-----
Rabu, 09 April 2025
Puluhan Pamhut Amankan
Kawasan Hutan di Bontobahari Bulukumba
BULUKUMBA, (PEDOMAN KARYA). Setelah
melalui serangkaian tahapan seleksi, sebanyak 30 Tenaga Pengamanan Hutan
(Pamhut) resmi memulai tugas mereka dalam menjaga dan mengamankan kawasan Taman
Hutan Raya (Tahura) Bontobahari.
Sebagai langkah awal, Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Bulukumba menggelar pertemuan perdana
bersama seluruh Pamhut, di pelataran lantai dasar Masjid
Islamic Centre Dato Tiro, Jalan Sultan Hasanuddin, Bulukumba, Selasa, 08 April
2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Bidang
Kehutanan dan Pelestarian Lingkungan Rahmat Lallo, Fungsional Pengendali
Ekosistem Hutan Syamsul Anwar Baso dan Fitriana Djafar, serta Polisi Kehutanan
Kaharuddin dan Riswandi.
Kepala Dinas DLHK, Rahmat Lallo, dalam
arahannya menekankan pentingnya penyusunan rencana kerja sebagai landasan dalam
pelaksanaan tugas pengamanan hutan. Rencana kerja tersebut diharapkan tersusun
baik secara individu maupun dalam format kelompok atau regu. Selain itu, ia
juga menekankan pentingnya strategi pengamanan yang disesuaikan dengan kondisi
di lapangan.
“Pengamanan hutan tidak cukup hanya dengan
kehadiran, namun juga memerlukan perencanaan dan pendekatan yang matang,”
ungkap Rahmat.
Sebagai informasi, Tahura Bontobahari
memiliki luas 3.475 hektare dan telah terbentuk tiga Kelompok Tani Hutan (KTH)
sejak 2017, yakni KTH Tonyampa, KTH Kadieng, dan KTH Boronglohea, yang dibina
langsung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kaharuddin, selaku Polisi Kehutanan,
menambahkan, setiap petugas pengamanan perlu memiliki rencana kerja yang
terstruktur, baik mingguan, bulanan, maupun tahunan, sebagai pedoman kerja. Ia
juga menekankan pentingnya menanamkan jiwa korsa atau semangat kebersamaan dan
solidaritas di kalangan rimbawan.
“Jiwa korsa harus menjadi landasan dalam
bertugas. Kita bukan hanya menjaga hutan, tapi juga menjaga semangat
persaudaraan dalam tugas kehutanan,” ujar Kaharuddin.
Turut berbagi pengalaman, Syamsul Anwar
Baso yang berpengalaman dalam pemberdayaan masyarakat melalui Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), menyampaikan pentingnya pendekatan sosial yang
efektif. Ia menjelaskan bahwa petugas harus memosisikan masyarakat sebagai
mitra, bukan sebagai lawan.
“Anggap masyarakat sebagai teman.
Berbaurlah, jangan merasa lebih tinggi, dan cobalah merasakan apa yang mereka
rasakan. Dengan begitu, informasi dan dukungan akan lebih mudah didapatkan,”
jelas Syamsul.
Dalam sesi diskusi, muncul sejumlah
masukan dari para Pamhut. Salah satunya adalah usulan pembangunan basecamp di
dalam kawasan Tahura sebagai tempat istirahat. Selain itu, beberapa peserta
juga mempertanyakan sistem rotasi atau jadwal pengamanan hutan.
Menanggapi hal tersebut, Rahmat Lallo dan
Syamsul Anwar menyampaikan bahwa ke depannya akan dibentuk tim patroli secara
bergantian ataupun secara serentak sesuai kebutuhan di lapangan. Mekanisme ini
akan dirancang untuk memastikan efektivitas pengamanan hutan sekaligus menjaga
kesehatan dan semangat kerja para petugas.
Pertemuan ini ditutup dengan sesi salaman sebagai bentuk penguatan semangat kebersamaan antara para Pamhut dan jajaran pegawai DLHK Kabupaten Bulukumba, khususnya Bidang Kehutanan dan Pelestarian Lingkungan. (dar)