Dulu, Pemimpin Negara Blusukan Diam-diam

“Berbeda mi memang pemimpin sekarang. Semua serba diekspos di media, dibuatkan konten video dan disebar di medsos, tapi mungkin baik ji maksudnya, bukan ji untuk pencitraan,” kata Daeng Nappa’.   

 

------

PEDOMAN KARYA

Jumat, 18 April 2025

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

Dulu, Pemimpin Negara Blusukan Diam-diam

 

“Berbeda mi pemimpin negara yang dulu dengan pemimpin negara sekarang,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Nappa’.

“Pasti beda. Lain dulu lain sekarang,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

Daeng Tompo’ ikut tersenyum dan kemudian melanjutkan, “Maksudku, dulu, pemimpin negara blusukan secara diam-diam. Tidak ada yang beritakan. Tidak ada yang tahu, kecuali satu orang pengawal yang menemani.”

“Karena dulu memang belum ada media, belum ada koran, belum ada radio, belum ada televisi, apalagi internet,” kata Daeng Nappa’ lagi-lagi sambil tersenyum.

Daeng Tompo’ juga lagi-lagi ikut tersenyum, dan menimpali dengan mengatakan, “Dan juga belum ada TikTok, belum ada Instagram, belum ada Facebook, belum ada WA (WhatsApp), dan belum ada konten kreator.”

“Nah,” kata Daeng Nappa’ dan keduanya pun tertawa.

“Sekarang malah ada kepala daerah yang terkenal karena selalu blusukan dan rajin bikin konten video saat blusukan,” kata Daeng Tompo’.

“Dulu, seandainya sudah ada media sosial, mungkin juga banyak pemimpin negara, gubernur, walikota, dan bupati yang bikin konten video saat blusukan,” ujar Daeng Nappa’.

“Mungkin juga, tapi pemimpin dulu, apalagi di zaman khalifah di Madinah, mereka blusukan secara diam-diam dan memang tidak diketahui orang. Khalifah Umar bin Khattab misalnya, beliau rajin blusukan pada malam hari, secara diam-diam, untuk mengetahui keadaan rakyatnya dan memberi bantuan bila ada di antara rakyatnya yang butuh bantuan, dan bantuan itu diberikan secara diam-diam, sehingga rakyat yang mendapat bantuan pun kadang-kadang tidak tahu bahwa bantuan itu dari khalifah,” tutur Daeng Tompo’.

“Berbeda mi memang pemimpin sekarang. Semua serba diekspos di media, dibuatkan konten video dan disebar di medsos, tapi mungkin baik ji maksudnya, bukan ji untuk pencitraan,” kata Daeng Nappa’.

“Semoga begitu,” ujar Daeng Tompo’ seraya menyeruput kopi pahitnya. (asnawin)

 

Jumat, 18 April 2025

......

Keterangan:

Berbeda mi = Sudah berbeda

baik ji = baik saja

bukan ji = bukan hanya


......

Obrolan sebelumnya: 

Dulu Ijazahnya Dibilang Asli, Sekarang Dibilang Hilang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama