-----
PEDOMAN KARYA
Kamis, 13 Maret 2025
Kultum Ramadhan:
Kepemimpinan dan
Kejujuran
Oleh: Furqan Mawardi
(Muballigh Akar Rumput)
Segala puji bagi Allah ﷻ, Tuhan semesta
alam, yang telah menganugerahkan kita nikmat iman dan Islam. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ, sang pemimpin
terbaik yang menjadi teladan dalam segala aspek kehidupan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Kepemimpinan dalam Islam adalah sebuah
amanah besar. Seorang pemimpin bukan hanya bertanggung jawab terhadap rakyatnya
di dunia, tetapi juga akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
Salah satu sifat utama yang harus dimiliki
seorang pemimpin adalah kejujuran. Tanpa kejujuran, kepemimpinan akan berubah
menjadi alat untuk menindas, memperkaya diri, dan merusak tatanan masyarakat.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
"Wahai orang-orang yang beriman!
Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar."(QS.
Al-Ahzab: 70)
Ayat ini menegaskan bahwa berkata jujur
adalah bagian dari ketakwaan kepada Allah. Jika dalam kehidupan sehari-hari
kita diwajibkan untuk berkata jujur, maka dalam kepemimpinan, kejujuran harus
lebih dijunjung tinggi karena menyangkut nasib banyak orang.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ
الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ
حَتَّى يُكْتَبَ عِندَ اللَّهِ صِدِّيقًا
"Sesungguhnya kejujuran membawa
kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Dan sesungguhnya seseorang yang
senantiasa berlaku jujur hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang
sangat jujur."(HR. Bukhari dan Muslim)
Seorang pemimpin yang jujur akan membawa
rakyatnya pada kesejahteraan. Ia tidak akan menggunakan jabatannya untuk
kepentingan pribadi, tetapi akan mengutamakan kemaslahatan umat. Seorang
pemimpin yang jujur akan memastikan hukum ditegakkan dengan adil, tanpa memihak
kelompok tertentu atau membiarkan korupsi merajalela.
Hadirin rahimani wa rahimakumullah
Ketidakjujuran dalam kepemimpinan adalah
awal dari kehancuran suatu bangsa. Ada beberapa bahaya besar yang timbul ketika
seorang pemimpin tidak jujur, di antaranya
Pertama, Kehancuran Kepercayaan Publik
Kejujuran adalah dasar dari kepercayaan.
Ketika pemimpin berbohong, menipu, atau menyembunyikan fakta dari rakyatnya,
kepercayaan masyarakat akan hilang. Sejarah mencatat banyak negara yang
mengalami krisis politik dan ekonomi karena pemimpinnya tidak jujur.
Di banyak negara, ketika pemimpin terlibat
dalam skandal korupsi dan kebohongan, rakyat mulai kehilangan kepercayaan.
Demonstrasi besar-besaran sering terjadi, yang akhirnya berujung pada kerusuhan
dan ketidakstabilan nasional.
Kedua, Maraknya Korupsi dan Penyalahgunaan
Kekuasaan
Seorang pemimpin yang tidak jujur akan
cenderung menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Korupsi akan merajalela karena pemimpin memberikan contoh buruk bagi
bawahannya.
Allah ﷻ berfirman:
وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ
وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ
بِالْإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
"Dan janganlah kalian memakan harta
sesama kalian dengan jalan yang batil dan janganlah kalian membawa (urusan)
harta itu kepada hakim (penguasa), agar kalian dapat memakan sebagian dari
harta benda orang lain dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kalian
mengetahui."(QS. Al-Baqarah: 188)
Ayat ini mengingatkan bahwa pemimpin yang
tidak jujur sering kali menggunakan hukum dan sistem pemerintahan untuk
memperkaya diri sendiri dan orang-orang terdekatnya.
Ketiga, Kesenjangan Sosial dan Kemiskinan
Ketika seorang pemimpin tidak jujur dan
lebih mementingkan kepentingan pribadi, maka rakyatlah yang menjadi korban.
Anggaran yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat malah masuk ke kantong-kantong pribadi. Akibatnya, terjadi
ketimpangan sosial yang parah.
Di beberapa negara yang dipimpin oleh
rezim yang korup, jurang antara si kaya dan si miskin semakin lebar. Rakyat
miskin semakin terpuruk, sementara segelintir elit hidup dalam kemewahan.
Keempat, Kehancuran Negara
Negara yang dipimpin oleh pemimpin yang
tidak jujur akan mengalami kehancuran moral, ekonomi, dan politik. Sejarah
mencatat banyak kerajaan dan negara yang runtuh karena para pemimpinnya
mengkhianati amanah dan bertindak tidak jujur.
Dalam sejarah Islam, Khalifah Umar bin
Abdul Aziz adalah contoh pemimpin yang jujur dan adil. Dalam masa
kepemimpinannya yang singkat, kejujurannya berhasil mengangkat derajat umat
Islam hingga mencapai kesejahteraan luar biasa. Sebaliknya, banyak khalifah
yang zalim dan tidak jujur berakhir dengan kehancuran pemerintahan mereka.
Rasulullah ﷺ telah memperingatkan dalam
sebuah hadis:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً،
يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ
الْجَنَّةَ
"Tidaklah seorang hamba yang diberi
amanah oleh Allah untuk memimpin rakyat, kemudian ia mati dalam keadaan menipu
rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan baginya surga." (HR. Bukhari dan
Muslim)
Hadis ini menjadi peringatan keras bagi
para pemimpin agar selalu berpegang teguh pada kejujuran.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Dari penjelasan ini, kita bisa memahami
bahwa kejujuran dalam kepemimpinan adalah kunci utama kesejahteraan sebuah
bangsa. Tanpa kejujuran, kehancuran akan datang secara perlahan, merusak
kepercayaan, memperburuk ekonomi, dan menghancurkan moral rakyat.
Sebagai umat Islam, kita harus mendukung
dan mendoakan agar pemimpin-pemimpin kita senantiasa berada di jalan kejujuran.
Dan bagi kita yang kelak diberi amanah sebagai pemimpin, baik di lingkungan
kecil maupun besar, hendaklah kita selalu meneladani Rasulullah ﷺ yang memimpin
dengan kejujuran, keadilan, dan kasih sayang.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita semua
bagian dari orang-orang yang jujur, baik sebagai pemimpin maupun sebagai rakyat
yang mendukung kejujuran. Aamiin ya Rabbal 'Alamin.