Prodi Ilmu Pemerintahan PTM se-Indonesia Kumpul di Unismuh Makassar

LABORATORIUM ILMU PEMERINTAHAN. Program Studi Ilmu Pemerintahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia mengikuti Lokakarya Sinkronisasi Mata Kuliah Berbasis Laboratorium/Praktikum dan Sharing Tata Kelola Laboratorium Program Studi Ilmu Pemerintahan, di Kampus Unismuh, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Sabtu, 01 Februari 2025. (Foto: Humas Unismuh Makassar)

 

------

Sabtu, 01 Februari 2025

 

Prodi Ilmu Pemerintahan PTM se-Indonesia Kumpul di Unismuh Makassar

 

Bahas Sinkronisasi Mata Kuliah Berbasis Laboratorium

Sharing Tata Kelola Laboratorium Prodi Ilmu Pemerintahan

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Program Studi Ilmu Pemerintahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia mengikuti Lokakarya Sinkronisasi Mata Kuliah Berbasis Laboratorium/Praktikum dan Sharing Tata Kelola Laboratorium Program Studi Ilmu Pemerintahan, di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Jl Sultan Alauddin, Makassar, Sabtu, 01 Februari 2025.

Lokakarya menghadirkan dua narasumber yaitu Ali Roziqin SAP MPA (Pengelola Laboratorium Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang), dan Dr. phil. Anwar Kholid SIP MIP (Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).

Muhammad Eko Atmojo SIP MIP yang merupakan perwakilan dari Asosiasi Ilmu Pemerintahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AIPPTM) tampil sebagai moderator.

Lokakarya ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah se-Indonesia, antara lain Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Universitas Muhammadiyah Sinjai, Universitas Muhammadiyah Sidrap, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Universitas Muhammadiyah Mataram, Universitas Muhammadiyah Buton, dan Universitas Muhammadiyah Sorong.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan sinkronisasi mata kuliah berbasis laboratorium serta memperkuat tata kelola laboratorium ilmu pemerintahan agar lebih adaptif terhadap perkembangan zaman dan kebutuhan akademik.

Ali Roziqin mengatakan, laboratorium ilmu pemerintahan memiliki peran penting dalam menunjang pengembangan kompetensi mahasiswa guna mencapai profil lulusan yang unggul di bidang ilmu pemerintahan.

“Perkembangan teknologi dan dinamika ilmu pemerintahan menuntut laboratorium untuk mampu beradaptasi dan berinovasi. Tata kelola laboratorium yang baik diperlukan agar laboratorium mampu menyediakan fasilitas dan program yang relevan dengan kebutuhan zaman. Tanpa pengelolaan yang terarah dan profesional, laboratorium berisiko kehilangan fungsinya sebagai pusat pembelajaran dan pengembangan ilmu pemerintahan yang efektif,” tutur Ali Roziqin.

Anwar Kholid pada sisi lain mengatakan, Lembaga Akreditasi Mandiri Sosial Politik Administrasi dan Komunikasi (LAMSPAK) menjadikan laboratorium sebagai salah satu standar unggulan dalam penilaian akreditasi program studi.

“Laboratorium yang dimaksud adalah laboratorium yang sesuai dengan kompetensi inti program studi, dapat diakses oleh mahasiswa, dosen, tutor, instruktur, asisten, dan pembimbing. Adapun kriteria yang harus dipenuhi meliputi kelembagaan, instrumen atau modul mata kuliah praktikum, serta aktivitas laboratorium,” jelas Anwar Kholid.

Muhammad Eko Atmojo pada kesempatan itu menekankan bahwa pengelolaan laboratorium yang baik, efektif, dan efisien menjadi kebutuhan mendesak bagi seluruh Program Studi Ilmu Pemerintahan di lingkungan AIPPTM.

“Tata kelola laboratorium yang kurang optimal dapat menghambat proses pembelajaran. Seiring dengan meningkatnya tuntutan terhadap mutu pendidikan, pengelolaan laboratorium sering kali menghadapi tantangan yang signifikan,” ujar Eko.

Melalui lokakarya ini, diharapkan Program Studi Ilmu Pemerintahan di berbagai Universitas Muhammadiyah dapat meningkatkan standar pengelolaan laboratorium yang lebih baik, serta memperkuat kerja sama antar perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan akademik dan teknologi yang terus berkembang. (zak)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama