya itu,” ujar Daeng Nappa’. (asnawin)

 

Kamis, 16 Januari 2025

.....

Diundurki = Diundur

Gayanaji = gayanya saja

Jadi bagaimanami itu = Jadi bagaimana itu

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama