![]() |
“Tidak nak, ayah yakin sumur itu masih ada! Kita harus menemukannya! Orang-orang Mekah akan hidup lebih baik jika Sumur Zamzam ada di tengah kita!” kata Abdul Muthalib. |
-----
PEDOMAN KARYA
Ahad, 09 Maret 2025
Kisah Nabi Muhammad SAW (4):
Abdul Muthalib Yakin
Sumur Zamzam Masih Ada
Penulis: Abu Hasan Ali An-Nadwi
Setelah tumbuh dewasa, Abdul Muthalib pun
menjadi seorang pemuka Mekah sebagaimana Hasyim, bapaknya. Sementera itu,
ketika Hasyim meninggal, hartanya dikuasai oleh Naufal, adiknya yang terkecil.
Setelah dewasa, Abdul Muthalib hendak
meminta harta ayahnya, tetapi Naufal menolak. Abdul Muthalib pun meminta
bantuan kerabat ibunya yang tinggal di Yatsrib. Orang-orang Yatsrib mengirimkan
80 pasukan berkuda. Naufal pun ketakutan dan menyerahkan harta Hasyim kepada
Abdul Muthalib
Pada zaman pemerintahannya, Abdul Muthalib
melakukan sebuah perbuatan yang akan dikenang orang sepanjang zaman.
Abdul Muthalib adalah pengurus air dan
makanan bagi tamu-tamu yang datang ke Mekah. Setelah ratusan tahun Sumur Zamzam
tertimbun, air harus didatangkan dari beberapa sumur yang terpencar-pencar di
sekitar Mekah.
Saat itu, Sumur Zamzam telah terkubur dan
dilupakan orang selama ratusan tahun. Namun, Abdul Muthalib tidak pernah lupa
pada sejarah Mekah, bahwa dulu pernah ada mata air yang menghidupi Mekah, mata
air yang memancar keluar oleh kaki Ismail.
“Aku harus menemukannya!” pikir Abdul
Muthalib.
“Aku harus menemukan kembali Sumur Zamzam
yang telah dilupakan orang! Apalagi aku bertugas menyediakan air dan makanan
bagi penduduk Mekah.”
Pikiran seperti itu tidak pernah hilang
dari benaknya, “Aku harus menemukannya! Aku harus menemukannya!”
Setelah itu, Abdul Muthalib mengambil
tembilang (alat untuk menggali bertangkai panjang) dan memanggil putra
satu-satunya, “Harits, temani ayah mencari dan menggali kembali Sumur Zamzam!”
Harits mengangguk. Kemudian, mereka mulai
mencari di mana dulu letak Mata Air Zamzam berada. Setelah beberapa kali
mencoba menggali di beberapa tempat, Sumur Zamzam tidak juga ditemukan.
“Ayah, mungkin Sumur Zamzam memang telah
hilang,” kata Harits.
“Tidak nak, ayah yakin sumur itu masih
ada! Kita harus menemukannya! Orang-orang Mekah akan hidup lebih baik jika
Sumur Zamzam ada di tengah kita!” kata Abdul Muthalib.
Dengan gigih keduanya pun terus mencari
sumur Zam-Zam. Orang-orang Quraisy, penduduk asli Mekah, melihat perbuatan
mereka dengan heran.
“Mengapa engkau masih terus menggali,
Abdul Muthalib? Bukankah dulu nenek moyang kita, Mudzaz bin Amr pernah
menggalinya, tapi tidak berhasil?”
Abdul Muthalib menaruh tembilangnya dan
duduk merenung. Ya, ratusan tahun yang lalu Mudzaz bin Amr mertua Nabi Ismail عليه
ااسلام pernah mencoba menggali Zamzam tapi tidak berhasil.
Padahal, saat itu Mudzaz telah mempersembahkan sesaji berupa pedang dan pelana berpangkal emas agar Sumur Zamzam ditemukan. (bersambung)
.....
Kisah sebelumnya: