Mudah-mudahan Prabowo Tidak Mengurus “Kuda Mati”

“Betul, kudanya sudah mati, tapi mereka malah mengadakan pertemuan untuk membahas strategi meningkatkan kecepatan kuda, membentuk tim dan komite khusus untuk meneliti kuda mati tersebut dari berbagai aspek. Mereka bekerja berbulan-bulan, menyusun laporan, dan akhirnya mengusulkan solusi, padahal sudah jelas sejak awal bahwa kudanya sudah mati,” urai Daeng Tompo’.

 

-----

PEDOMAN KARYA

Rabu, 29 Januari 2025

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

Mudah-mudahan Prabowo Tidak Mengurus “Kuda Mati”

 

“Mudah-mudahan Presiden Prabowo tidak mengurus kuda mati,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.

“Kalau matimi kudanya, janganmi lagi diurus. Kuburkan saja, selesai,” kata Daeng Nappa’.

“Cerdas,” kata Daeng Tompo’ seraya mengacungkan jempol tangan kanannya ke arah Daeng Nappa’.

“Tapi tunggu dulu, apa yang kita’ maksudkan kuda mati?” tanya Daeng Nappa’.

“Ada sebuah teori yang disebut teori kuda mati,” ujar Daeng Tompo’.

“Apa itu teori kuda mati?” tanya Daeng Nappa’.

“Teori kuda mati itu sebenarnya sebuah sindiran. Istilahnya metafora satire. Teori kuda mati menggambarkan bagaimana beberapa orang, lembaga, atau bahkan suatu bangsa menghadapi masalah yang sudah jelas, tetapi mereka justru bersikap seolah-olah masalah itu tidak ada atau tidak dipahami. Bukannya mengakui kenyataan, mereka justru mengabaikannya dan berusaha mencari pembenaran,” tutur Daeng Tompo’.

“Terlalu bertele-tele penjelasan ta’ belah. Ringkasnya mo saja,” potong Daeng Nappa’.

“Inti dari teori ini sederhana. Kalau kamu sadar bahwa kamu sedang menunggangi kuda yang sudah mati, solusi terbaik dan paling sederhana adalah turun dari kuda itu dan meninggalkannya,” jawab Daeng Tompo’.

“Terus dimana masalahnya?” tanya Daeng Nappa’.

“Masalahnya adalah banyak orang, organisasi, atau bangsa yang justru mengambil langkah-langkah lain yang tidak masuk akal. Bukannya meninggalkan dan menguburkan kuda yang sudah mati, mereka malah membeli pelana baru untuk kuda mati itu, memberi makan kepada kuda yang sudah mati dengan harapan kuda itu akan hidup kembali, mengganti penunggangnya dengan orang lain, bahkan ada juga yang mengambil kebijakan memecat orang yang bertanggung jawab merawat kuda dan menggantinya dengan orang baru,” papar Daeg Tompo’.

“Padahal kudanya sudah mati,” potong Daeng Nappa’.

“Betul, kudanya sudah mati, tapi mereka malah mengadakan pertemuan untuk membahas strategi meningkatkan kecepatan kuda, membentuk tim dan komite khusus untuk meneliti kuda mati tersebut dari berbagai aspek. Mereka bekerja berbulan-bulan, menyusun laporan, dan akhirnya mengusulkan solusi, padahal sudah jelas sejak awal bahwa kudanya sudah mati,” urai Daeng Tompo’.

“Bisa jadi banyak kuda mati di proyek-proyek pemerintahan tapi tetap dilanjutkan,” kata Daeng Nappa’.

“Itumi saya bilang tadi. Mudah-mudahan Presiden Prabowo tidak mengurus kuda mati yang diwariskan presiden sebelumnya. Kalau jelas kudanya sudah mati, tinggalkan saja. Matikan saja. Misalnya ada proyek mangkrak atau BUMN yang selalu merugi. Sebaiknya dimatikan saja, janganmi dipaksa dihidupkan dengan menghabiskan banyak biaya tambahan yang akhirnya mangkrak juga, mati juga,” kata Daeng Tompo’.

“Tapi Prabowo punya banyak kuda peliharaan di rumahnya di Hambalang,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Justru itulah. Karena dia punya banyak kuda peliharaan, dia pasti tahu tentang kuda. Kalau kudanya sudah mati, pasti dikuburkan, karena tidak mungkin dipaksa hidup lagi,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)

 

Rabu, 29 Januari 2025

.....

Keterangan:

Kalau matimi kudanya = Kalau kudanya sudah mati

janganmi lagi diurus = Jangan lagi diurus

Terlalu bertele-tele penjelasan ta’ belah = Penjelasan Anda terlalu bertele-tele

Ringkasnya mo saja = Ringkasnya saja

Itumi saya bilang tadi = Itulah yang saya katakan tadi

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama