Rektor Unismuh Makassar Rakhim Nanda Sebut Ambo Asse Penutur Ulung

BEDAH BUKU. Rektor Unismuh Makassar, Dr Abdul Rakhim Nanda (kedua dari kanan), tampil sebagai pembahas bedah buku “Ambo Asse, Sang Penegak Purifikasi, Pendorong Dinamisasi”, di Aula Pusdam Sulsel, Selasa, 25 Maret 2025. (Foto tangkapan layar di Youtube: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)

 

-------

Rabu, 26 Maret 2025

 

Rektor Unismuh Makassar Rakhim Nanda Sebut Ambo Asse Penutur Ulung

 

Bedah Buku: “Ambo Asse, Sang Penegak Purifikasi, Pendorong Dinamisasi”

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Ambo Asse adalah seorang akademisi dan organisatoris yang sangat cakap dalam bertutur. Salah satu keunikannya adalah ketika berdiri di atas mimbar atau mimbar publik, ia bisa bercerita banyak hal dengan durasi yang lama namun tetap sistematis.

“Prof Ambo Asse bisa sampai ke titik itu karena kaya pengalaman dan spesialisasi bidang studi. Hal itulah yang dielaborasi sehingga beliau layak disebut sebagai penutur ulung,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Abdul Rakhim Nanda, saat tampil sebagai pembahas bedah buku “Ambo Asse, Sang Penegak Purifikasi, Pendorong Dinamisasi”, di Aula Pusdam Sulsel, Selasa, 25 Maret 2025.

Rakhim Nanda yang empat tahun menjabat Wakil Rektor I di masa kepemimpinan Ambo Asse sebagai Rektor Unismuh Makassar (Periode 2020-2024) mengaku kerap mendapati Ambo Asse merasa kesulitan ketika didaulat menjadi pembicara namun waktu yang diberikan kepada beliau hanya berdurasi belasan menit.

“Ambo Asse kekeh memilih jalannya dalam menempuh studi. Beliau ini terkadang berkomentar dan susah menerima kalau hanya diberi kesempatan bicara beberapa menit, karena tidak akan sampai pada kesimpulan. Saya selama bersama beliau, saya lebih banyak mencatat poin-poin penyampaian beliau ketimbang mencatat ide diri saya sendiri,” tutur Rakhim disambut tawa hadirin.

Tak hanya itu, hal unik lain yang dimiliki Ambo Asse adalah ketelatenannya dalam melakoni bidang studi Ilmu Hadits, sehingga beliau menjadi akademisi yang unggul pada disiplin ilmunya.

“Di ruangan ini, kalau ada yang bertanya kepada beliau tentang syariat sebagaimana Muhammadiyah, tidak akan ada yang lolos, pasti ada semua jawabannya,” kata Rakhim Nanda sambil tersenyum.

Saat diberi kesempatan bicara, Prof Ambo Asse menanggapi pernyataan Rakhim Nanda dengan menceritakan salah satu pengalamannya yang terjadi pada suatu acara halal bihalal sesudah lebaran Idul Fitri.

“Suatu ketika saya pernah menghadiri halal bihalal. Saya sudah duduk lama. Ketika saya mau naik ke mimbar, saya dibisik sama panitia. Panitia bilang bicara lima menit saja. Subhanallah! Apa yang mau saya sampaikan dalam lima menit. Makanya sekarang kalau ada undangan, saya konfirmasi, berapa lama saya harus bicara. Kenapa harus begitu? Karena kita ingin menyampaikan hal-hal yang bermakna, dan itu tidak bisa jika waktunya sangat singkat,” kata Ambo Asse.

Bedah buku “Ambo Asse, Sang Penegak Purifikasi, Pendorong Dinamisasi” diadakan oleh Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan (Sulsel).

Tampil sebagai pembedah Abdul Rakhim Nanda, Dr Ashabul Kahfi (Anggota DPR RI / mantan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel), Dr Andi Afdal Abdullah (Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan), serta pengantar oleh Ketua MPI Muhammadiyah Sulsel, Hadisaputra, yang juga salah satu dari dua penulis buku itu (penulis lainnya adalah Eka Damayanti).

Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan, Andi Afdal Abdullah, dalam pembahasannya mengatakan, salah satu hal menarik dan membuatnya terkesan dalam buku Ambo Asse itu adalah bagian testimoni istrinya.

“Di dalam buku ini ada testimoni dari istri Prof Ambo Asse. Testimoninya, ‘kalau ada yang berkata macam-macam tentang kita, tapi tidak sesuai fakta, tidak perlu direspons’. Jadi salah satu alasan kita bisa bertahan adalah tidak harus peduli terhadap hal-hal yang tidak begitu penting,” kata Afdal.

Anggota DPR RI / mantan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Ashabul Kahfi, menceritakan pengalamannya di beberapa momen dan mendapati Ambo Asse sebagai sosok yang tegas dan teguh pendirian jika telah mengambil keputusan.

“Saya mengingat bahwa beliau ini sangat kokoh dengan pendirian. Kalau sudah berpendapat, pokoknya tidak akan tumbang. Ini sangat jarang dimiliki oleh orang di Muhammadiyah,” kata Kahfi. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama