![]() |
"Iye', natinggalkanmaki' bulan Ramadhan. Lama ditunggu, terus satu bulanki' sama-sama, sekarang pergimi lagi," timpal Daeng Tompo'. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA) |
-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 31 Maret 2025
Obrolan Daeng Tompo' dan Daeng Nappa':
Pergi mi Bulan Ramadhan
"Pergimi bulan Ramadhan," kata Daeng Nappa' kepada Daeng Tompo' saat ngopi malam di teras rumah Daeng Nappa' pada malam takbiran Idul Fitri.
"Iye', natinggalkanmaki' bulan Ramadhan. Lama ditunggu, terus satu bulanki' sama-sama, sekarang pergimi lagi," timpal Daeng Tompo'.
"Normalmi lagi pahala amal ibadah ta'," kata Daeng Nappa'.
"Iye', pada bulan Ramadhan setiap amalan ibadah yang kita lakukan, dilipatgandalan pahalanya, tapi di luar bulan Ramadhan, pahala amalan ibadah kita menjadi normal kembali, tidak dilipatgandakan lagi," timpal Daeng Tompo'.
"Tahun depan pi lagi kalau panjang umurki, kita ketemu dengan bulan Ramadhan," kata Daeng Nappa'.
"Iye', semoga kita masih diberi waktu," ujar Daeng Tompo'.
"Bagaimana tarwih ta' tahun ini, tidak pernahjaki' absen?" tanya Daeng Nappa'.
"Aih, tidak lengkap belah. Empat malam ka' tidak tarwih. Dua kuganti ji dengan shalat tahajjud, tapi dua tarwih tidak sempat kuganti," jawab Daeng Tompo'.
"Berapa kaliki' khatam bacaan Qur'an ta'?" tanya Daeng Nappa'.
"Aih, satu kalipun tidak. Tidak khatamka' belah. Sampai juz 23 ji bacaan ku'," jawab Daeng Tompo'.
"Berarti menurunki itu di'?" tanya Daeng Nappa'.
"Iye', menurun sekali, terlalu banyak kesibukan belah. Kalau kita' bagaimana?" Daeng Tompo' balik bertanya.
"Aih, samajaki'. Menurun juga," jawab Daeng Nappa' sambil tersenyum getir. (asnawin)
Senin, 31 Maret 2025.