Ketika Rasulullah Tersenyum Melihat Seorang Pendosa

“Wahai Rasulullah, seandainya aku mau, aku bisa membuat alasan agar engkau memaafkanku. Tapi aku tahu, jika aku berdusta sekarang, Allah pasti akan membongkarnya. Aku jujur, wahai Rasulullah. Aku tidak memiliki alasan apa pun. Aku hanya lalai dan menunda-nunda hingga akhirnya aku tertinggal.”



-----

PEDOMAN KARYA

Ahad, 02 Maret 2025

 

Kultum Ramadhan 2:

 

Ketika Rasulullah Tersenyum Melihat Seorang Pendosa

 

Oleh: Furqan Mawardi

(Muballigh Akar Rumput)

 

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Wassalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Hari ini, saya ingin berbagi sebuah kisah yang sangat menyentuh hati. Sebuah kisah yang menggambarkan betapa luasnya rahmat Allah dan betapa lembutnya akhlak Rasulullah ﷺ dalam menyambut seorang pendosa yang ingin bertobat.

Di zaman Rasulullah ﷺ, ada seorang sahabat bernama Ka’ab bin Malik رضي الله عنه. Ia adalah seorang Muslim yang taat, tetapi pada suatu waktu ia melakukan kesalahan besar. Ia tidak ikut serta dalam Perang Tabuk tanpa alasan yang jelas. Saat itu, kaum Muslimin dipanggil untuk berjuang, tetapi Ka’ab memilih menunda-nunda, hingga akhirnya pasukan berangkat tanpa dirinya.

Setelah perang selesai, Rasulullah ﷺ kembali ke Madinah. Para sahabat yang tidak ikut serta mulai datang kepada Rasulullah untuk meminta maaf. Sebagian berdusta, mencari-cari alasan agar dimaafkan. Tetapi Ka’ab bin Malik berbeda. Ia datang kepada Rasulullah ﷺ dengan hati penuh penyesalan.

Ia berkata, “Wahai Rasulullah, seandainya aku mau, aku bisa membuat alasan agar engkau memaafkanku. Tapi aku tahu, jika aku berdusta sekarang, Allah pasti akan membongkarnya. Aku jujur, wahai Rasulullah. Aku tidak memiliki alasan apa pun. Aku hanya lalai dan menunda-nunda hingga akhirnya aku tertinggal.”

Mendengar kejujuran itu, Rasulullah ﷺ tidak langsung memaafkan. Wajah beliau penuh kasih, tetapi beliau hanya berkata, “Tunggulah keputusan Allah.”

Hari demi hari berlalu. Ka’ab bin Malik mengalami ujian berat. Para sahabat menjauhinya, hingga ia merasa terasing di negerinya sendiri. Namun, ia tetap sabar dan bertahan dalam kejujurannya.

Setelah 50 hari dalam penantian, akhirnya turunlah ayat berikut:

لَقَد تَّابَ ٱللَّهُ عَلَى ٱلنَّبِىِّ وَٱلْمُهَـٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُ فِى سَاعَةِ ٱلْعُسْرَةِ مِنۢ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍۢ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّهُۥ بِهِمْ رَءُوفٌۭ رَّحِيمٌۭ

“Sungguh, Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Anshar yang mengikutinya dalam masa kesulitan setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada mereka.” (QS. At-Taubah: 117)

Saat mendengar kabar gembira ini, Rasulullah ﷺ tersenyum lebar. Senyuman yang penuh kebahagiaan melihat seorang pendosa yang kembali kepada Allah. Senyuman yang menjadi bukti bahwa Allah lebih mencintai orang yang bertobat dibandingkan dosa yang telah ia lakukan.

Pelajaran dari Kisah Ini

Hadirin yang dirahmati Allah,

Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini?

1.         Jangan pernah menunda taubat. Kita tidak tahu kapan ajal menjemput.

2.         Kejujuran dalam bertobat lebih baik daripada mencari alasan.

3.         Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih. Tidak peduli seberapa besar dosa kita, jika kita kembali dengan hati yang tulus, Allah akan menerima kita. Rasulullah ﷺ bersabda:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertobat.” (HR. Tirmidzi, no. 2499)

Maka jangan putus asa! Sebesar apa pun dosa kita, pintu tobat selalu terbuka. Yang penting, kita mau kembali kepada Allah dengan hati yang ikhlas.

Sebelum saya mengakhiri kultum saya, ijinkan saya menyampaikan sebuah pantun:

Bunga mawar di taman indah,

Harum mewangi di pagi hari.

Jika salah cepatlah berserah,

Tobatlah kini sebelum mati.

Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang selalu kembali kepada Allah dengan hati yang bersih dan penuh keikhlasan. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama