Tidak Puasa ka' Ustadz

"Orang itu bilang, kalau dia puasa, maka dia tidak bisa bekerja. Dia hanya kuli bangunan dan kalau tidak ada pekerjaan, dia menjadi kuli kasar di pelabuhan. Kalau dia tidak bekerja, maka istri dan tiga anaknya terpaksa bekerja harian seperti dirinya supaya dapur tetap bisa menyala, dan hampir pasti, mereka pun tidak bisa berpuasa kalau bekerja. Maka dia melarang istri dan tiga anaknya supaya mereka bisa berpuasa. Dan dia pun terpaksa berbohong kepada istri dan anak-anaknya, bahwa dia juga berpuasa dan kuat berpuasa meskipun sedang bekerja," tutur Daeng Tompo'. (int)


-----

PEDOMAN KARYA 

Ahad, 23 Maret 2025


Obrolan Daeng Tompo' dan Daeng Nappa':


Tidak Puasa ka' Ustadz


"Ada teman ustadz, punya pengalaman menarik," kata Daeng Tompo' kepada Daeng Nappa' saat ngobrol pagi di teras belakang rumah Daeng Tompo'.

"Apa pengalamannya?" tanya Daeng Nappa'.

"Suatu hari di bulan Ramadhan, teman ustadz ini khutbah Jumat di sebuah masjid dekat pelabuhan. Selesai Jumatan, dia siap-siap pulang. Tiba-tiba dia didekati oleh seorang laki-laki paruh baya. Laki-laki itu mengatakan ingin menanyakan sesuatu kepada ustadz," tutur Daeng Tompo'.

"Apa pertanyaannya?" tanya Daeng Nappa'.

"Laki-laki paruh baya itu mengatakan, 'Tidak puasa ka' ustadz', padahal ia beragama Islam, sehat dan kuat. Teman ustadz bertanya, 'Kenapa tidak puasa?'. Orang itu bilang, kalau dia puasa, maka empat orang di rumahnya tidak puasa, tapi kalau dia tidak puasa, maka empat orang di rumahnya puasa," kata Daeng Tompo'.

"Bagaimana maksudnya?" tanya Daeng Nappa'.

"Orang itu bilang, kalau dia puasa, maka dia tidak bisa bekerja. Dia hanya kuli bangunan dan kalau tidak ada pekerjaan, dia menjadi kuli kasar di pelabuhan. Kalau dia tidak bekerja, maka istri dan tiga anaknya terpaksa bekerja harian seperti dirinya supaya dapur tetap bisa menyala, dan hampir pasti, mereka pun tidak bisa berpuasa kalau bekerja. Maka dia melarang istri dan tiga anaknya supaya mereka bisa berpuasa. Dan dia pun terpaksa berbohong kepada istri dan anak-anaknya, bahwa dia juga berpuasa dan kuat berpuasa meskipun sedang bekerja," tutur Daeng Tompo'.

"Luar biasa pengorbanannya untuk keluarga," ujar Daeng Nappa'.

"Teman ustadz tersenyum dan mengeluarkan amplop dari kantong jasnya yang baru dia terima dari pengurus masjid, kemudian memberikannya kepada orang itu. Teman ustadz bilang, ambil ini uang, bawa pulang dan mulai besok berpuasalah. Teman ustadz juga bilang, setelah lebaran nanti, gantilah puasa yang kamu tinggalkan di bulan Ramadhan ini," tutur Daeng Tompo'.

"Luar biasa juga ustadz teman ta' itu," ujar Daeng Nappa'.

"Ya, begitulah," kata Daeng Tompo'. (asnawin)


Ahad, 23 Maret 2025.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama