Saat Do’a Terasa Lama Dikabulkan

Kesabaran adalah bentuk tawakkal tertinggi. Nabi Ayyub tidak pernah putus asa dalam berdo’a, tetapi ia juga tidak mendikte Allah tentang kapan harus mengabulkannya. Ia menyerahkan semuanya dengan penuh rasa keikhlasan. (int)

 

-----

PEDOMAN KARYA

Selasa, 18 Maret 2025

 

Kultum Ramadhan:

 

Saat Do’a Terasa Lama Dikabulkan

 

(Belajar dari Kisah Nabi Ayyub - 2)

 

Oleh: Furqan Mawardi

(Muballigh Akar Rumput)

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Pernahkah kita merasa do’a-do’a kita tak kunjung dikabulkan? Kita sudah berdo’a siang dan malam, menangis dalam sujud, tapi jawaban dari Allah terasa begitu jauh. Hati mulai gelisah, kesabaran semakin menipis, dan keraguan mulai menyelinap. Namun, tahukah kita bahwa Allah menguji hamba-hamba-Nya yang dicintai dengan penundaan do’a, agar mereka semakin dekat dan bergantung hanya kepada-Nya?

Hari ini, kita akan belajar dari kisah seorang Nabi yang do’anya tidak langsung dikabulkan, namun ia tetap teguh dalam tawakalnya. Beliau adalah Nabi Ayyub, seorang hamba yang diuji dengan penderitaan bertahun-tahun, tetapi tak pernah sekalipun goyah dalam keyakinannya kepada Allah.

Nabi Ayyub awalnya adalah seorang saudagar yang kaya raya, memiliki banyak harta, keluarga yang bahagia, dan tubuh yang sehat serta prima. Namun, ujian itu datang. Satu per satu hartanya musnah, anak-anaknya meninggal dunia, dan penyakit ganas menggerogoti tubuhnya yang setiap orang yang melihat akan merasa jijik, hingga membuatnya dijauhi oleh masyarakat.

Allah SWT berfirman:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdo’a kepada Tuhannya: ‘(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS. Al-Anbiya: 83)

Betapa lembutnya do’a Nabi Ayyub! Di tengah penderitaannya, ia tidak marah, tidak mengeluh, tidak menyalahkan takdir. Ia hanya mengadu kepada Allah dengan penuh ketundukan, menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada kehendak-Nya.

Jamaah yang dicintai oleh Allah,

Berapa sering kita mengeluh saat do’a kita belum dikabulkan? Kadang kita merasa telah cukup beribadah, sudah banyak berdo’a, tetapi jawaban yang kita tunggu tak kunjung datang. Kita lupa bahwa Allah punya rencana yang lebih besar, lebih indah, dan lebih baik daripada apa yang kita harapkan.

Bertahun-tahun Nabi Ayyub AS menanggung penderitaan, tetapi tidak ada keluhan yang keluar dari lisannya. Ia yakin, jika Allah belum mengangkat penyakitnya, berarti ada hikmah besar di balik itu.

Rasulullah SAW bersabda:

مَا أَعْطَى اللَّهُ أَحَدًا مِنْ عَطَاءٍ أَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ

“Tidak ada pemberian yang lebih luas dari Allah selain kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesabaran adalah bentuk tawakkal tertinggi. Nabi Ayyub tidak pernah putus asa dalam berdo’a, tetapi ia juga tidak mendikte Allah tentang kapan harus mengabulkannya. Ia menyerahkan semuanya dengan penuh rasa keikhlasan.

Jamaah sekalian,

Tawakkal bukan berarti pasrah tanpa usaha. Tawakkal adalah meyakini bahwa Allah akan memberikan yang terbaik, meski kita belum melihat hasilnya saat ini.

Kemudian, setelah bertahun-tahun sabar dan tawakal, tibalah saatnya Allah menjawab do’a-do’a Nabi Ayyub AS. Allah berfirman kepadanya:

ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌۭ بَارِدٌۭ وَشَرَابٌ

“Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.” (QS. Shad: 42)

Begitu Nabi Ayyub mematuhi perintah Allah, tiba-tiba air segar muncul dari tanah. Air itu menjadi obat yang menyembuhkan seluruh penyakitnya. Dalam sekejap, tubuhnya pulih, kekayaannya dikembalikan, dan keluarganya diberikan kebahagiaan.

Allah SWT berfirman:

وَءَاتَيْنَٰهُ أَهْلَهُۥ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةًۭ مِّنْ عِندِنَا وَذِكْرَىٰ لِأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

“Dan Kami anugerahkan kembali kepada dia (Ayyub) keluarganya, dan Kami lipatgandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir.” (QS. Shad: 43)

Subhanallah! Betapa indahnya janji Allah bagi orang-orang yang bersabar dan bertawakal. Ketika do’a terasa lama dikabulkan, bukan berarti Allah tidak mendengar. Tetapi Allah sedang mempersiapkan jawaban yang lebih indah dan lebih besar dari yang kita minta.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah,..

Dari kisah ini, kita dapat belajar beberapa hal penting:

1. Jangan pernah berhenti berdo’a. Nabi Ayyub tidak putus asa dalam berdo’a, meski bertahun-tahun belum ada jawaban.

2. Tawakkal adalah kunci kebahagiaan. Serahkan segalanya kepada Allah, jangan mendikte kapan do’a harus dikabulkan.

3. Allah tidak pernah mengabaikan hamba-Nya. Do’a yang belum dijawab bukan berarti diabaikan, tapi sedang disimpan untuk waktu terbaik.

4. Setiap ujian pasti ada akhirnya. Allah tidak akan membiarkan kita selamanya dalam kesulitan.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Jika hari ini kita merasa do’a kita belum dikabulkan, bersabarlah. Yakinlah bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Mengasihi, dan Maha Bijaksana dalam menetapkan waktu yang terbaik. Jangan pernah putus asa dalam berdo’a, karena do’a adalah bukti ketergantungan kita kepada-Nya.

Sebagai penutup, marilah kita panjatkan do’a:

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الصَّابِرِينَ، وَارْزُقْنَا تَوَكُّلًا صَحِيحًا عَلَيْكَ، وَاجْعَلْ دُعَاءَنَا مُسْتَجَابًا وَمُبَارَكًا، وَثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ. آمِين يَا رَبَّ العَالَمِينَ.

“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang shabar, anugerahkan kepada kami tawakal yang benar kepada-Mu, kabulkan dan berkahilah do’a-do’a kami, serta teguhkanlah hati kami dalam ketaatan kepada-Mu. Aamiin, ya Rabbal ‘alamin.”

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama