-----
Rabu, 19 Februari 2025
Kalau Masih
Berpikir Dunia, Itu Bukan Da’i Muhammadiyah
YOGYAKARTA, (PEDOMAN KARYA).
Da’i kondang Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan para da’i Muhammadiyah agar
berhati-hati dalam menjalankan tugas dakwah, karena yang dihadapi semakin berat
dan bervariasi.
“Hati-hati sebagai da’i Muhammadiyah.
Dakwah jangan untuk kepentingan dunia. Kalau ada da’i masih berpikir dunia, itu
bukan da’i Muhammadiyah,” kata Adi Hidayat saat tampil sebagai pembicara pada
Pelatihan Instruktur Muballigh Muhammadiyah Nasional (PIMMNAS) #2 yang digelar
Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Pusdiklatbud Tabligh Institute
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu, 19 Februari 2025.
Adi Hidayat dalam kapasitasnya sebagai
Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah membawakan materi dengan tema: “Profil
Muballigh Muhammadiyah.”
Da’i Muhammadiyah, katanya, tidak
memikirkan amplop atau uang transport saat melakukan tugas dakwah. Jika diberi
boleh diambil tetapi tidak meminta dan tidak ada masalah jika tidak diberi
amplop saat ada undangan ceramah.
“Da’i Muhammadiyah itu mewakafkan dirinya
untuk berdakwah semata-mata karena Allah,” kata Adi Hidayat yang saat tampil
membawakan materi didampingi oleh Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah KH
Fathurrahman Kamal, dan Ketua Bidang IV Pendidikan, Pelatihan, dan Kaderisasi
Muballigh Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Syakir Jamaluddin.
Da’i Muhammadiyah juga diingatkan agar
terus-menerus belajar dan tidak ada da’i Muhammadiyah kecuali menguasai materi dakwah
yang dibawakannya.
“Persiapkan diri sebelum berdakwah. Penampilan
yang bagus, yang enak saat tampil ceramah,” ujar Adi Hidayat.
Selain itu, para da’i Muhammadiyah juga
harus tahu medan dakwah dan tahu kebutuhan orang-orang yang akan didakwahi.
“Pelajari karakter masyarakat setempat. Karakter
orang di Gowa dan karakter orang di Wajo, itu bisa tidak sama, meskipun Gowa
dan Wajo itu sama-sama Sulawesi Selatan,” kata Adi Hidayat.
Ia kemudian menyebutkan dua sahabat yang
sukses dalam menjalankan tugas dakwah, yakni Abu Dzar Al-Ghifari dan Muadz bin
Jabal.
Abu Dzar Al-Ghifari yang datang langsung
menemui Rasulullah SAW ke Mekah untuk belajar dan masuk Islam, berhasil
meng-Islam-kan keluarga dan orang-orang di kampung halamannya, sedangkan Muadz
bin Jabal yang dibimbing langsung oleh Rasulullah ditugaskan berdakwah di Yaman
dan berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. (asnawin)