Belajar dari Kepemimpinan Umar bin Khattab

Salah satu kunci kepemimpinan Umar adalah ketakwaannya kepada Allah. Beliau selalu sadar bahwa kepemimpinan bukan sekadar jabatan, tetapi amanah yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat. (Foto tangkapan layar di Youtube: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)

 

-------

PEDOMAN KARYA

Jumat, 14 Maret 2025

 

Kultum Ramadhan:

 

Belajar dari Kepemimpinan Umar bin Khattab

 

Oleh: Furqan Mawardi

(Muballigh Akar Rumput)

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah ﷻ, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah ﷺ, manusia agung yang menjadi teladan bagi seluruh umat manusia, termasuk dalam hal kepemimpinan.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Kita akan mengambil pelajaran dari salah satu sosok pemimpin yang luar biasa dalam sejarah Islam, yaitu Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Beliau adalah khalifah kedua dalam Khulafaur Rasyidin, seorang pemimpin yang dikenal dengan keadilan, ketegasan, kesederhanaan, serta kecintaannya kepada rakyatnya.

Kepemimpinan Umar bin Khattab bukan hanya dikenang dalam sejarah Islam, tetapi juga menjadi referensi kepemimpinan ideal di berbagai belahan dunia. Apa yang membuat Umar menjadi pemimpin yang begitu dicintai rakyat dan ditakuti musuh? Dan bagaimana kepemimpinannya bisa menjadi cermin bagi kondisi kepemimpinan saat ini? Minimal kita bisa belajar dari Umar ada tiga hal.

 

Pemimpin yang Takut kepada Allah.

 

Salah satu kunci kepemimpinan Umar adalah ketakwaannya kepada Allah. Beliau selalu sadar bahwa kepemimpinan bukan sekadar jabatan, tetapi amanah yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat.

Suatu ketika, beliau pernah berkata: “Seandainya ada seekor keledai terperosok di Irak, aku takut Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadaku dan berkata: 'Mengapa engkau tidak meratakan jalan untuknya, wahai Umar?”

Kata-kata ini menunjukkan betapa Umar bin Khattab memikirkan nasib rakyatnya, bahkan hingga seekor hewan sekalipun. Lalu, bagaimana dengan pemimpin kita hari ini? Apakah mereka memiliki rasa takut kepada Allah dalam memimpin rakyatnya? Apakah mereka memikirkan kesejahteraan rakyat sampai kepada hal-hal kecil seperti yang Umar lakukan?

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا ۝

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)

Ayat ini menjadi pengingat bahwa kepemimpinan adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh keadilan dan tanggung jawab.

 

Pemimpin yang Hidup Sederhana

 

Meskipun menjadi pemimpin dunia Islam yang sangat besar, Umar tetap hidup sederhana. Rumahnya biasa saja, bajunya seringkali bertambal, dan beliau tidak pernah mengambil keuntungan pribadi dari jabatannya.

Diceritakan, suatu hari seorang utusan dari Persia datang ke Madinah untuk bertemu dengan Khalifah Umar. Ia membayangkan akan bertemu dengan pemimpin yang hidup dalam kemewahan, dikelilingi oleh pengawal. Namun, betapa terkejutnya ia ketika mendapati Umar sedang tidur di bawah pohon tanpa pengawalan sedikit pun.

Sang utusan pun berkata: “Wahai Umar, engkau memimpin dengan adil, maka engkau bisa tidur dengan tenang.”

Bandingkan dengan kondisi banyak pemimpin hari ini yang hidup dalam kemewahan, sementara rakyatnya masih menderita. Mereka dikelilingi oleh penjagaan ketat, karena takut terhadap rakyatnya sendiri.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

اللَّهُمَّ مَن وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَن وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ

“Ya Allah, siapa saja yang diberi tanggung jawab mengurus umatku lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah dia. Dan siapa saja yang mengurus umatku dengan baik dan lembut, maka perlakukanlah dia dengan lembut pula.” (HR. Muslim)

Hadis ini menjadi peringatan bagi para pemimpin agar selalu mengutamakan kepentingan rakyatnya.

 

Pemimpin yang Tegas dan Adil

 

Umar dikenal sebagai pemimpin yang tegas dalam menegakkan keadilan. Tidak ada perbedaan antara rakyat biasa dan pejabat dalam hukum. Jika seseorang bersalah, maka ia harus dihukum, siapapun dia.

Suatu ketika, putra seorang gubernur memukul seorang rakyat biasa hanya karena merasa dirinya lebih tinggi. Orang yang dipukul itu mengadu kepada Umar, dan dengan segera Umar memanggil gubernur tersebut dan anaknya.

Umar kemudian menyerahkan tongkat kepada rakyat yang dipukul dan berkata, “Pukul anak gubernur itu sebagaimana ia telah memukulmu!”

Keputusan ini menunjukkan bahwa keadilan harus ditegakkan tanpa memandang status sosial seseorang.

Saat ini, banyak kita temui hukum tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Orang miskin dihukum berat karena kesalahan kecil, tetapi pejabat dan orang kaya bisa bebas meskipun melakukan korupsi miliaran rupiah. Inilah tanda bahwa keadilan sudah mulai pudar dalam kepemimpinan zaman sekarang.

Allah ﷻ berfirman:

وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ۝

“Dan tegakkanlah kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran kepada orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar.” (QS. At-Talaq: 2)

 

Hadirin yang dirahmati Allah,

Dari kisah Umar bin Khattab, kita belajar bahwa kepemimpinan yang baik harus berlandaskan ketakwaan, kesederhanaan, keadilan, dan keberpihakan kepada rakyat.

Sayangnya, hari ini kita melihat banyak pemimpin yang jauh dari sifat-sifat tersebut. Oleh karena itu, sebagai rakyat, kita harus selalu memilih pemimpin yang jujur, adil, dan bertanggung jawab. Kita juga harus terus mendoakan agar para pemimpin kita diberikan petunjuk oleh Allah untuk meneladani kepemimpinan Umar bin Khattab.

Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari kisah ini, dan semoga Allah menjadikan kita bagian dari orang-orang yang selalu mendukung keadilan dan kebenaran. Aamiin ya Rabbal 'Alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama