Ramadhan di Era Digital: Menjaga Keikhlasan di Tengah Godaan Dunia Maya

Teknologi informasi berkembang pesat, dan hampir setiap aktivitas kita tidak lepas dari perangkat elektronik, media sosial, dan dunia maya. Di balik kemajuan ini, ada godaan yang sangat besar bagi kita sebagai umat Islam, terutama saat kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

 

------

PEDOMAN KARYA

Selasa, 04 Maret 2025

 

Kultum Ramadhan 4:

 

Ramadhan di Era Digital: Menjaga Keikhlasan di Tengah Godaan Dunia Maya

 

Oleh: Furqan Mawardi

(Muballigh Akar Rumput)

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah memberikan kita kesempatan untuk bertemu dengan bulan yang penuh berkah ini, bulan Ramadhan.

Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjalani ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Salawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa memberi teladan dalam segala aspek kehidupan kita.

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Di zaman sekarang, kita hidup dalam dunia yang serba digital. Teknologi informasi berkembang pesat, dan hampir setiap aktivitas kita tidak lepas dari perangkat elektronik, media sosial, dan dunia maya. Di balik kemajuan ini, ada godaan yang sangat besar bagi kita sebagai umat Islam, terutama saat kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Godaan dunia maya baik itu media sosial, berita yang tak terbatas, atau konten yang mengalir tanpa henti, seringkali membuat kita teralihkan dari tujuan utama Ramadhan, yaitu meningkatkan kualitas ibadah dan menjaga keikhlasan hati.

Tidak jarang kita melihat orang yang sibuk mengupdate status atau berbagi gambar dan video, tanpa mempertimbangkan apakah itu bermanfaat bagi dirinya atau orang lain, atau malah merusak tujuan ibadahnya.

Namun, Allah mengingatkan kita dalam Al-Qur'an untuk menjaga niat kita dalam setiap amal perbuatan, terutama di bulan yang penuh rahmat ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surah Al-Bayyinah ayat 5:

 

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

 

Wa mā umirū illā liya‘budullāha mukhliṣīna lahud-dīna ḥunafā’a wa yuqīmūṣ-ṣalāta wa yu’tūz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah.

“Padahal mereka hanya diperintahkan untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan agar mereka mendirikan salat serta menunaikan zakat; dan itulah agama yang lurus.”

Saudaraku, dalam ayat ini Allah menekankan pentingnya keikhlasan dalam beribadah. Dalam setiap amal yang kita lakukan, baik itu ibadah yang bersifat vertikal seperti shalat dan puasa, maupun ibadah yang bersifat horizontal seperti berbagi dengan sesama, semuanya harus dilandasi dengan keikhlasan hanya karena Allah, bukan untuk memperoleh pujian atau pengakuan di dunia maya.

Ramadhan adalah waktu yang sangat tepat untuk kita mengingatkan diri kita tentang hal ini. Keikhlasan menjadi kunci utama untuk menghindari perangkap dunia maya yang kadang mengarah kepada riya', berupa perbuatan yang dilakukan untuk dipuji orang lain.

Puasa mengajarkan kita untuk menahan hawa nafsu, termasuk nafsu untuk mendapatkan perhatian duniawi. Ketika kita berpuasa, kita melakukan ibadah yang tidak terlihat oleh orang lain, hanya kita dan Allah yang tahu, ini adalah bentuk latihan keikhlasan yang luar biasa.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:

إِنَّمَا ٱلْأَعْمَالُ بِٱلنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مَا نَوَىٰ

“Innamā al-a'mālu binniyāti wa innamā likulli imri'in mā nawā.”

“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa amal perbuatan kita sangat tergantung pada niat kita. Bila niat kita untuk mencari ridha Allah, maka ibadah kita akan diterima. Namun, jika niat kita hanya untuk mendapatkan pengakuan atau popularitas di dunia maya, maka ibadah kita bisa jadi tidak bernilai di hadapan Allah.

Saudaraku yang berbahagia,

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, mari kita refleksikan niat kita. Apakah kita berpuasa karena Allah semata, ataukah ada tujuan lain, seperti untuk mendapatkan pujian atau perhatian orang lain?

Di dunia digital yang penuh dengan gangguan ini, kita perlu terus mengingatkan diri kita untuk menjaga keikhlasan dalam segala hal, termasuk dalam aktivitas di media sosial. Jangan sampai kita tergoda untuk "menjual" ibadah kita demi popularitas.

Salah satu cara untuk menjaga keikhlasan di dunia maya adalah dengan memperbanyak amal yang tidak terlihat oleh orang lain, seperti memperbanyak doa, dzikir, dan amal shalih yang hanya diketahui oleh kita dan Allah. Jangan biarkan setiap amal kita menjadi sarana untuk memperoleh perhatian orang lain, tetapi jadikanlah setiap amal sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allah semata.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surah Al-Isra' ayat 19:

 

وَمَنْ أَرَادَ ٱلْءَاخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُو۟لَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًۭا

Wa man yurid ākhirata wa sa'ā laha sa'yahā wahuwa mū’minun fa ulā'ika kāna sa'yuhum mashkūran.

“Dan siapa yang menginginkan kehidupan akhirat dan berusaha untuk mencapainya dengan amal yang sesuai, sedangkan dia beriman, maka mereka itu adalah orang-orang yang amalannya akan diterima dan diberi balasan yang baik.” (QS. Al-Isra: 19)

Saudaraku, mari kita menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk memperbaiki niat kita dalam segala amal perbuatan, terutama di dunia maya. Jika kita ingin berbuat baik atau berbagi kebaikan, lakukanlah dengan niat karena Allah, bukan untuk mendapatkan pengakuan atau popularitas.

Semoga dengan menjaga keikhlasan di dunia maya, kita bisa menjalani puasa dengan lebih sempurna dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk tetap istiqamah dalam menjaga niat dan ibadah kita selama bulan Ramadhan ini.aamiin

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama